Menghadiri Rapat Percepatan Revitalisasi PPN Brondong secara daring, Jumat (31/5) di Command Center, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyatakan, Pemkab Lamongan sudah secara aktif mengawal perkembangan program revitalisasi tersebut demi membantu kesejahteraan nelayan. Dipimpin Asdep Penanganan Kemiskinan Kemenko PMK, Katiman, rapat yang diikuti oleh perwakilan Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan Perikanan, Pelindo, Perhutani, dan instansi terkait lainnya ini membahas progres terkini sekaligus langkah selanjutnya dalam rangka percepatan revitalisasi PPN Brondong.
“Pada prinsipnya kami terus memantau terhadap yang dikerjakan di Pantura sebagai tindak lanjut kunjungan Menko PMK dan Menteri Perhubungan kemarin,” tutur Pak YES.
Rapat ini merupakan tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RTM) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, pada tanggal 30 Januari 2024. Melalui rapat ini, diharapkan pending issues dari pertemuan sebelumnya dapat dibahas dan ditentukan langkah selanjutnya.
Beberapa pending issues yang dibahas pada rapat ini di antaranya adalah pengerukan lumpur di Kolam Tambat Labuh, pengerukan lumpur di Kali Asinan, pembangunan waduk irigasi sawah dan waduk penampungan sedimentasi sungai, peningkatan kesejahteraan nelayan Brondong, ketersediaan jumlah cold storage, dan peninggian menara mercusuar.
Disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Heruwidi, selain pengerukan, juga dibutuhkan sapu ranjau pada Kali Asinan. Sebab, hal tersebut berpengaruh pada proses sandar kapal nelayan dan usaha kelautan.
“Pengerukan muara Kali Asinan akan dilaksanakan. Alhamdulillah peralatan dari Pelindo beberapa sudah datang. Butuh waktu sekitar 1,5 bulan. Di dalam Kali Asin banyak bangkai perahu, yang sudah lama dan tertimbun lumpur. Ini butuh partisipasi juga dari nelayan dan masyarakat kelurahan Blimbing dan Brondong, membantu mengangkat mempermudah bangkai tersebut,” ucap Heruwidi.
Selain pengerukan muara Kali Asin, Heruwidi juga menyoroti pentingnya revitalisasi menara mercusuar. Menurutnya, kondisi penerangan mercusuar perlu dibuat lebih representatif agar mempermudah nelayan yang hendak sandar.
“Lampu suar ini penting karena menjadi titik pandangan bagi nelayan Lamongan. Kalau memang sudah dipandang representatif dari sisi peninggian, berarti tidak usah diubah. Lampu warga yang mengganggu mercusuar juga akan kami tertibkan,” jelas Heruwidi.
Sementara itu, untuk pembangunan waduk, masih melalui proses perizinan kepada Perhutani karena sebagian besar wilayah yang dibangun merupakan tanah milik Perhutani. Pemkab Lamongan selanjutnya akan bersurat dan berkoordinasi dengan Kadiv Regional Jatim Perhutani terkait permohonan izin tersebut.
Hari Ini | 0 |
Kemarin | 0 |
Minggu Ini | 0 |
Minggu Lalu | 0 |
Bulan Ini | 0 |
Bulan Lalu | 0 |
Tahun Ini | 0 |
Semua | 0 |