KENALKAN READ ALOUD DAN PENJENJANGAN BUKU, DINAS ARPUSDA ADAKAN PELATIHAN READ ALOUD
Kegiatan
yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh 171 peserta, yang
terdiri dari guru PAUD, TK dan SD sederajat, pengelola perpustakaan
sekolah dan desa/kalurahan serta ibu rumah tangga. Hadir sebagai
narasumber pada kegiatan ini, Roosie Setiawan, founder Komunitas ReadingBugs Indonesia. Pelatihan Read Aloud ini
dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan, drg. Fida Nuraida, M.Kes. Dalam sambutannya, Fida
menyampaikan bahwa memupuk budaya baca pada anak-anak usia dini
sangatlah penting. Untuk mewujudkan kegemaran membaca pada anak-anak,
perlu ada keterampilan khusus untuk menarik perhatian mereka. Pelatihan
Membacakan Nyaring (Read Aloud) sangat penting, khususnya untuk para
pendidik PAUD/TK, SD/MI dan ibu rumah tangga serta para pustakawan dan pengelola perpustakaan sebagai bekal dalam
mengembangkan kegemaran membaca pada masyarakat, khususnya anak-anak. Selain itu, hadir pula Duta Baca Daerah Kabupaten Lamongan, Siti Fatimah, yang bertugas sebagai moderator dalam Pelatihan Read Aloud Lamongan Tahun 2024 ini.
Materi yang dibahas pada Pelatihan ini adalah tentang meningkatkan minat baca anak dengan membacakan nyaring disampaikan oleh Roosie Setiawan. Menurut beliau, ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya kegiatan membacakan nyaring bagi anak usia dini. Ada fakta lain yang berhubungan dengan kemampuan literasi pada anak usia dini. Akan menjadi sesuatu yang sulit bagi anak saat memasuki dunia sekolah dasar bila literasi sejak dini tidak dikenali dan dibiasakan. Pada usia 2-6 tahun menjadi masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena masa itu terjadi sebuah perkembangan yang sangat pesat. Untuk dapat memaksimalkan perkembangan tersebut, langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mendampingi anak-anak pada usia emasnya adalah Reading Aloud (membacakan nyaring).
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan reading aloud (membacakan nyaring) menurut Narasumber adalah sebagai berikut:
- Membacakan nyaring dapat menstimulasi anak untuk berpikir kritis. Nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut akan membawa anak pada sikap yang lebih kritis dan kreatif
- Mengenalkan literasi kepada anak-anak
- Membangun keakraban antara anak dengan orang tua dan guru, sehingga anak-anak akan senang ketika diajak membaca di lain waktu
Selain itu, dalam Pelatihan Read Aloud Lamongan Tahun 2024 ini disampaikan pula materi terkait Perjenjangan Buku. Roosie Setiawan menyampaikan bahwa penjenjangan buku merupakan sebuah upaya memberikan bahan-bahan bacaan
yang disesuaikan dengan tahap kemampuan, perkembangan, dan minat
pembaca. Disesuaikan dengan tingkat kesulitan, kompleksitas, dan konten
yang cocok untuk memastikan pembaca dapat mengakses, memahami, dan
menikmati isi buku dengan baik,
Perjenjangan
Buku, lanjut Roosie, penting untuk membantu membangun keterampilan
membaca; meningkatkan pemahaman; memicu imajinasi dan kreativitas;
memperluas pengetahuan; serta membantu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan reflektif para anak. “Dengan memilih buku yang tepat,
perjenjangan buku membantu membentuk minat baca yang kuat, memperluas
wawasan, dan membantu pembaca dalam pengembangan pribadi serta
perkembangan kognitif dan emosional mereka,” tuturnya.
Founder Komunitas ReadingBugs itu, pun menjelaskan bahwa terdapat dua karakteristik buku yang mendukung Perjenjangan Buku, di antaranya buku ramah cerna (decodable book) dan buku berjenjang (leveled book).
“Perlu dipahami bahwa rentang usia bukan acuan atau patokan utama dalam
program ini, namun patokannya adalah kemampuan membaca anak. Bisa jadi
kelompok anak di suatu daerah memiliki kemampuan membaca yang lebih,
atau justru sebaliknya,” jelasnya.
Maka dari itu, untuk
memudahkan klasifikasi jenjang, diciptakanlah lima tingkat implementasi
Perjenjangan Buku. “Dimulai dari Jenjang A untuk Pembaca Dini hingga
jenjang E untuk Pembaca Mahir,” kata Roosie.