DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

TAMAN BACA ALUN-ALUN LAMONGAN: TENTANG SEORANG ANAK LAKI-LAKI YANG BERKUNJUNG

"Kak, dulu aku suka ke perpustakaan membaca tapi sekarang jarang. Itu loh Kak perpustakaan yang sebelah terminal." Tutur seorang anak laki-laki sambil tangannya sibuk menulis di daftar kunjung.
"Loh, memangnya kenapa?" Aku penasaran.
"Soalnya aku seringnya ke perpustakaan main komputer Kak bukan membaca. Di sini kok gak ada komputernya ya, Kak?" Anak laki-laki yang bernama Al itu bertanya kepadaku.
"Di sini belum dilengkapi komputer. Tapi yang penting kan bisa membaca buku." ujarku pada Al yang masih tak beranjak dari duduknya meski sudah selesai menulis.
"Tapi enak ada komputernya, Kak. Tapi misal di sini dipasang komputer tempatnya kurang luas. Ditaruh di mana komputernya nanti." Al mengedarkan pandangannya berkeliling ruang taman baca.
"Memangnya Al bisa pakai komputer? Main apa sih kalau pakai komputer?" Tanyaku lagi.
"Al suka lihat youtube, Kak. Seru. Biasanya kalau gak ada komputer ya pakai hp." Nada bicara Al penuh semangat.
"Di youtube nonton apa? Kalau kakak lebih suka membaca." Aku mencoba menanggapi obrolan Al.
"Lihat sepur-sepuran, Kak. Aku sudah punya banyak videonya di flasdisk." Al bicara sambil tangannya memperagakan kereta berjalan.
Aku tertawa.
"Al kelas berapa sekarang? Cita-citanya pasti ingin jadi masinis ya. Biar bisa naik kereta terus."
"Kelas 4. Tidak, Kak. Cuma suka saja lihat video sepur-sepuran." Sahut Al yang kini sibuk membolak-balik halaman buku anak di depannya.
"Kalau baca buku, Al suka baca buku apa?" Tanyaku ingin tahu.
"Semua suka, Kak. Apalagi kalau banyak gambarnya. Sebentar ya, Kak!" Al berdiri dan menuju rak buku. Terlihat dia sedang asyik memilih buku yang akan dibacanya.
Setelah dapat buku yang diinginkannya, dia kembali menghampiriku.
"Bisa langsung baca sebanyak itu?" Tanyaku setelah melihat empat tumpukan buku di depanku.
"Bisa lah, Kak. Biar tidak bosan." Jawabnya sambil meraih satu buku.
"Eh, Kak. Jam berapa sekarang??" Tanya Al sedikit memburu. Sepertinya dia baru menyadari sesuatu.
Aku melirik jam tangan di pergelangan,
"Jam 7 kurang enam menit."
"Wah, Kak. Aku jam setengah 8 ada latihan taekwondo. Aku pulang dulu ya, Kak." Al langsung pergi meninggalkan taman baca.
Aku tersenyum melihat tingkah Al, seorang anak laki-laki yang mengaku rumahnya ada di jalan Sunan Giri.
Hemm… Anak-anak selalu penuh cerita.