Perpustakaan memiliki peran penting dalam pengerjaan skripsi karena menyediakan sumber daya dan referensi yang diperlukan untuk penelitian. Dengan akses ke buku, jurnal, dan database, mahasiswa dapat mendalami topik mereka dan mendukung argumen dalam skripsi mereka. Selain itu, perpustakaan juga bisa menjadi tempat yang tenang untuk belajar dan bekerja. Salah satu pemustaka Perpustakaan Daerah Lamongan, Achmad Hufaf Ardana menuturkan bagaimana pentingnya perpustakaan dalam membantu ia mengerjakan skripsi. Achmad Hufaf Ardana merupakan mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Menurut Hufaf, perpustakaan menjadi tempat yang sangat penting dalam pengerjaan skripsi, dengan itu dapat menambah referensi dan pengetahuan, apalagi topik yang saya ambil berkaitan dengan perancangan buku yang bersumber dari konten lokal, maka peran perpustakaan daerah sangat membantu dan mempermudah akses untuk mencari referensi.
Hufaf mencari buku-buku sejarah terkait lamongan secara umum, budaya dan tradisi serta kuliner khas Lamongan karena skripsi yang ia kerjakan mengangkat tema kuliner Lamongan. Selain mendapatkan bahan referensi di perpustakaan, ternyata masih ada kendala. Kendalanya masih kurangnya buku yang membahas tentang kuliner Lamongan, dan hanya ada deskripsi singkat saja sehingga kurangnya informasi tersebut membuat Hufaf kekurangan bahan untuk menulis jadi harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh cerita sejarah yang lebih valid, buku ini berpotensi besar karena selama ini di Lamongan belum memiliki pembukuan khusus terkait kuliner Lamongan padaha Lamongan kaya akan keberagaman kulinernya.
Hufaf juga menceritakan perjalanannya dalam proses pembuatan buku Jejak Kuliner Lamongan. Bagi Hufaf pembuatan bukunya terbilang cukup challenging, karena dengan beragamnya kuliner di Lamongan yang tidak banyak orang tau bahwa di setiap kuliner tersebut terukir sejarah yang perlu diketahui dan dilestarikan. Awalnya Hufaf melakukan riset sekunder melalui jurnal, artikel, berita, dan buku buku dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kuliner Lamongan. Selanjutnya Hufaf berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memperoleh data serta melakukan wawancara kepada penulis dan illustrator, setelah itu melakukan observasi langsung ke lapangan terutama ke berbagai desa pencetus kuliner masing-masing dan setelah mendapatkan data yang cukup baru mulai untuk menulis dan menceritakan ke dalam buku. Hufaf juga menambahkan ilustrasi di setiap cerita dan halaman, ilustrasi ini dapat menambah daya tarik pembaca dan kebaruan dari buku buku-buku sebelumnya.
Hufaf menuai hasil atas kerja keras dan keuletannya selama mengerjakan skripsi membuat buku Jejak Kuliner Lamongan, Hufaf berhasil menuntaskan studi sarjana dalam 3,5 tahun. Meraih prestasi dengan gelar cumlaude serta menjadi peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan nilai 3.89.
"Tentu ini adalah pencapaian yang membuat saya bangga bisa meraih tersebut, tentu tidak lepas juga dari doa orang tua, dan usaha yang sungguh” serta dukungan dari berbagai pihak, impian saya dari dulu “kemanapun kamu pergi jangan sampai lupa dengan tanah kelahiran” oleh karena itu saya ingin mengangkat kota Lamongan sebagai kota kelahiran saya ini bisa memiliki potensi yang bisa bersaing di kancah nasional hingga internasional, saya berharap karya ini bisa bermanfaat bagi masyarakat lamongan dan bagi anak- anak muda yang perlu mengetahui budaya daerah melalui kuliner." Ujar Hufaf.