Berita 30 November 2021
Banyak
kota/kabupaten di Jatim harus kreatif menarik minat investor saat pandemi
Covid-19 belum usai, dan ternyata Kabupaten Lamongan masih menjadi daerah yang
menarik untuk investasi. Ini terlihat dari kenaikan investasi yang masuk di
Lamongan sejak 2020 sampai menjelang akhir 2021 dengan nilai yang signifikan.
Investasi yang tetap
masuk ke Lamongan itu juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal. Hal
itu dipaparkan Bupati Lamongan, H Yuhronur Efendi saat menjadi narasumber dalam
Bisnis Forum dan Percepatan realisasi Investasi di Jatim di Hotel JW Marriot
Surabaya, Selasa (30/11/2021).
Yuhronur adalah salah
satu dari empat kepala daerah yang menjadi narasumber di acara tersebut, selain
Bupati Ngawi, Bupati Malang dan Bupati Sidoarjo.
"Nilai realisasi
investasi di Kabupaten Lamongan selama 2020 mencapai Rp 489.289.000.000 (Rp
489,2 miliar) dan mampu menyerap 1.459 tenaga kerja. Sampai triwulan ketiga
2021, kembali ada tambahan realisasi investasi sebesar Rp 254.577.000.000 (Rp
254,5 miliar) dengan penyerapan 1.532 tenaga kerja, " kata Bupati
Yuhronur.
Yuhronur menyampaikan,
tetap mengalirnya investasi ke Lamongan meski masih dicekam pandemi itu, juga
tercatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Salah satu alasan Lamongan
masih menarik untuk investasi, karena posisi strategis Kabupaten Lamongan yang
juga didukung oleh arah kebijakan pemda di bidang investasi.
Secara geografis,
jarak Kabupaten Lamongan hanya sekitar 1 jam dari Bandara Internasional Juanda,
ada ketersediaan pelabuhan, jalur rel kereta api (KA), jalan arteri primer dan
Jalan Raya Daendels serta ketersediaan listrik dan air bersih.
Selain itu Lamongan
menjadi kawasan aglomerasi Gerbangkertosusila yang cukup strategis untuk tempat
berinvestasi. Tetapi semua juga ditentukan strategi pemda dalam menarik
investor.
Dijelaskan Yuhronur,
arah kebijakan investasi di Lamongan lebih menitikberatkan pada peningkatan
kualitas pelayanan publik dan iklim investasi. Kemudian didukung kemudahan
penanaman modal serta kebijakan penanaman modal daerah.
Integrasi layanan
perizinan dan non perizinan yang tersedia di satu tempat yakni Mal Pelayanan
Publik, penggunaan aplikasi sistem pelayanan perizinan online dan mandiri
(Sipoma), serta penerapan Online Single Submission Risk Based Approach,
yang menjadikan iklim pelayanan publik di Lamongan ramah investasi.
Selain itu, masih kata
Yuhronur, kemudahan penanaman modal juga diberikan berupa fasilitasi penyediaan
lahan, pemberian insentif kepada jenis usaha skala prioritas. Juga menjamin
kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak
proses pengurusan sampai berakhirnya kegiatan, juga menjadi salah satu
kebijakan penanaman modal daerah.
Selain itu berbagai
proyek strategis pada Perpres Nomor 80 Tahun 2019 di Kabupaten Lamongan juga
menjadi poin plus. Seperti pada bidang air bersih terdapat pengembangan SPAM
Regional Pantura Kabupaten Tuban, Bojonegoro dan Lamongan sebagai sumber air
baku, pembangunan SPAM Karangbinangun dan SPAM Brondong.
Pada bidang bina
marga, salah satunya adalah percepatan pembangunan jalan lingkar Utara (JLU)
Lamongan, pengembangan Pelabuhan Paciran dan pengembangan kawasan industri
Brondong-Paciran.
Di depan peserta forum
bisnis tersebut terutama calon investor, bupati yang populer disapa Pak Yes itu
juga menawarkan berbagai peluang berinvestasi di Kabupaten Lamongan. Di
antaranya pengembangan wisata laut di lokasi Kapal Van der wijck yang saat ini
sudah tahap identifikasi.
Peneliti sedang
mencocokkan bagian-bagian sesuai gambar asli kapal yang nantinya akan menjadi
aset nasional, Pantai Lorena, pergudangan kimia industri, minyak dan gas, serta
pengembangan layanan kesehatan.
Selain menjadi narasumber,
Pak Yes juga menerima penghargaan Investment Award yang disampaikan oleh
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono