Berita 11 Desember 2022
Perahu tradisional yang biasa digunakan nelayan Lamongan mencari ikan atau lebih dikenal dengan sebutan Perahu Ijon-ijon, kini telah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Sertifikat Perahu Ijon-ijon sebagai warisan budaya tak benda diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Situ Rubikah, dalam acara East Java Tourism Award 2022, Sabtu (10/12/2022) malam.
Rubikah mengatakan, ditetapkannya Perahu Ijon-ijon sebagai warisan budaya tak benda Indonesia menjadi bukti bahwa khazanah budaya Lamongan begitu luar biasa.
"Pengakuan ini, sebagai wujud upaya Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk tetap melestarikan semua potensi budaya yang ada tanpa terkecuali, sehingga ke depan dapat tetap lestari sebagai karya budaya Lamongan," kata Rubikah, Minggu (11/12/2022).
Rubikah menjelaskan bahwa Perahu Ijon-ijon oleh masyarakat dikonotasian sebagai perahu perempuan (wedok) dengan ciri inggitumpul atau papak dan badan gemuk.
"Perahu ini terdapat simbol topeng, mata, alis, ukei atau sanggul (gelung), mahkota (rambut), dan bunga," tuturnya.
Perahu Ijon-ijon ini merupakan perahu nelayan yang memiliki fungsi yang terbilang lengkap, mulai dari menangkap, menyimpan, menampung, mengangkut serta mendinginkan atau mengawetkan ikan hasil tangkapan.
Perahu Ijon-ijon dibuat di galangan perahu tradisional di Desa Kandangsemangkon. Pada umumnya galangan perahu Ijon-ijon merupakan usaha non formal milik perseorangan dan tidak berbadan hukum.
"Keahlian dan ketrampilan diperoleh secara otodidak, pengalaman empiric, alami, dan turun temurun," ujar Rubikah.
Selain itu, peralatan yang digunakan juga begitu sederhana, belum menggunakan alat modern. Tahapan produksi terdapat perbedaan dengan galangan daerah lain, terutama terkait dengan cara pengontruksian lambung perahu.
Di Desa Kandangsemangkon ini, papan lambung dikonstruksikan lebih dahulu sampai ketinggian tertentu, baru kemudian dilakukan pemasangan gading-gading.
"Perahu Ijon-ijon tetap diproduksi dan mampu bertahan di Desa Kandangsemangkon hingga saat ini dikarenakan, antara lain tempat galangan perahu dan lokasi sangat strategis, terletak di pesisir dan jalur Jalan Raya Daendels Surabaya-Semarang-Jakarta, tersedia alat komunikasi dan listrik, dan masih ditopang oleh keberadaan sumber daya manusia," kata Rubikah, yang juga berharap warisan budaya di Lamongan tetap lestari dan dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Sumber : timesindonesia.co.id