DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Berita

Berita 16 Oktober 2024

KENALKAN READ ALOUD DAN PENJENJANGAN BUKU, DINAS ARPUSDA ADAKAN PELATIHAN READ ALOUD

LAMONGAN - Read aloud atau membacakan nyaring adalah sebuah aktivitas sederhana, di mana seseorang menyisihkan sedikit waktunya untuk membacakan cerita kepada anak secara rutin dan terus menerus dan berdampak membuat anak menjadi biasa mendengar, mau membaca, dah akhirnya gemar membaca. Saat ini keterampilan membacakan nyaring belum dimiliki oleh sebagian besar orang, terutama ibu rumah tangga, pendidik PAUD/TK dan SD. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan bekerjasama dengan Komunitas ReadingBugs menyelenggarakan Pelatihan Read Aloud pada Rabu, (16/10/2024) secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh 171 peserta, yang terdiri dari guru PAUD, TK dan SD sederajat, pengelola perpustakaan sekolah dan desa/kalurahan serta ibu rumah tangga. Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, Roosie Setiawan, founder Komunitas ReadingBugs Indonesia. Pelatihan Read Aloud ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan, drg. Fida Nuraida, M.Kes. Dalam sambutannya, Fida menyampaikan bahwa memupuk budaya baca pada anak-anak usia dini sangatlah penting. Untuk mewujudkan kegemaran membaca pada anak-anak, perlu ada keterampilan khusus untuk menarik perhatian mereka. Pelatihan Membacakan Nyaring (Read Aloud) sangat penting, khususnya untuk para pendidik PAUD/TK, SD/MI dan ibu rumah tangga serta para pustakawan dan pengelola perpustakaan sebagai bekal dalam mengembangkan kegemaran membaca pada masyarakat, khususnya anak-anak. Selain itu, hadir pula Duta Baca Daerah Kabupaten Lamongan, Siti Fatimah, yang bertugas sebagai moderator dalam Pelatihan Read Aloud Lamongan Tahun 2024 ini.

Materi yang dibahas pada Pelatihan ini adalah tentang meningkatkan minat baca anak dengan membacakan nyaring disampaikan oleh Roosie Setiawan. Menurut beliau, ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya kegiatan membacakan nyaring bagi anak usia dini. Ada fakta lain yang berhubungan dengan kemampuan literasi pada anak usia dini. Akan menjadi sesuatu yang sulit bagi anak saat memasuki dunia sekolah dasar bila literasi sejak dini tidak dikenali dan dibiasakan. Pada usia 2-6 tahun menjadi masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena masa itu terjadi sebuah perkembangan yang sangat pesat. Untuk dapat memaksimalkan perkembangan tersebut, langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mendampingi anak-anak pada usia emasnya adalah Reading Aloud (membacakan nyaring).

Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan reading aloud (membacakan nyaring) menurut Narasumber adalah sebagai berikut:

  1. Membacakan nyaring dapat menstimulasi anak untuk berpikir kritis. Nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut akan membawa anak pada sikap yang lebih kritis dan kreatif
  2. Mengenalkan literasi kepada anak-anak
  3. Membangun keakraban antara anak dengan orang tua dan guru, sehingga anak-anak akan senang ketika diajak membaca di lain waktu

Selain itu, dalam Pelatihan Read Aloud Lamongan Tahun 2024 ini disampaikan pula materi terkait Perjenjangan Buku. Roosie Setiawan menyampaikan bahwa penjenjangan buku merupakan sebuah upaya memberikan bahan-bahan bacaan yang disesuaikan dengan tahap kemampuan, perkembangan, dan minat pembaca. Disesuaikan dengan tingkat kesulitan, kompleksitas, dan konten yang cocok untuk memastikan pembaca dapat mengakses, memahami, dan menikmati isi buku dengan baik,

Perjenjangan Buku, lanjut Roosie, penting untuk membantu membangun keterampilan membaca; meningkatkan pemahaman; memicu imajinasi dan kreativitas; memperluas pengetahuan; serta membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif para anak. “Dengan memilih buku yang tepat, perjenjangan buku membantu membentuk minat baca yang kuat, memperluas wawasan, dan membantu pembaca dalam pengembangan pribadi serta perkembangan kognitif dan emosional mereka,” tuturnya.

Founder Komunitas ReadingBugs itu, pun menjelaskan bahwa terdapat dua karakteristik buku yang mendukung Perjenjangan Buku, di antaranya buku ramah cerna (decodable book) dan buku berjenjang (leveled book). “Perlu dipahami bahwa rentang usia bukan acuan atau patokan utama dalam program ini, namun patokannya adalah kemampuan membaca anak. Bisa jadi kelompok anak di suatu daerah memiliki kemampuan membaca yang lebih, atau justru sebaliknya,” jelasnya.

Maka dari itu, untuk memudahkan klasifikasi jenjang, diciptakanlah lima tingkat implementasi Perjenjangan Buku. “Dimulai dari Jenjang A untuk Pembaca Dini hingga jenjang E untuk Pembaca Mahir,” kata Roosie.

Pada akhir acara, peserta pelatihan melakukan diskusi dan tanya jawab seputar membacakan nyaring. Peserta turut aktif dalam diskusi yang dilakukan. Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat khususnya bagi orang tua, guru PAUD/TK dan para pengelola perpustakaan sekolah serta pustakawan di Kabupaten Lamongan sebagai bekal dalam memasyarakatkan literasi pada anak usia dini.