PUSKESMAS TURI

Kategori berita

INOVASI MANJA PAPAKU

MANJA PAPAKU(Memandikan Jenazah Tanpa Dipangku)#Cegah Transmisi penularan Covid-19 pada Modin Jenazah Top 15 SINOLLA 2021 (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan)ABSTRAKMANJA PAPAKU  (Memandikan Jenazah Tanpa di Pangku) merupakan program Inovasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan Modin Jenazah dalam memandikan jenazah pada kasus penyakit menular terutama Covid-19.Problem saat ini masih banyaknya cara memandikan jenazah dengan dipangku tanpa menggunakan APD, sedangkan diwilayah kecamatan turi termasuk dalam kategori angka kasus Covid-19 tertinggi dikabupaten Lamongan. Selamaini pasien dengan Covid-19 yang meninggal hampir semua dilakukan pemandianj enazah di rumah sakit. Hal ini karena modin jenazah tidak berani memadikan karena takut tertular dan tidak tau cara memandikan jenazah yang aman sesuai standart kesehatan. Puskesmas Turi berupaya untuk membina dan meningkatkan kemampuan modin jenazah untuk bisa memandikan jenazah dengan penyakit menular terutama Covid-19 secara aman tanpa dipangku, menggunakan APD yang standart,saniter melalui inovasi MANJA PAPAKU. Setelah dilakukan inovasi dengan MANJA PAPAKU, didapatkan hasil terlatihny Bapak Ibu mudin jenazah di wilayah kecamatan turi hingga 95%, dan pengadaan APD Pemandian jenazah disetiap desa meningkat menjadi 77%. Hal positif yang didapatkan 1) Pemahaman Bapak Ibu mudin tentang pemandian jenazah pada penyakit menular terutama Covid-19 , 2) mempermudah dalam pembelian APD dan Bak mandi jenazah bagi desa yang ada di wilayah kecamatan turi,  3) memandikan jenazah dengan aman tanpa rasa khawatir akan tertular 4) Partisipasi LINSEK dan Para mudin jenazah dalam memberikan penanganan akan semakin tanggap dan cepat sehingga tidak ada lagi penolakan jenazah dengan kasus Covid-19)Hasil survey ilmiah tentang efektifitas inovasi MANJA PAPAKU terhadap resiko transmisi penyakit menular khususnya Covid-19 pada pada modin jenazah dengan metodologi Cross Sectional  dengan pendekatan Corelational didapatkan hasil peningkatan kapasitas Modin Jenazah meningkat menjadi 86%, praktik memandikan jenazah model Tanpa Dipangku menjadi 82%, tingkat kepuasan masyarakat meningkat menjadi 93%, penularan infeksi penyakit dari proses pemulasaraan jenazah menjadi 0%. Hasil uji Spearman Rho didapatkan hasil nilai α=0,001 yang bermakna signifikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi MANJA PAPAKU jika dilaksanakan dengan baik, akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kapasitas Moden Jenazah serta menurunkan resiko Transmisi Infeksi penyakit menular dari Jenazah khususnya jenazah Covid-19.TUJUAN INOVASIInisiatif MANJA PAPAKU mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan kemampuan Bapak Ibu mudin Jenazah dan menurunkan resiko Transmisi Infeksi pada Jenazah. Hal ini mendesak karena pada tahun 2019-2020 di wilayah Kecamatan Turi angka terlatihnya bapak ibu mudin jenazah  masih rendah yaitu 45% dan hanya 10 %desa yang memiliki APD diwilayah kecamatan turi, sedangkan kasus penyakit menular terus meningkat terutama  Covid-19. selama ini dalam memandikannya jenazah Covid-19 masih bergantung pada rumah sakit. Melihat fakta di atas, Puskesmas Turi tergerak untuk mengatasinya. Inovasi MANJA PAPAKU (Memandikan Jenazah Tanpa di Pangku) dibentuk untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mengadakan pertemuan dan evaluasi rutin terhadap bapak ibu mudin jenazah dalam setiap tahun serta mengadakan koordinasi dengan puskesmas turi dalam mengadakan pembelian APD dan Bak mandi jenazah.Cara yang ditempuh adalah dengan menguatkan hubungan antara LINSEK, Bapak Ibu mudin jenazah dan petugas kesehatan dari puskesmas turi dalam menyediakan APD dan Bak mandi jenazahKEUNGGULAN INOVASISebelum munculnya inisiatif MANJA PAPAKU, Penatalaksanaan pemandian jenazah dengan penyakit menular sebelumnya masih banyak yang dipangku tanpa menggunakan APD Lengkap maupun Bak Mandi Khusus. Resiko terinfeksi bisa saja terjadi ketika tidak menggunakan APD dan Bak pemandian jenazah yang saniter, dan sistim memandikannya masih dipangku. Selain itu  pencemaran lingkung bisa terjadi ketika yang digunakan adalah tempat mandi masih menggunakan dipan yang pembuangan airnya tdk mengalir satu arah.  Munculnya Inisiatif MANJA PAPAKU membawa dampak positif terhadap pelayanan publik yang signifikan. Melalui Pelatihan rutin tahunan pada mudin  jenazah, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang tatalaksana memandikan Jenazah sesuai dengan protokol kesehatan.  Inovasi ini berdampa positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan mampu meningkatkan kesadaran bahwa setiap jenazah Covid-19 harusnya mendapatkan perlakuan yang layak tanpa intimidasi. Mudin jenazah  yang sehat dan produktif menjadi agen perubahan karena punya akses yang lebih banyak. TRANSFERABILITASProgram inovasi MANJA PAPAKU sangat mudah dipindahkan, ditransfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan pelatihan rutin memandikan jenazah dan mengkoordinir pembelian APD Lengkap.Dengan peran aktif mudin jenazah maka upaya pencegahan transmisi penularan infeksi penyaki menular terutama Covid-19 dapat terlaksana secara maksimal.Karena MANJA PAPAKU mengedepankan unsur pemberdayaan masyarakat, maka inivasi ini sangat layak untuk diadopsi dan diaplikasikan di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur.SUMBER DAYA DAN KEUANGANKeuanganAnggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 8.400.000/tahun.Swadaya Masyarakat 2000.000/tahun Pembelian APD dan BAK Mandi jenazah dengan harga 4000.000 perdesaDiwujudkan untuk acara penyuluhan dan pelatihan mudin jenazah serta persiapan kegiatan pemandian jenazah Sumber Daya Manusia76 mudin jenazah, 19 Bidan Desa, , 1 Programer HIV, 19  Polisi desa.Penunjang18 Ambulan desaSTRATEGI INOVASIUntuk menentukan langkah strategis, terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari masalah kasus Covid-19 dikecamatan turi merupakan kasus tertinggi di Kabupaten lamongan. Langkah strategis dalam inovasi MANJA PAPAKU adalah :Belum ada pelatihan khusu mudin jenazah Belum ada sarana prasarana khusus untu memandikan jenazah Belum ada wadah dan komunitas khusus dalam pencegahan penyakit menular pada jenazahKondisi sanitasi lingkungan belum memenuhi standart kesehatanKomunikasi tidak efektif Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam pencegahan transmisi penularan pada Jenazah terutama penularan HIV AIDSSiap mengkoordinir pembelian APD dan BAK Mandi jenazah Penguatan pelatihan mudin jenazah dengan memberikan pelatihan penatalaksanaan jenazah pada penyakit menular terutama HIV AIDS.Peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembuangan limbah satu arah dan melakukan sterilisasi APD, Bak mandi jenazah secara benar.Menjalin komunikasi yang efektif melalui media sosialKEBERLANJUTANAgar inovasi MANJA PAPAKU tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama tokoh agama, pj desa dan petugas puskesmas dengan pertemuan rutin setiap 1 tahun sekali untuk pelatihan bagi mudin yang belum terlatih.Menjaga dan menguatkan komitmen bersama dengan lintas sektor, aparatur des, tokoh masyarakat dengan pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali.Pemantauan terkait perawatan APD dan Bak mandi jenazah secara rutin Menlakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap pembelian alat bagi desa yang belum mempunyai.Pelaporan setiap kali ada kasus kematian dengan Covid-19 pada programmer HIV AIDSMonitoring dan evaluasi oleh Programer Covid-19 Puskesmas Turi terhadap mudin jenazah setiap satu tahun sekali.Mengalokasikan penganggaran MANJA PAPAKU pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK).CAPAIAN KINERJA Setelah inovasi, modin yang terlalih meningkat menjadi 95% ditahun 2020 dan pengadaan APD Pemandian jenazah disetiap desa meningkat menjadi 77% ditahun 2021  Padahal sebelum inovasi, hanya mencapai 45% mudin yang terlatih dan 10% desa yang memiliki APD Lengkap. Tidak terdapat jenazah pada penyakit menular terutama HIV AIDS yang dipangku saat memandikan. MANJA PAPAKU melahirkan komunitas masyarakat para mudin jenazah dan LINSEK setempat yang bertugas memantau dan melakukan pemandian jenazah serta persiapan APD dan mengontrol APD setiap kali pakai serta perawatan satu bulan sekali. Hasil survey ilmiah tentang efektifitas inovasi MANJA PAPAKU terhadap resiko transmisi penyakit menular pada jenazah dengan metodologi Cross Sectional  dengan pendekatan Corelational didapatkan hasil peningkatan kapasitas Modin Jenazah menjadi 86%, praktik memandikan jenazah model Tanpa Dipangku menjadi 82%, tingkat kepuasan masyarakat meningkat menjadi 93%, penularan infeksi penyakit dari proses pemulasaraan jenazah menjadi 0%. Hasil uji Spearman Rho didapatkan hasil nilai α=0,001 yang bermakna signifikan.

Selengkapnya
INOVASI HAJI SHAR'I

HAJI SHAR’I(Jama’ah Haji Sehat, Handal, Aman, Bugar dan Istito’ah)Juara Harapan 2 Kompetisi Kelompok Budaya Kerja (KBK) Propinsi Jawa Timur 2019Juara 1 (TOP 5) SINOLLA 2020 (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan)ABSTRAK HAJI SHAR’I (Jama'ah Haji Sehat, Handal, Aman, bugaR dan Istito'ah) merupakan program Inovasi Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan.  tujuannya adalah menyiapkan calon jama'ah haji di wilayah Kecamatan Turi menjadi Istito'ah sejak tiga tahun sebelum keberangkatan. Problem yang dihadapi saat ini adalah masih banyaknya calon jama'ah Haji dengan resiko tinggi baik resiko tinggi penyakit maupun usia yang mencapai 60%. Tingkat kebugaran fisik 33% dan angka Istito'ah 85%. hal ini diakibatkan kurangnya pembinaan secara dini yang berakibat calon jama'ah haji gagal berangkat, belum tervaksinasi, menderita gangguan penyakit bahkan kematian. permasalahan ini apabila tidak dicarikan solusinya maka akan menjadikan problem musiman yang berlangsung terus-menerus setiap tahun. Untuk mengatasi masalah di atas Puskesmas Turi berupaya untuk meningkatkan pembinaan jamaah haji melalui inovasi HAJI SHAR’I yang berupaya menjadikan jama'ah haji menjadi Sehat, handal, Aman, Bugar dan Istito'ah.Bentuk kegiatan layanan HAJI SHAR’I adalah 1) Manasik Kesehatan Haji, 2) Posyandu Haji, 3) Club Bugar Haji, 4) Home Care jama’ah Resti, 5) WAG haji (Whats App Grup Haji Shar’i). Setelah dilakukan inovasi dengan Haji Shar'i, didapatkan hasil pengetahuan jama'ah haji tentang kesehatan meningkat, pelayanan kesehatan menjadi maksimal, kebugaran fisik meningkat dan terkontrol, faktor resiko tinggi derdeteksi dan terpantau, komunikasi menjadi efektif. Hasil evaluasi menggunakan survey ilmiah dengan pendekatan Pre and Post test didapatkan hasil angka resiko tinggi turun menjadi 8%, tingkat kebugaran fisik meningkat menjadi 93%, dan angka Istito'ah mencapai 100%. Hasil uji Wilcoxon test didapatkan hasil nilai p=0,001 yang bermakna signifikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi haji Shar'i berpengaruh signifikan dalam menurunkan angka resiko tinggi, meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan angka istito'ah calon jamah haji. TUJUAN INOVASI Indonesia merupakan negara terbesar yang mengirimkan jemaah haji jika dibandingkan dengan negara lainnya di dunia, hamper setiap tahun sekitar 60 s/d 67% dari total Jemaah haji adalah tergolong kelompok Risiko tinggi (Risti). Penyakit degeneratif, metabolik dan kronis masih mendominasi sebagai penyakit yang dideritaoleh Jemaah haji dengan usia lanjut. Sedangkan disisi lain penetapan istithaah sebagai salahsatusyaratpemberangkatan Jemaah haji.(permenkes nomor 15 tahun 2016) Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji di kabupaten Lamongan tahun 2018, telah ditemukan beberapa permasalahan diantaranya insiden kematian jamaah haji 4 orang, masih adanya CJH tidak istithaah/ tidak istithaah sementara, CJH yang belum divaksinasi. Dengan kondisi kesehatan Jemaah haji yang bersifat dinamis, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan Jemaah haji agar tetap memenuhi syarat istithaah kesehatan sampai menjelang keberangkatan melalui pembinaan kesehatan haji berkesinambungan secara terintegrasi dengan program kesehatan melalui pendekatan keluarga Jemaah haji dan penguatan pemberdayaan masyarakat. Dan program tersebut  bertema “HAJI SHAR’I” dengan tujuan meningkatkan dan mempertahankan kapasitas derajat kesehatan calon jemaah haji untuk mencapai istithaah kesehatan.SIGNIFIKANSI Upaya pelayanan kesehatan jama’ah haji sudah dilaksanakan, akan tetapi faktanya angka resiko tinggi masih signifikan sekitar 60%, hal ini diakibatkan pembinaan kesehatan tidak dilaksanakan sedini mungkin. Upaya mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah kegiatan yang masiv, terstruktur, komprehensip berbasis kelompok masyarakat (KBIH) yang menjamin jama’ah haji menjadi istito’ah. Inovasi HAJI SHAR’I hadir untuk memberikan layanan jemput bola dengan mengoptimalkan peran KBIH  dan jama’ah haji yang selama ini masih terabaikan. Inovasi Haji Shar’ai dirasa sangat efektif sebagai alat dalam meningkatkan derajat kesehatan jama’ah haji menuju istito’ah. untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan jama’ah tentang kesehatan melalui Manasik Kesehatan haji. Jama’ah resiko tinggi baik penyakit dan usia akan terdeteksi sedini mungkin sehingga akan lebih muda memberikan penanganan dan pengobatan melalui upaya Posyandu Haji. Kesiapan kesehatan dan kebugaran jama’ah haji bisa diupayakan semaksimal mungkin dengan latihan dan pembinaan kebugaran fisik memalui upaya Club Bugar Haji. Perlunya jemput bola dalam memantauan jama’ah resiko tinggi model Home Care oleh Nakes desa menjadikan jama’ah resiko tinggi menjadi terkontrol. Komunikasi antara jama’ah dengan petugas akan lebih efektif dengan media sosial melalui upaya WAG haji.KEUNIKANInovasi HAJI SHAR’I solusi menyeluruh  dari masalah kesehatan haji di Kabupaten Lamongan dan  mungkin di Indonesia. Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada peran masyarakat melalui KBIH dan Calon Jama’ah Haji.Bentuk kegiatan Haji Shar'i adalah:Manasik Kesehatan Haji; Peningkatan pengetahuan kesehatan pada jama’ah dilaksanakan 2 kali setahun.Posyandu Haji; berupa Pemeriksaan kesehatan, penunjang, antropometri, pengobatan, konsultasi serta Health Education dilaksanakan di KBIH 1 bulan sekali.Club Bugar Haji; Peningkatan kebugaran dengan kegiatan, senam haji, Fun Game, Rockport Methode, dilaksanakan 2 minggu sekali.Home Care jama’ah RestiWAG Haji Shar'i; Grup Whatsapp untuk komunikasi yang efektif.Inovasi HAJI SHAR’I asli dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan  yang dilatarbelakangi dari keprihatinan  karena banyaknya jama’ah hajinya yang meninggal dunia di tanah suci karena sakit. hal ini dikarenakan pembinaan kesehatan jama’ah haji selama ini kurang maksimal dan resiko tinggi penyakit kurang terdeteksi sedini mungkin. Kebugaran fisik jama'ah haji juga kurang terbina sehingga saat melalukan aktifitas di tanah suci sangat sekali rentan terhadap penyakit. Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan akhirnya mempunyai gagasan untuk menurunkan angka resiko tinggi pada jama'ah haji dan  menjadikan jama’ah haji 100% Istito’ah dan bebas meninggal dunia melalui Inovasi HAJI SHAR’I dengan menitikberatkan pembinaan sebelum 3 tahun keberangkatan.TRANSFERABILITASProgram inovasi HAJI SHAR’I sangat mudah direplikasi, ditranfer, dan diadaptasi karena hanya mengandalkan komunikasi yang intens dengan jama’ah dan KBIH serta low cost. Jama’ah dan KBIH sangat apresiatif dan ikut berperan aktif dalam seluruh kegiatan. Puskesmas mempunyai tenaga Pembina, sarana prasarana, jama’ah serta dukungan KBIH, sehingga inovasi ini sangat mudah untuk ditransfer dan diaplikasikan di puskesmas lainnya.  Inovasi ini telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah propinsi Jawa Timur melalui KBK (Kompetisi Budaya Kerja) dengan predikat Juara Harapan 2 tahun 2019,  sehingga layak untuk diaplikasikan di selurh puskesmas se-Kabupaten Lamongan bahkan seluruh Jawa Timur.SUMBER DAYA DAN DANASumber Daya ManusiaPuskesmas Turi Kabupaten Lamongan:Kapus, Tim Pembina Kesehatan Haji, ProgramerTim Pembina Haji Kecamatan TuriDokter, Perawat, Ahli Gizi, Promkes, Kesehatan olahragaTim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Puskesmas TuriKBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji)Persaudaraan Haji Kecamatan Turi (organisasi masyarakat)Pendanaan Anggaran BOK Rp.2.500.000 (2018-2019), dan pembiayaan swadaya masyarakat + Rp. 1.000.000/Tahun (KBIH) direalisasikan dalam bentuk:Manasik Kesehatan HajiKegiatan Club Bugar HajiHoma Care jama’ah RestiMonevKEBERLANJUTANProgram inovasi HAJI SHAR’I merupakan program yang terus berkelanjutan dan tidak boleh berhenti untuk itu penanganannya harus berbasis jama’ah dan KBIH. karena semua telah menyadari pembinaan jama’ah haji itu harus berkesinambungan melalui kegiatan manasik kesehatan haji, pelayanan kesehatan haji, Home Care jama’ah Resti, serta peningkatan kebugaran haji diharapkan status keseluruhan jama’ah haji di Kecamatan Turi menjadi istito’ah 100%. Di Kecamatan Turi telah dilaksanakan kegiatan manasik kesehatan haji 2 kali setahun, pelayanan kesehatan di KBIH setiap bulan dan kegiatan kebugaran haji 2 kali seminggu. Komunikasi dengan jama’ah serta pemberian informasi kesehatan telah dilaksanakan melalui media Whatsapp Grup. Calon jama’ah haji 3 tahun sebelum keberangkatan sudah diikutsertakan dalam kegiatan HAJI SHAR’I, sehingga derajat kesehatannya bisa dideteksi sedini mungkin dan memudahkan untuk penanganan kesehatan selanjutnya sehingga status jama’ah resiko tingi bisa dikendalikan dan status Istito’ah sangat mudah dicapai. Dengan status istito’ah, jama’ah haji akan dengan mudah melakukan aktifitas haji di tanah suci dan terhindar dari gangguan kesehatan.DAMPAK INOVASIDengan diterapkannya Program inovasi “HAJI SHAR’I” semakin mempermudah dalam penanganan Kesehatan jama’ah haji. Dengan kondisi jama’ah yang sudah memahami pentingnya Kesehatan haji, upaya memantau dan evaluasi menjadi lebih mudah diantaranya :Manasik kesehatan haji telah rutin dilaksanakan 4 kali setahunPelayanan kesehatan haji di KBIH telah dilaksanakan 1 bulan sekaliHome Care jama’ah Resti telah dilaksanakan dengan frekwensi sesuai kondisi jama’ahClub Bugar Haji telah berkegiatan 2 kali semingguMonitoring dan Evaluasi oleh tim Pembina Jama’ah Haji (TPJH) Kecamatan Turi.Monitoring dan Evaluasi oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.EVALUASIAdapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi HAJI SHAR’I ini adalah:Frekwensi Manasik Kesehatan Haji 4 kali setahunFrekwensi kunjungan pelayanan kesehatan di KBIH 1bulan sekaliFrekwensi Home Care jama’ah Resti 95%Frekwensi kegiatan Club Bugar Haji 2 minggu sekaliJumlah peserta kegiiatan 90% Jumlah jama’ah Resti < 20% Anggota Whatsapp Grup 100%Sebelum inovasi angka jama'ah haji resiko tinggi mencapai 65%. tingkat kebugaran fisik hanya 33%, Angka Istito'ah 87%. setelah dilakukan inovasi angka resiko tinggi turun menjadi 8%, tingkat kebugaran fisik meningkat menjadi 93%, dan angka Istito'ah mencapai 100%. Pemantauan progres inovasi menggunakan Survey ilmiah dengan metodologi Pre and Post test menggunakan uji statistik Wilcoxon test, hasil nilai p=0,001 dengan kesimpulan inovasi haji Shar'i berpengaruh signifikan dalam menurunkan angka resiko tinggi, meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan angka istito'ah calon jamah haji.

Selengkapnya
INOVASI TAS MANTRI

            TAS MANTRI (Disabilitas Mandiri Terlindungi)Pemberdayaan Caregiver Kunci Sukses HCS (Home Care Services).Juara 1 (TOP 5) SINOLLA 2022 (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan)ABSTRAKTAS MANTRI merupakan Inovasi asli Puskesmas Turi, bertujuan meningkatkan keterampilan caregiver  dalam memberikan perawatan pasien HCS terutama disabilitas.Masalah saat ini masih belum adanya pengetahuan keterampilan caregiver dalam memberikan perawatan secara mandiri Pasien HCS terutama dengan disabilitas. Pada wilayah Turi tahun 2020-2021 terdapat 27,27% yaitu sejumlah 30 pasien disabilitas dari total 110 pasien HCS, dan terdapat 10 angka kematian pada tahun 2020-2021 sedangkan sebelum adanya inovasi TAS MANTRI belum ada pelatihan caregiver pada 19 desa dengan jumlah 110 caregiver (0%). Setelah inovasi TAS MANTRI terdapat 10  dari 19 desa yang sudah dilakukan pelatihan caregiver di. Beberapa desa tersebut memiliki akses yang cukup jauh dari fasyankes dan adanya bencana banjir. Jumlah caregiver yang sudah dilakukan pelatihan rutin tahun 2021 meningkat sejumlah 63,63% (70 caregiver) dari total 110 caregiver.Hasil survey Kepuasan Masyarakat didapatkan hasil kepuasan terhadap keterampilan caregiver 73% dan kepuasan terhadap layanan caregiver  64%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi TAS MANTRI jika dilaksanakan dengan baik, akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan caregiver  dalam memberikan perawatan pasien HCS terutama dengan disabilitas sehingga meningkatkan kesejahteraan kesehatan.IDE INOVATIF Berawal dari keprihatinan pasien disabilitas yang kurang berdaya dalam memenuhi kebutuhan sehari hari serta kepentingan kesehatan memacu Puskesmas Turi berupaya untuk mengatasi ketidakberdayaan pada pasien disabilitas dengan membentuk inovasi TAS MANTRI. Inovasi TAS MANTRI (Disabilitas Aman Terlindungi)  mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan kualitas hidup difabel (disabilitas) dengan cara memberikan kemampuan tambahan berupa pelatihan, kepada tetangga atau keluarga sebagai caregiver . Inovasi TAS MANTRI Puskesmas Turi adalah Original dan pertama di Lamongan. Langkah strategis dalam inovasi ini murni dari kearifan dan sumber daya lokal Istilah Caregiver secara bahasa bisa diartikan sebagai “pemberi perhatian”. Khusus dalam konteks keperawatan, Caregiver adalah orang yang memberikan perhatian dan perawatan bagi orang lain. Pada wilayah Turi tahun 2020-2021 terdapat 110 pasien dengan keterbatasan aktifitas yang dilakukan kunjungan rumah sesuai dengan program kerja Kepala daerah Kabupaten Lamongan atau disebut dengan HCS (Homecare Services) , diantaranya terdapat 30 pasien disabilitas fisik.  Seperti yang kita ketahui, pasien disabilitas memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain baik keluarga, layanan profesional maupun tetangga terdekat.  Berdasarkan latar belakang tersebut, Puskesmas Turi membentuk  Inovasi TAS MANTRI (Disabilitas Mandiri Terlindungi) dengan memberdayakan keluarga atau tetangga terdekat sebagai Caregiver .Tujuan inovasi ini tentu saja untuk meningkatkan kualitas hidup pasien disabilitas, Caregiver dapat membantu kebutuhan sehari hari, sampai keperluan kesehatan , misal ; Tanda vital kesehatan, Obat obatan dasar, kepatuhan minum obat bila ada indikasi, sampai keperluan rujukan bila dibutuhkan.Karena keluarga atau masyarakat sekitar masih awam terhadap layanan kesehatan, maka Puskesmas Turi hadir untuk memberikan  berbagai macam pelatihan. Kegiatan inovasi ini ditunjang oleh dukungan Lintas Sektor, Tenaga Kesehatan Puskesmas Turi sampai Tenaga kesehatan desa serta membangun Hubungan yang baik dari keluarga atau tetangga yang menjadi Caregiver.Inovasi TAS MANTRI merupakan terobosan luar biasa karena dalam pelaksanaannya mampu mendorong masyarakat untuk terlibat langsung dalam pembangunan kesehatan sebagai caregiver pasien disabilitas, dengan harapan pasien disabilitas dapat diperhatikan kualitas kesehatannya, kepatuhan minum obatnya serta kiat-kiat penanganan cepat ketika dalam kondisi sakit. Caregiver pasien disabilitas yang sehat dan produktif dapat menjadi agen perubahan karena mempunyai akses yang lebih banyak dengan masyarakat. Mereka mudah berinteraksi dalam menjalankan tugasnya, sehingga langkah inovasi ini efisien.  Inovasi TAS MANTRI merupakan solusi alternatif dari tingginya kasus pasien disabilitas di kecamatan Turi dan rendahnya pengetahuan para caregiver disabilitas tentang cara perawatan mandiri pasien disabilitas dirumah.SIGNIFIKANSIUntuk menentukan langkah strategis, terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari masalah kasus pasien disabilitas di wilayah Kecamatan Turi Langkah strategis dalam inovasi TAS MANTRI adalah :Belum ada pelatihan khusus caregiver pasien disabilitasBelum ada sarana prasarana khusus untuk pasien disabilitasBelum ada wadah dan komunitas khusus dalam memberikan perawatan mandiri pasien disabilitas. Komunikasi tidak efektif Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan keluarga atau pendamping pasien disabilitas, lintas sektor, aparatur desa, tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam memberikan perawatan pasien disabilitas.Melakukan survey lapangan untuk menentukan rumah pasien dan menunjuk Caregiver nya, sebelumnya dilakukan informed concern kepada pasien.Memberikan petunjuk teknis tentang tugas sebagai caregiver serta cara mengisi buku kontrol bulanan Memasukkan caregiver kedalam group wa Memberikan pelatihan  pada caregiver   setiap 1 tahun sekaliSiap mengkoordinir pembelian alat-alat kesehatan sesuai indikasi dengan dana bantuan dari desa.Menjalin komunikasi yang efektif melalui media socialDalam aspek sosial, inisiatif TAS MANTRI telah mampu menciptakan wadah kepedulian yang kuat sekaligus kemampuan penatalaksanaan secara tepat. Semuanya dilakukan demi pemberdayaan care giver sebagai kunci sukses HCS. Inovasi ini telah menciptakan sesuatu yang baru yaitu dengan peran caregiver dan LINSEK sebagai ujung tombak dari mereka, informasi tersebut dikoordinasikan dengan puskesmas. Dalam aspek ekonomi, inisiatif telah berhasil memberdayakan masyarakat terutama pada keluarga yang terdapat pasien disabilitas yang memerlukan pengobatan dan perawatan setiap hari bisa dilakukan perawatan oleh  masing-masing caregiver dirumah, meliputi kebutuhan sehari-hari dan bagi caregiver yang sudah terlatih bisa peka terhadap kebutuhan kesehatan pasien disabilitas, contohnya tanda vital, kepatuhan minum obat dan kebutuhan rujukan. Melakukan optimalisasi alat yang telah disediakan oleh lintas sektor. Inovasi ini akan terus berlanjut karena mendapatkan dukungan penuh dari Linsek dan masyarakat.Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan melalui lokakarya internal Puskesmas.dengan mengumpulkan semua bidan desa, dan evaluasi dengan para LINSEK 3 bulan sekali, evaluasi dengan caregiver 1 tahun sekali. Bertempat dipuskesmas dan dipimpin langsung oleh kepala puskesmas. Agendanya,meminta laporan dari tiap pertemuan dan hasil kegiatan termasuk keberhasilan dan hambatan yang terjadi.Hasil lokakarya internal kemudian dibawa oleh kepala Puskesmas ke forum eksternal tingkat kecamatan, dipimpin oleh Camat dengan mengundang Kepala desa, Polisi, BABINKANTIB desa. Dalam evaluasi tersebut, dibahas tuntas segala perkembangan dan hambatan dilapangan, sekaligus solusinya. Hasilnya dibawa untuk bahan evaluasi ditingkat kabupaten.Adapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi TAS MANTRI ini adalah:Dilakukan pelatihan dan evaluasi caregiver dalam 1 tahun sekaliAdanya buku kontrol perawatan pasien HCS terutama disabilitasPemantauan buku kontrol perawatan pasien HCS terutama disabilitas dilakukan 1 bulan sekali. PJ desa melakukan pendampingan setiap kali dibutuhkan oleh caregiver Keaktifan BABINKANTIB (KORAMIL) sebagai keamanan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum adanya inovasi TAS MANTRI belum ada pelatihan caregiver pada 19 desa dengan jumlah 110 caregiver (0%), setelah inovasi TAS MANTRI terdapat 10  dari 19 desa yang sudah dilakukan pelatihan caregiver di wilayah Turi. Beberapa desa tersebut memiliki akses yang cukup jauh dari fasyankes dan adanya bencana banjir. Jumlah caregiver yang sudah dilakukan pelatihan rutin tahun 2021 meningkat sejumlah 63,63% (70 caregiver) dari total 110 caregiver.  TAS MANTRI melahirkan komunitas masyarakat para caregiver dan LINSEK setempat yang bertugas memantau dan melakukan perawatan HCS terutama pasien disabilitas secara mandiri dirumahHasil survey Kepuasan Masyarakat terhadap efektifitas inovasi TAS MANTRI didapatkan hasil kepuasan terhadap keterampilan caregiver sejumlah 73%, Kepuasan pasien disabilitas terhadap keterampilan caregiver sejumlah 64%.Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi TAS MANTRI jika dilaksanakan dengan baik, akan berpengaruh dalam meningkatkatkan keterampilan caregiver  dalam memberikan perawatan pasien HCS terutama dengan disabilitas sehingga meningkatkan kesejahteraan kesehatan. ADABTABILITASProgram inovasi TAS MANTRI sangat mudah dipindahkan, ditransfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan pelatihan caregiver rutin dalam perawatan mandiri pasien disabilitas dirumah dan mengkoordinir pembelian alat-alat kesehatan yang dibutuhkan.Peran aktif para caregiver diharapkan mampu membuat pasien disabilitas menjadi mandiri dan berdaya dalam kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki kualitas kesehatannya. Karena TAS MANTRI mengedepankan unsur pemberdayaan masyarakat, maka inovasi ini sangat layak untuk diadopsi dan diaplikasikan di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.KEBERLANJUTANAgar inovasi TAS MANTRI tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga komitmen bersama antara caregiver, PJ desa dan petugas puskesmas.Menjaga komitmen bersama antar Lintas Sektor tiap 3 bulan sekali.Melakukan Pertemuan rutin tiap tahun, sekaligus memberikan pelatihan dan refresh ilmu bagi Caregiver, Oleh programmer PERKESMAS Puskesmas TuriPemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan secara rutin.Melakukan monitoring ketersediaan alat kesehatan yang dibutuhkan di desa tersebut. Melaporkan melalui Whastapp Group setiap kasus pasien disabilitas yang membutuhkan konsultasi.Mengalokasikan penganggaran TAS MANTRI pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)Sumber DanaAnggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5.000.000/tahun.Swadaya Masyarakat 500.000/tahun Pembelian alat-alat kesehatan tensimeter elektrik 500.000 dan thermometer seharga 50.000 untuk acara penyuluhan dan pelatihan caregiver.SDM110 caregiver, 19 Bidan Desa, , 1 Programer PERKESMAS, 19  Polisi desaPenunjang15 Mobil Sehat

Selengkapnya
INOVASI POCO BERIMAN MAS

POCO BERIMAN MAS (Positif Covid-19 Bersalin Aman di Puskesmas) #Ruang Persalinan Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)RINGKASANPOCO BERIMAN MAS (Positif Covid-19 Bersalin Aman di Puskesmas) #Ruang Persalinan Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) Kategori: Ketahanan Institusi Publik di Masa Pandemi dan Antisipasi di Masa Pasca Pandemi Covid-19POCO BERIMAN MAS merupakan inovasi asli Puskesmas Turi, berupaya memberikan pelayanan persalinan pasien positif Covid-19 di puskesmas tanpa harus ke rumah sakit. Masalah yang dihadapi adalah belum memiliki ruang persalinan yang terstandart untuk pasien Covid-19.Puskesmas Turi berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan ruang persalinan berteknologi tekanan negative ((Negative Pressure) serta melengkapi dengan sarana-prasarana yang memadai sehingga sangat aman untuk persalinan pasien Covid-19.Ide cemerlang ini menghasilkan hal yang sangat dramatis dimana 94% ibu positif Covid-19 melahirkan di Puskesmas Turi, 6% melahirkan di rumah sakit karena adanya penyulit serta indikasi rujukan.POCO BERIMAN MAS mampu membuat tempat persalinan yg mudah dijangkau dan aman sehingga ibu bersalin dengan postif covid -19 lebih cepat tertangani dan mendapatkan tempat bersalin yang aman. IDE INOVATIFBerawal dari masih banyaknya masyarakat yang takut dan khawatir akan melahirkan di Rumah sakit saat positif covid-19 dan ada nya kematian maternal dan neonatal dengan covid 19.dari situ Puskesmas Turi berupaya untuk mengatasi keluhan masyarakat sehingga terbentuknya Inovasi POCO BERIMAN MAS.Inovasi POCO BERIMAN MAS puskesmas turi adalah pertama dari puskesmas lain yang ada di wilayah kecamatan lamongan. Langkah strategis dalam inisiatif ini murni dari strategi dan sumber daya lokal. Seperti adanya alat bertektonologi tekanan negatif, penyedian APD lengkap sesuai standar yang di tetapkan. Seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan dan jajarannya jg selalu siap apabila terdapat hal- hal yang tidak di inginkan saat proses pertolongan persalinan berlangsung.Sebelum munculnya inisiatif POCO BERIMAN MAS pelayanan persalinan dengan positif covid-19 hanya bisa dilakukan dirumah sakit. Dan karna keterbatasan tempat maka akan memicu terjadinya peningkatan angka kemtian maternal dan neonatal.Munculnya inisiatif POCO BERIMAN MAS Membawa dampak positif terhadap pelayanan publik yang signifikan. Melalui alat Berteknologi Tekanan Negatif maka persalinan ibu dengan positif covid-19 dapat dilakukan dengan aman dipuskesmas turi. Inovasi ini berdampak positif dalam upaya pelayanan persalinan dipuskesmas uri sehingga  mampu meningkatkan kesadaran bahwa setiap ibu bersalin walaupun dengan positif covid -19 bisa diberikan pelayanan dengan baik. Manfaat dari (Negative Pressure) Berteknologi Tekanan Negatif mampu membantu mencegah terjadinya penyebaran virus maupun bakteri yang ada di ruangan pesalinan.dan dapat di artikan bahwa tekananudara yang ada dalam ruangan tersebut lebih rendah di bandingkan tekanan udara di luar ruangan.SIGNIFIKANSIUntuk menentukan langkah strategi terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari masalah banyakanya pasien hamil dengan positf covid -19 yang meninggal saat proses persalinan di kecamatan turi kabupaten lamongan. Langkah strategis dalam inovasi POCO BERIMAN MAS adalah :Belum ada informasi tentang pengetahuan ibu hamil dengan positf-19 Belum ada apd lengkap dan tempaat khusus bertekanan negative untuk menolong persalinan pasien dengan positf covid- 19  Belum ada tempat bersalin yang aman bagi tenaga kesehatan dan ibu bersalin yang positf covid -19 Kondisi sanitasi lingkungan belum memenuhi standart kesehatan Komunikasi tidak efektif Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang ada di desa  lintas sector, aparatur desa, tokoh agama, toko pemuda untuk berkomitmen bersama dalam memberikan pengetahuan dan informasi dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi di kecamtan turi Siap memberikan fasilitas apd dan ruangan bertekanan negativsesuai dengan standart ruang bersalin positf covid-19 Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang ibu hamil dan pencegahan covid-19 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengetahuan tentang apd dan ibu hamil dengan covid-19 .Menjalin komunikasi yang efektif melalui bidan desa dan membuat brosur yang dibagikan ke masyarakat di kecamatan turi melalui bidan desaDalam aspek sosial, inisiataif POCO BERIMAN MAS telah mampu memberikan tempat yang aman, nyaman untuk bersalin walaupun dengan positif covid-19. Dan semua yang pelayanan yang berikan adalah demi rasa aman dan nyamannya ibu bersalin serta mengurangi angka kematian ibu dan bayi . Inovasi ini telah menciptakan yang baru yaitu adanya ruiang bersalin yang standart bertekanan negative unrtuk menolong pasien melahirkan dengan covid -19 serta kordinasi yang bagus antara tenaga kesehatan khususnya bidan desa dan lintas sector sehingga mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta kenyamanan pasien dalam melahirkan         Dalam aspek ekonomi pasien dapat menghemat biaya untuk perjlanan tanpa harus ke rumah sakit pada saat melahirkan.Agar inovasi POCO BERIMAN MAS tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama pj desa dan petugas bersaliPemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan terutama Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)Melakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap para ibu hamil yang ada diwilayah turi.Monitoring dan evaluasi oleh Petugas bersalin di Puskesmas Turi terhadap penatalaksanaan persalinan dengan positif covid-19Mengalokasikan penganggaran pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) jika dibutuhkan lagi melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)Evaluasai di lakukan setiap bulan melalui rapat kecil ruang bersalin sebelum di lakuakan lokakarya internal puskesmas dengan seluruh staf puskesmas.kemudian  evaluasi lintas sektor 3 bulan sekali bertempat di puskesmas turi., dan di pimpin langsung oleh kepala puskesmas turi untuk memaparkan hasil capaian kegiatan termasuk keberhasilan dan hambatannya.Adapun indikator indikator dalam pencapaian inovasi POCO BERIMAN MAS ini adalah :pelayanan persalinan dengan positif covid -19 yang aman di puskesmastersedianya alat berteknologi tekanan negatif (negative pressure) menurunnya angaka kematian maternal dan neonatanSetelah inovasi ibu beralain dengan covid -19 dapat melahirkan di puskesmas turi dengan aman. Dan anhka kematian maternal dan neonatal menurun karena adanya tempat persalian yang aman dan terjangkau. POCO BERIMAN MAS mampu membuat tempat yg mudah dijangkau dan aman sehingga ibu bersalin dengan postif covid -19 lebih cepat tertangani dan mendapatkan tempat bersalin yang aman. Hasil survei kepuasan masyarakat terhadap efektifitas inivasi POCO BERIMAN MAS  di dapatkan hasil kepuasan yang menjadi 90℅ dari sebelumnya 10℅ sebelmu adanya inovasi ini. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN TPBInovasi POCO BERIMAN MAS sejalan dengan tujuan global ke-3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia, sasaran global ke-1 pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, sasaran RPJMN 2015-2019 ke 1.1 menurunnya angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2019 menjadi 306 (2010: 346)ADAPTABILITASProgram Inovasi POCO BERIMAN MAS sangat membantu dalam upaya meningkatatkan mutu pelyananan dan dapat di terapkan di puskesmas lain, karena hanya membutuhkan pemberian tekanan negatif dan penyediaan APD lengkap.Dengan peran aktif semua tenga medis maupun non medis maka peningktatan mutu layanan dan upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi dapat di minimalisir.Inovasi POCO BERIMAN MAS ini sangat efektif untuk penurunan angaka kematian ibu dan bayi maka layak untuk diterapan di puskesmas yang ada di wilayah kabupaten Lamongan.KEBERLANJUTANAgar inovasi POCO BERIMAN MAS tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama pj desa dan petugas bersaliPemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan terutama Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure)Melakukan sosialisasi secara berkesinambungan terhadap para ibu hamil yang ada diwilayah turi.Monitoring dan evaluasi oleh Petugas bersalin di Puskesmas Turi terhadap penatalaksanaan persalinan dengan positif covid-19Mengalokasikan penganggaran pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure) jika dibutuhkan lagi melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)Sumber DanaAnggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 8.400.000/tahun.Pembelian alat Berteknologi Tekanan Negatif (Negative Pressure).Diwujudkan untuk memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan kasus covid-19 dengan aman dan nyaman SDM19 bidan desaPenunjang15 Mobil SehatKOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGANBupati Lamongan, selaku inspirator dan motivator, serta peningkatan pelayanan publik.Kepala Dinas Kesehatan, inisiator pencegahan transmisi penularan infeksi pada terutama kasus covid-19 pada ibu bersalinPuskesmas Turi, sebagai inisiator utama kegiatan yang sekaligus berperan sebagai pelaksana, pembina dan pemantau Program inovasi ini. Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan POCO BERIMAN MAS.Seluruh mudin jenazah yang selalu aktif dalam pertemuan dan pelaksanaan pemandian jenazahPolsek dan Koramil, selaku koordinator keamanan Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana.

Selengkapnya
INOVASI GERUDUKAN

                                                                                                                                                                                                  GERUDUKAN (Gerakan Rumah 2 Ikan)#Basmi Jentik dan Cegah DBDABSTRAKGERUDUKAN (Gerakan Rumah Dua Ikan, Basmi DBD) merupakan program Inovasi yang asli dan baru dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan, bertujuan meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sehingga kejadian DBD bisa menurun bahkan sampai tidak ada kasus. Berawal dari keprihatinan masih banyaknya pasien yang dirawat dengan diagnose DBD di Puskesmas Turi yang berlangsung terus-menerus setiap tahun dan musiman yang berakibat mulai ringan, sedang, berat samapi kematian. Dari situ Puskesmas Turi berupaya untuk mengatasi problem tingginya kasus DBD menggunakan pola baru sehingga terbentuklah Inovasi GERUDUKAN.Pencegahan DBD telah dilakukan dengan upaya 3M Plus, Fogging dan sanitasi lingkungan. Akan tetapi angka kejadian DBD di wilayah Kecamatan Turi Kabupaten lamongan masih tinggi (45%), untuk itu diperlukan upaya penunjang sebagai solusi melalui GERUDUKAN. Bentuk kegiatan Gerudukan adalah: 1) pemberian bak mandi di setiap rumah dengan 2 ikan pemakan jentik, 2)pembentukan Kader Jumantik. GERUDUKAN menitik beratkan pada partisipasi masyarakat dalam upaya membasmi jentik nyamuk. kegiatannya sangat simpel dan membutuhkan biaya yang relatif murah unsur utama dari inovasi GERUDUKAN adalah dengan pemberian 2 ikan pemangsa jentik pada bak mandi. Inovasi GERUDUKAN sangat mudah direplikasikan di tempat lain karena simpel dan sederhana, dan menjaga tetap berkelanjutan juga sangat mudah karena basic utama adalah partisipasi masyarakat.TUJUANPengendalian penyakit  demam berdarah dengue (DBD) telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/1992, dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selain pentalaksanaan penderita DBD memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa DBD. Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang/memanfaatkan kembali barang barang bekas) serta ditambah (Plus) seperti: menaburkan larvasidasi pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian DBD dan mencegah terjadinya peningkatan kasus dan KLB, maka diperlukan adanaya Juru pemantau jentik (JUMANTIK) dalam melakukan pengwasan serta penyuluhan kepada masyrakat agar melakukan PSN 3M Plus selain itu juga dibutuhkan pencatatan Angka Bebas Jentik yang berkualitas oleh petugas puskesmas. Mengingat pentingnya pencatatan yang berkualitas maka kami berinovasi  dengan sebuah kegiatan yang bernama Berantas DBDINOVATIFUpaya pencegahan DBD sudah dilaksanakan, akan tetapi faktanya kejadian DBD masih tinggi (45%) dan angka bebas jentik juga masih tinggi (65%). hal ini diakibatkan belum ada upaya alternative yang komprehensip. Maka GERUDUKAN menjadi salah satu solusi mengatasi hal di atas.Inovasi GERUDUKAN solusi alternatif  dari masalah tingginya kejadian DBD di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bahkan mungkin di Indonesia. Dengan cara :Pemberian 2 ikan pemangsa jentik pada bak mandi di setiap rumah penduduk.Jenis ikan pemangsa jentik diantaranya ikan cupang, ikan betik, ikan lele, ikan togek Memaksimalkan peran Kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik)Memasang kartu control jentik pada setiap rumahSeminggu sekali bak mandi di setiap rumah akan dipantu apakah ada jentik atau tidak oleh kader Jumantik.Inovasi GERUDUKAN asli dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan  yang tercetus dari keprihatinan kader Jumantik karena di musim penghujan masih banyak kejadian DBD pada tetangganya.Pencegahan DBD selama ini kurang maksimal karena angka bebas jentik (ABJ) masih tinggi. Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan akhirnya mempunyai gagasan untuk menurunkan ABJ menjadi  10% melalui Inovasi Gerudukan dengan menitikberatkan peran kader Jumantik dan masyarakat.TRANSFERABILITASProgram inovasi GERUDUKAN sangat mudah dipindahkan, ditranfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan ikan pemangsa jentik yang bisa didapkan disemua tempat dengan biaya yang sangat terjangkau. Dengan peran aktif kader Jumantik, upaya pencegahan DBD menjadi lebih maksimal. Inovasi ini telah mendapatkan apresiasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dan akan diaplikasikan untuk seluruh puskesmas.SUMBER DAYA DAN DANASumber Daya ManusiaPuskesmas Turi Kabupaten Lamongan:Kapus, Tim Pembina DBD,Programer DBDDokter, Perawat,Nakes desa, Promkes, SanitarianKader JumantikPendanaan Anggaran BOK Rp.2.500.000 (2018-2019), dan pembiayaan swadaya masyarakat + Rp. 1.000.000/Tahun direalisasikan dalam bentuk:Penyuluhan masyarakatPembinaan Kader JumantikPembelian ikan pemangsa jentikLANGKAH STRATEGISLangkah strategis yang dilakukan adalah:Bekerja sama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam pemberantasan DBDPenyediaan ikan pemangsa jentik nyamuk yang dikelola dan dibiayai sendiri oleh masyarakatPenguatan kader JUMANTIK dengan memberikan pelatihan pemantauan jentik, pemberantasan DBD dan sanitasi lingkungan.Membuat Posko di tiap desa sebagai wadah dalam kegiatan GERUDUKANPemberdayaan masyarakat dalam PSN dan sanitasi lingkungan.Menjalin komunikasi yang efektif melalui media sosial.KEBERLANJUTANProgram inovasi GERUDUKAN merupakan program yang terus berkelanjutan dan tidak boleh berhenti untuk itu penanganannya harus berbasis kader dan masyarakat. karena semua telah menyadari pencehgahan DBD harus berkesinambungan melalui upaya GERUDUKAN diharapkan angka kejadian DBD menjadi 10% dan Angka Bebas Jentik (ABJ) menjadi 5%.Di Kecamatan Turi telah dilaksanakan GERUDUKAN di setiap desa. Pemberian 2 ikan pada bak mandi sudah 85%. Pemantauan jentik oleh kader Jumantik telah dilaksanakan setiap minggu sekali pada setiap rumah penduduk.  Pemberian dua ikan pemangsa jentik pada setiap bak mandi sangat efektif dalam meminimalisir berkembangnya nyamuk Aides Aegepty pembawa virus Dengue karena jentik nyamuk kebanyakan berkembang biak pada bak mandi. Dengan adanya ikan pemangsa jentik dengan sendirinya jentik akan dimakan oleh ikan. Pemberian 2 ikan pemangsa jentik disetiap bak mandi akan meminimalisir perkembangbiakan nyamuk terutama nyamuk aides aegepty sehingga angka bebas jentik semakin menurun dan secara otomatis kejadian DBD juga menurun.Agar inovasi GERUDUKAN tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:Menjaga dan menguatkan komitmen bersama dengan lintas sektor, aparatur desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pertemuan rutin setiap 3 bulan.Ketersediaan ikan pemangsa jentik oleh masyarakat yang terkontrolPemantauan jentik rutin setiap minggu pada rumah oleh kader JUMANTIK serta membuat laporan setiap bulanPertemuan kader Jumantik setiap bulan.Pelaporan ABJ dan kasus DBD secara elektronikKerja Bhakti kebersihan lingkungan setiap 1 minggu sekali oleh masyarakatMonitoring dan evaluasi oleh Programer DBD Puskesmas Turi setiap bulan sekali.Mengalokasikan penganggaran GERUDUKAN pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)EVALUASIDengan diterapkannya Program inovasi “GERUDUKAN” semakin mempermudah dalam penanganan DBD. Dengan kondisi masyarakat yang sudah memahami pentingnya Kesehatan lingkungan, upaya memantau dan evaluasi menjadi lebih mudah diantaranya :Pemberian dua ikan pada setiap bak mandi sudah dilakukan di semua desa di Kecamatan Turi.Pertemuan kader Jumantik dan penyuluhan masyarakat telah dilakukan setiap bulan sekaliPemantauan jentik oleh kader jumantik telah dilaksanakan 2 minggu sekali dan sesuai jadwal.Pengisian angka bebas jentik (ABJ) pada kartu kontrol di setiap rumah sudah tepat waktu.Monitoring dan Evaluasi oleh tim Pembina DBD Kecamatan Turi.Adapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi GERUDUKAN ini adalah:Terdapatnya 2 ikan pada setiap bak mandiAdanya kartu kontrol bebas jentik pada setiap rumahPemantauan jentik dilakukan tepat waktu 1 minggu sekaliPengurasan bak mandi dilakukan 1 minggu sekali.Monitoring dan evaluasi petugas puskesmas dilakukan 1 bulan sekaliUpaya pemantauan yang kami lakukan yaitu dengan cara pelaporan di puskesmas setiap bulannya, dan dievaluasi melalui pertemuan Tim Pembina DBD Kecamatan Turi setiap tiga bulan sekali. Evaluasi setiap tahun juga dilakukan, untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan dalam setahun serta penyusunan kegiatan untuk tahun berikutnya. Dan juga pemaparan target kegiatan tahun selanjutnyaKOLABORATIFProgram inovasi ini merupakan kerja bersama tujuh organisasi besarPuskesmas Turi, sebagai inisiator utama kegiatan yang sekaligus berperan sebagai pelaksana, pembina dan pemantau Program inovasi ini. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, sebagai memberikan ilmu dan pemecah masalah-masalah yang ada di lapangan. Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan, Yang memberikan dukungan penuh sehingga setiap langkah strategis dapat langsung direalisasikan.Kader Jumantik Kecamatan Turi sebagai mitra kerja dalam pelakanaan kegiatan.Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan GERUDUKAN.Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana.FAKTOR PENENTU Faktor penentu keberhasilan inovasi GERUDUKAN adalah seberapa besar pemberdayaan masyarakat melalui kader perempuan dalam peran aktifnya dalam pemantauan jentik nyamuk yang dilakukan secara berkesinambungan. Dukungan dana dari internal puskesmas dan kontribusi masyarakat menjadikan kegiatan GERUDUKAN akan bisa berjalan lebih maksimal. Kerjasama petugas puskesmas dengan lintas sektor dan ormas, akan memudahkan dalam koordinasi untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah disepakati. Kendala yang dihadapi adalah situasi pandemi, banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Ini adalah tantangan bagi kami untuk tetap eksis bergerak dengan memanfaatkan media elektronik untuk koordinasi dan menyebarkan informasi.

Selengkapnya