BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN

Arsip Artikel

Sigap Tangani Banjir, Pemkab Lamongan dan Provinsi Jatim Gotong Royong Akan Bangun Pintu Air Sluis Kuro

Meluapnya air sungai bengawan jero membuat ratusan rumah di lima desa di Kecamatan Deket rumah terendam banjir. Hampir dua minggu lamanya, warga di bantaran sungai Bengawan Jero tidak dapat beraktifitas dengan maksimal. Berbagai upaya juga terus dilakukan, baik Pemerintah Kabupaten Lamongan maupun Provinsi Jawa Timur dengan sigap menangani banjir dengan terus mencari solusi terbaik agar masyarakat di bantaran sungai bisa terbebas dari bencana banjir ini. Mengunjugi warga yang terdampak bencana banjir di Dusun Pujut Desa Sidomulyo Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan, Jumat (24/2) sore, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai berdiskusi bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi beserta tim BBWS menyebut terdapat solusi penanganan banjir di Lamongan yakni dengan memperbarui pintu air Kuro. Menurut Khofifah, pembangun pintu air Kuro yang cukup signifikan ini membutuhkan dana sebesar Rp 65 Milyar. Nantinya biaya ini tidak hanya dibebankan pada Pemkab Lamongan, namun Pemprov Jatim juga bergotong royong, membantu membiayai penanganan banjir di Lamongan."Pintu Kuro menurut tim teknis cukup signifikan mengurangi luapan sungai. Kemudian kami bertanya, berapa tingkat efektivitas pengurangan dari luapan banjir disini jika pintu Kuro diselesaikan. Berapa anggarannya dan berapa lama pengerjannya. Nah ini tadi yang kita bahas dan di cocokkan dengan Pak Bupati Lamongan dan tim BBWS, bahwa kita butuh dana sekitar Rp 65 miliar. Dengan rincian ⅓ (sepertiga) dari Pemkab Lamongan dan ⅔ (dua pertiga) dari Pemprov Jatim. Setelah pulang dari sini saya akan mendetailkan kepada Sekda Provinsi Jatim agar penanganan ini lebih terukur. " tutur Khofifah. Upaya rekonstruksi secara gotong royong ini merupakan upaya solutif yang dilakukan Pemprov Jatim maupun Pemkab Lamongan yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menangani banjir. Meski demikian, sebelum merekonstruksi, terlebih dahulu Pemprov Jatim akan minta izin ke Kementerian PUPR sebagai pemilik kewenangan."Karena ini bagian dari kewenangan BBWS dibawah Kementerian PUPR. Jadi Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan akan bersama-sama menangani dengan terlebih dulu izin kepada Kementerian PUPR. Sebelumnya, kami juga sudah 3 tahun mengajukan supaya mendapatkan prioritas penanganan. Karena kalau banjir di Lamongan menggenang, genangannya bisa bulanan. Untuk itu kita cari titik yang paling signifikan untuk dilakukan proses rekonstruksinya," imbuh Khofifah.Khofifah berharap, pihak BBWS juga akan melakukan normalisasi. Sehingga jika normalisasi ini berseiring, Khofifah menyakini pembangunan pintu air Kuro akan menjadi solusi penanganan banjir di bantaran sungai Bengawan Jero Lamongan. Sementara itu, diterangkan Bupati Yes, pembangunan pintu air Kuro merupakan solusi yang diharapkan dapat memaksimalan penanganan banjir di Lamongan. "Kita sampaikan ada dua kunci untuk menangani banjir di Bengawan Jero yakni di pintu Sluis Kuro dan dam Tambak Ombo. Sekarang kita fokus di pintu air di Sluis Kuro. Kondisi pintu sudah lapuk dan kita sepakat untuk memperbarui dengan skema BTT dan gotong royong antara Pemerintah Kabupaten Lamongan maupun Pemprov Jatim. Sehingga ada kejelasan dengan datangnya Bu Gubernur," ucap Pak Yes. Selain melakukan diskusi, dalam kesempatan itu, Khofifah juga berdialog dengan warga korban banjir dan menyerahkan bantuan berupa 600 paket sembako, 60 paket sandang, 10 paket kebersihan keluarga, 2000 lembar glangsing, 15 lembar terpal, 8 karton popok bayi, 30 pcs jumbo bag dan 25 pcs tikar yang kemudian mengunjungi sluis kuro dengan didampingi Bupati Yes bersama jajaran Pemkab Lamongan.Sesuai data per tanggal 20 Februari 2023, kawasan yang terdampak banjir di Kecamatan Deket yakni di Desa Weduni sebanyak 262 rumah, Desa Tukkerto 275 rumah, Desa Sidomulyo 540 rumah, Desa Laladan 450 rumah, Desa Dinoyo 55 rumah dan Desa Babatagung 15 rumah.

Selengkapnya
Pemkab Lamongan Usulkan Penambahan Exit Tol Sukodadi-Paciran

Kabar akan dibangunnya jalan Tol Tuban-Babat-Lamongan-Gresik disambut banyak pihak. Melintasi tiga wilayah pantura, jalan bebas hambatan ini memiliki panjang kurang lebih 73 kilometer dengan 37,8 kilometer diantaranya melintasi Kabupaten Lamongan.Memiliki jalur terpanjang yang dilewati jalur Tol, Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam hal ini Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengusulkan adanya penambahan simpang susun/exit tol yang terhubung di ruas jalan Sukodadi-Paciran. Hal ini dilakukannya untuk mengakomodir dan menghubungkan jalan nasional arteri primer Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban dengan jalan nasional kolektor primer Lohgung – Sadang (Jalan Raya Daendels) serta merupakan akses menuju wisata ( Wisata Bahari Lamongan Dan Makam Sunan Drajat), Industri Pengolahan Hasil Perikanan, Tempat Pelelangan Ikan Brondong, Lamongan Shorebase, Pelabuhan ASDP, Industri Perkapalan dan masih banyak lainnya.  “Kami ada beberapa usulan dalam perencanaan pembangunan tol. Apalagi daerah kami sedang gencar-gencarnya tumbuh di bidang industri dan kami mempunyai potensi wisata yang sangat luar biasa terutama di wilayah utara. Untuk itu selain simpang susun di wilayah Babat dan Lamongan, Kami mengusulkan penambahan exit tol yang terhubung ke ruas jalan Sukodadi-Paciran untuk mendukung potensi yang kami miliki seperti surat usulan yang telah kami kirimkan sebelumnya,” ucap Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam Rapat Pembahasan Tindak Lanjut Proyek KPBU Jalan Tol Tuban-Babat-Lamongan-Gresik yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR secara zoom meeting di Ruang Command Center, Jumat (17/2).Dalam diskusi bersama Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Reni Ahiantini dan tim proyek Tol, Pak Yes juga mengusulkan pergeseran akses simpang susun yang semula berada di Desa Kebalandono/Datinawong untuk digeser ke arah Babat tepatnya di Desa Plaosan. Hal ini dikarenakan area tersebut terkoneksi langsung dengan jalan arteri primer nasional (Surabaya-Lamongan-Widang-Tuban) dan jalan provinsi Babat-Jombang. Sehingga pembangunan Tol yang melintasi Lamongan semakin meningkatkan akselerasi perekonomian di Lamongan.  Menanggapi hal tersebut, anggota tim proyek pembangunan Tol Rudyanto mengungkapkan, penambahan exit tol seperti yang diusulkan Pemkab Lamongan bisa direalisasikan sementara usulan pergeseran simpang susun belum bisa direalisasikan dengan beberapa pertimbangan terkait demografi wilayah.“Untuk pergeseran simpang susun ke wilayah Plaosan ini mengalami banyak pertimbangan, dengan mempertimbangkan hal-hal teknis dan juga biaya konstruksi, rencana Simpang Susun Babat tetap didesain pada posisi yang sudah ada,” terang Rudyanto.Hadir pula dalam rapat tersebut, Kadis PU Bina Marga Lamongan Sujarwo, Kepala Bappelitbangda Suyatmoko, Kadis DLH Andhy Kurniawan serta Kadishub Lamongan Heru Widi. 

Selengkapnya
Semarakkan Puncak 1 Abad NU, 11 Ribu Nahdliyin Lamongan Berangkat Ke Sidoarjo

Sebanyak 11.419 ribu warga Nahdlatul Ulama se-Kabupaten Lamongan mulai bergerak ke Stadion Delta Sidoarjo untuk menjadi bagian dalam puncak peringatan 1 Abad NU yang akan diselenggarakan tepat pada tanggal 16 Rajab 1444 Hijriyah atau hari Selasa, 7 Februari 2023 pukul 12 nanti malam. Menggunakan armada bus, minibus, serta kendaraan pribadi, 1.500 rombongan jamaah yang berasal dari MWC NU Kecamatan Lamongan, Deket, Tikung dan Kembangbahu ini diberangkatkan secara langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Senin (6/2) sore di depan Pendopo Lokatanta. Bahkan demi keamanan dan keselamatan para jamaah, pemberangkatan rombongan mendapat pengawalan secara ketat oleh polisi. "Kita berangkatkan 11.419 orang jamaah Nahdliyin untuk menjadi bagian dari puncak peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo yang akan melakukan doa bersama dan berkhidmat atas 1 abad NU. Atas nama Pemerintah Kabupaten Lamongan Saya mengucapkan selamat dan sukses. Karena momentum ini adalah momen kita semua untuk terus menguatkan peran NU dalam melangkah menuju abad ke dua," tutur Pak Yes. Bahkan sebagai bentuk penghormatan dan kehidmatan momen 1 Abad NU, Pemkab Lamongan mewajibkan seluruh pegawainya mengenakan busana muslim pada esok hari. "Pemkab Lamongan juga akan berkhidmat dengan mewajibkan pegawai Pemkab mengenakan busana muslim bernuansa putih, bagi laki-laki berkopyah dan mengikuti acara secara virtual," tambah Pak YesDalam kesempatan itu, tak lupa Pak Yes juga mendoakan keselamatan para jamaah mulai berangkat hingga pulang kembali ke Lamongan. "Semoga dengan 1 abad ini kita semakin diberikan keberkahan Allah SWT dan seluruh proses perjalanan sampai nanti pulang kembali mudah-mudahan diberi keselamatan dan kebarokahan bagi umat muslim di Indonesia," lanjutnya. Sementara itu, diterangkan Ketua PCNU Lamongan Supandi Awaludin, dalam kenyataannya jumlah warga Nahdiyin yang berangkat lebih dari 11 ribu, karena beberapa rombongan telah berangkat mendahului. Termasuk pemberangkatan rombongan jamaah yang tidak dikumpulkan dalam satu titik, tetapi di wilayah kecamatannya masing-masing. "Yang terdata ada 11 ribuan, yang tidak terdata banyak sekali bisa lebih dari 11 ribuan. Bahkan sejak pagi tadi sudah banyak yang berangkat secara independen. Saya berdoa semoga seluruh proses acara lancar karena kita (Jawa Timur) sebagai tuan rumah dan jamaah Lamongan senantiasa diberi keselamatan dan kesehatan," pungkasnya.

Selengkapnya