Berita 10 Desember 2024
Dua perupa asal Lamongan, Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang, berpameran tunggal berdua di kawasan Alun-alun Surabaya.
Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang, perupa asal Lamongan tampil dengan sejumlah karya terbaiknya, tepatnya di Galeri Merah Putih Kompleks Balai Pemuda Surabaya.
Karya-karya yang ditampilkan Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang di Galeri Merah Putih mulai 8 – 13 Desember 2024 Bertema: Playang, Kemakmuran Masyarakat Pantura Lamongan.
Pembukaannya dilakukan oleh perupa “sensasional” yang tinggal di Tuban Jawa Timur, Masdibyo. Diwarnai juga dengan sajian musik.
Pameran tunggal berdua, Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang ini dengan kurator, Agus “Koecink” Sukamto, Perupa yang Penulis Seni Rupa, Surabaya.
Mengamati seni rupa di Jawa Timur, kata Agus Koecink, seharusnya tidak melupakan daerah pantura, daerah yang juga memberikan keindahan nusantara.
Kebudayaan Lamongan banyak dicirikan dengan kebudayaan Islam, yang dikenal dengan kebudayaan santri.
Daerah pantura terutama sekitar pantai juga bisa menjadi warganya yang berkesenian untuk dijadikan inspirasi dalam membuat karya seni.
Lingkungan pantura, pantai menjadi daya tarik tersendiri bagi kedua pelukis yang memang hidup dalam lingkungan tersebut.
Menurut pelukis Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang, salah satu yang menarik dari kelokalan pantura adalah perahu – perahu dan hiasan ornamen yang ada di perahu nelayan.
Idenya memindahkan suasana lingkungan kedalam karya seni lukis. Kedua pelukis berkeinginan menunjukan pada masyarakat tentang budaya lokal yang menjadi salah satu dari ciri khas Lamongan.
Kehidupan kaum nelayan,pemandangan laut, transaksi jual beli ikan, hutan sekitar, perahu dengan ornamen yang menurut Hendy berbeda dengan ornamen perahu daerah lainnya.
Melalui goresan, warna, dan komposisi menyuarakan kekhasan daerah pantura.kedua pelukis sudah malang melintang dalam kesenirupaan selain juga memperkenalkan Lamongan lewat beberapa acara on the spot dengan lokasi yang merupakan daerah potensi wisata khususnya daerah sekitar pantai.
Ide dan gagasan tentang Playang yang digagas merupakan sesuatu proses dalam pergaulan yang sudah menjadi semacam ciri khas dalam kehidupan sosial warga pantai pantura kegembiraan, kebahagiaan karena berkah telah memberinya rejeki untuk bisa terus bekerja menghidupi keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Di tengah arus budaya global atau masuknya berbagai budaya dari luar lewat teknologi memberikan ide untuk mengenalkan karya – karya dengan semangat kelokalan pantura salah satunya seni lukis yang terinspirasi dari aktivitas warganya.
Sebagai seniman kedua pelukis menyuarakan bahwa pantura juga mempunyai budaya dan seni yang memberikan keanekaragaman dalam bidang keindahan.
Pengetahuan tentang keahlian atau kecakapan dalam membuat karya seni, lukis, perahu, sastra dan lainnya.
Hal itu dibuktikan dengan diadakannya pameran yang bertajuk Playang, bukan sekedar pameran biasa tetapi membawa misi dan visi tertentu dalam mengenalkan daerahnya lewat karya seni lukis.
Masalah sosial dalam kehidupan warga pantai bukan sekedar menggoreskan dengan komposisi dan bentuk-bentuk yang indah tetapi juga menyuarakan kawasan tepi pantai bisa menjadi salah satu obyek wisata yang menarik untuk menyeimbangi wisata religi yang ada di Lamongan.
Bidikan kedua pelukis sebagai warga masyarakat yang ada dalamnya membuat karya-karya menyatukan rasa, emosi, gejolak dan perasaan jiwanya untuk dilukis menjadi lukisan yang indah sesuai dengan ekspresi masing-masing.
Setiap pelukis mempunyai gaya melukis masing-masing. Hendy dengan goresan-goresan yang penuh semangat biarpun usia tidak muda lagi untuk merekam dengan cepat berputarnya waktu dan cahaya yang beralih melintasi setiap objek yang terlintasi.
Rekaman-rekaman jejak cahaya itu menjadikan lukisan terasa berbeda dari setiap objek yang dilukis.
Sedangkan sugeng lanang ekspresinya lebih tenang dengan beberapa suasana pantai dengan perahu dan nelayan, begitu juga dengan objek pohon-pohon yang terasa menenangkan suasana batin ketika melihatnya.
Memang setiap pelukis mempunyai perjalanan panjang dalam melakukan proses penciptaan penemuan teknik, komposisi dan bentuk juga dibarengi dari setiap harinya menggoreskan jiwa batinnya.
Ketika suasana tenang akan lahirlah ketenangan, ketika suasana gaduh, penuh emosi maka lahirlah karya-karya dengan ekspresi penuh gejolak emosi.
Melukis itu bagaikan laku kejujuran yang terekam dalam hasil ciptaan dan merupakan proses kejujuran terhadap perasaan jiwanya.
Saya melihat dari karya kedua pelukis menampakan sebuah kejujuran untuk mengangkat keelokan Lamongan dari sisi lingkungan sekitar, pemandangan pantai dengan hiruk pikuk kehidupan masyarakatnya untuk tetap semangat menghidupkan diri di tengah laju arus ekonomi dan kebudayaan global yang setiap saat bisa menghisap nilai – nilai kelokalan.
Menyuarakan refleksi kehidupan lewat karya seni lukis juga merupakan semangat untuk memajukan daerah dengan melihat dan mengapresiasi maka akan terjadilah tercapainya saling menguntungkan bagi kemajuan setiap daerahnya.
Sumber : koranmemo.com