DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Berita

Berita 30 September 2024

PEER LEARNING MEETING (PLM) TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL (TPBIS) JAWA TIMUR TAHUN 2024

SURABAYA - 30 September 2024. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan bersama Perpustakaan Desa Sukosongo, kecamatan Kembangbahu hadir dalam acara Peer Learning Meeting  (PLM) Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) Jawa Timur Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Acara ini bertempat di Hotel Platinum Surabaya dan dihadiri oleh 90 peserta yang terdiri dari pustakawan/PIC Program TPBIS Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota, perwakilan perpustakaan desa replikasi Kabupaten/kota dari seluruh Kab/Kota se Jawa Timur.
Acara dibuka oleh Pustakawan Ahli Utama, Bapak Sukaryo mewakili Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Peer Learning Meeting atau Pertemuan Pembelajaran Sebaya Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Jawa Timur Tahun 2024 adalah sebagai ajang berbagi ide dan melihat bagaimana perpustakaan dapat menjadi pusat aktivitas yang berharga dalam komunitas serta bertujuan untuk membangun jejaring dan semangat kolaborasi guna meningkatkan akses literasi terutama di Provinsi Jawa Timur.
Amirul Ulum, pemateri dari Perpustakaan Universitas Surabaya memberikan pemaparan dengan judul “TPBIS Berbasis Inovasi dan Kreativitas”. Bila keberadaan  perpustakakaan wajib mendorong perubahan yang terdiri dari tiga unsur, yakni inklusi, transformasi dan inovasi. Inklusi berarti respek terhadap keompok pemustaka dan komunitasnya, berpartisipasi dalam aktifitas rekreasional serta tersedianya sarana prasarana sumber pembelajaran dan kegiatan berkelanjutan.Transformasi, artinya perpustakaan harus selalu meningkatkan layanan sesuai dengan kebutuhan pemustakaan dan selaras dengan perkembangan zaman. Serta inovasi (budaya, inklusi, SDM, teknologi, dan lain sebagainya).
Pengembangan perpustakaan tidak terlepas dari perhatian pemangku kebijakan serta peran pengelola perpustakaan dalam berinovasi dan bertransformasi dengam membuat berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat pemustakanya. Peningkatan layanan dan penyediaan berbagai ragam kegiatan (inovasi) sesuai dengan kebutuhan pemustaka serta kemajuan teknologi informasi sangat berpengaruh kepada hasil dan dampak bagi masyarakat sekitarnya.
Tiga perpustakaan desa juga berbagi praktek baik dari masing-masing, yakni perpustakaan desa Andonosari Kabupaten Pasuruan yang telah berhasil mewujudkan kampung  industri keset serta saos tomat yang bermula dari perpustakaan desa, Perpustakaan Cerpin Desa Desa Ngawi yang telah mendayagunakan perputakaan desa sebagai sumber belajar masyarakat dan telah terakreditrasi A. serta Perpustakaan Desa Jatigono Kab. Lumajang yang telah berhasil dengan UMKM bawang merah goreng serta pupuk organic cair.