PUSKESMAS TURI

INOVASI HAJI SHAR'I



HAJI SHAR’I

(Jama’ah Haji Sehat, Handal, Aman, Bugar dan Istito’ah)


  • Juara Harapan 2 Kompetisi Kelompok Budaya Kerja (KBK) Propinsi Jawa Timur 2019

  • Juara 1 (TOP 5) SINOLLA 2020 (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Lamongan)


C:\Users\LENOVO\Downloads\WhatsApp Image 2022-07-21 at 09.36.34.jpegC:\Users\LENOVO\Downloads\WhatsApp Image 2022-07-21 at 09.36.32.jpeg



ABSTRAK


HAJI SHAR’I (Jama'ah Haji Sehat, Handal, Aman, bugaR dan Istito'ah) merupakan program Inovasi Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan.  tujuannya adalah menyiapkan calon jama'ah haji di wilayah Kecamatan Turi menjadi Istito'ah sejak tiga tahun sebelum keberangkatan. Problem yang dihadapi saat ini adalah masih banyaknya calon jama'ah Haji dengan resiko tinggi baik resiko tinggi penyakit maupun usia yang mencapai 60%. Tingkat kebugaran fisik 33% dan angka Istito'ah 85%. hal ini diakibatkan kurangnya pembinaan secara dini yang berakibat calon jama'ah haji gagal berangkat, belum tervaksinasi, menderita gangguan penyakit bahkan kematian. permasalahan ini apabila tidak dicarikan solusinya maka akan menjadikan problem musiman yang berlangsung terus-menerus setiap tahun. Untuk mengatasi masalah di atas Puskesmas Turi berupaya untuk meningkatkan pembinaan jamaah haji melalui inovasi HAJI SHAR’I yang berupaya menjadikan jama'ah haji menjadi Sehat, handal, Aman, Bugar dan Istito'ah.Bentuk kegiatan layanan HAJI SHAR’I adalah 1) Manasik Kesehatan Haji, 2) Posyandu Haji, 3) Club Bugar Haji, 4) Home Care jama’ah Resti, 5) WAG haji (Whats App Grup Haji Shar’i). Setelah dilakukan inovasi dengan Haji Shar'i, didapatkan hasil pengetahuan jama'ah haji tentang kesehatan meningkat, pelayanan kesehatan menjadi maksimal, kebugaran fisik meningkat dan terkontrol, faktor resiko tinggi derdeteksi dan terpantau, komunikasi menjadi efektif. Hasil evaluasi menggunakan survey ilmiah dengan pendekatan Pre and Post test didapatkan hasil angka resiko tinggi turun menjadi 8%, tingkat kebugaran fisik meningkat menjadi 93%, dan angka Istito'ah mencapai 100%. Hasil uji Wilcoxon test didapatkan hasil nilai p=0,001 yang bermakna signifikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi haji Shar'i berpengaruh signifikan dalam menurunkan angka resiko tinggi, meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan angka istito'ah calon jamah haji.


Description: E:\Edy S\Haji Shari Video\Tugas Video Inovasi haji Shar'i\Posyandu Haji\IMG-20190328-WA0111.jpgDescription: E:\Edy S\Haji Shari Video\Tugas Video Inovasi haji Shar'i\Posyandu Haji\IMG_20190328_080248.jpg


TUJUAN INOVASI


Indonesia merupakan negara terbesar yang mengirimkan jemaah haji jika dibandingkan dengan negara lainnya di dunia, hamper setiap tahun sekitar 60 s/d 67% dari total Jemaah haji adalah tergolong kelompok Risiko tinggi (Risti). Penyakit degeneratif, metabolik dan kronis masih mendominasi sebagai penyakit yang dideritaoleh Jemaah haji dengan usia lanjut. Sedangkan disisi lain penetapan istithaah sebagai salahsatusyaratpemberangkatan Jemaah haji.(permenkes nomor 15 tahun 2016) Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji di kabupaten Lamongan tahun 2018, telah ditemukan beberapa permasalahan diantaranya insiden kematian jamaah haji 4 orang, masih adanya CJH tidak istithaah/ tidak istithaah sementara, CJH yang belum divaksinasi. Dengan kondisi kesehatan Jemaah haji yang bersifat dinamis, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan Jemaah haji agar tetap memenuhi syarat istithaah kesehatan sampai menjelang keberangkatan melalui pembinaan kesehatan haji berkesinambungan secara terintegrasi dengan program kesehatan melalui pendekatan keluarga Jemaah haji dan penguatan pemberdayaan masyarakat. Dan program tersebut  bertema “HAJI SHAR’I” dengan tujuan meningkatkan dan mempertahankan kapasitas derajat kesehatan calon jemaah haji untuk mencapai istithaah kesehatan.



Description: E:\Edy S\Haji Shari Video\Tugas Video Inovasi haji Shar'i\Manasik\IMG-20190328-WA0068.jpgIMG-20181213-WA0037



SIGNIFIKANSI

Upaya pelayanan kesehatan jama’ah haji sudah dilaksanakan, akan tetapi faktanya angka resiko tinggi masih signifikan sekitar 60%, hal ini diakibatkan pembinaan kesehatan tidak dilaksanakan sedini mungkin. Upaya mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah kegiatan yang masiv, terstruktur, komprehensip berbasis kelompok masyarakat (KBIH) yang menjamin jama’ah haji menjadi istito’ah. Inovasi HAJI SHAR’I hadir untuk memberikan layanan jemput bola dengan mengoptimalkan peran KBIH  dan jama’ah haji yang selama ini masih terabaikan. Inovasi Haji Shar’ai dirasa sangat efektif sebagai alat dalam meningkatkan derajat kesehatan jama’ah haji menuju istito’ah. untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan jama’ah tentang kesehatan melalui Manasik Kesehatan haji. Jama’ah resiko tinggi baik penyakit dan usia akan terdeteksi sedini mungkin sehingga akan lebih muda memberikan penanganan dan pengobatan melalui upaya Posyandu Haji. Kesiapan kesehatan dan kebugaran jama’ah haji bisa diupayakan semaksimal mungkin dengan latihan dan pembinaan kebugaran fisik memalui upaya Club Bugar Haji. Perlunya jemput bola dalam memantauan jama’ah resiko tinggi model Home Care oleh Nakes desa menjadikan jama’ah resiko tinggi menjadi terkontrol. Komunikasi antara jama’ah dengan petugas akan lebih efektif dengan media sosial melalui upaya WAG haji.

G:\Buat video haji\6Bugar Haji\Senan\senam3.jpgDescription: E:\Edy S\Haji Shari Video\Tugas Video Inovasi haji Shar'i\Kunjungan Rumah\IMG-20190502-WA0020.jpg



KEUNIKAN

Inovasi HAJI SHAR’I solusi menyeluruh  dari masalah kesehatan haji di Kabupaten Lamongan dan  mungkin di Indonesia. Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada peran masyarakat melalui KBIH dan Calon Jama’ah Haji.

Bentuk kegiatan Haji Shar'i adalah:

  1. Manasik Kesehatan Haji; Peningkatan pengetahuan kesehatan pada jama’ah dilaksanakan 2 kali setahun.

  2. Posyandu Haji; berupa Pemeriksaan kesehatan, penunjang, antropometri, pengobatan, konsultasi serta Health Education dilaksanakan di KBIH 1 bulan sekali.

  3. Club Bugar Haji; Peningkatan kebugaran dengan kegiatan, senam haji, Fun Game, Rockport Methode, dilaksanakan 2 minggu sekali.

  4. Home Care jama’ah Resti

  5. WAG Haji Shar'i; Grup Whatsapp untuk komunikasi yang efektif.

Inovasi HAJI SHAR’I asli dari Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan  yang dilatarbelakangi dari keprihatinan  karena banyaknya jama’ah hajinya yang meninggal dunia di tanah suci karena sakit. hal ini dikarenakan pembinaan kesehatan jama’ah haji selama ini kurang maksimal dan resiko tinggi penyakit kurang terdeteksi sedini mungkin. Kebugaran fisik jama'ah haji juga kurang terbina sehingga saat melalukan aktifitas di tanah suci sangat sekali rentan terhadap penyakit. Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan akhirnya mempunyai gagasan untuk menurunkan angka resiko tinggi pada jama'ah haji dan  menjadikan jama’ah haji 100% Istito’ah dan bebas meninggal dunia melalui Inovasi HAJI SHAR’I dengan menitikberatkan pembinaan sebelum 3 tahun keberangkatan.

G:\Buat video haji\WA grup\Screenshot_2019-07-23-14-26-26-568_com.whatsapp.pngG:\Buat video haji\WA grup\Screenshot_2019-07-23-14-26-05-501_com.whatsapp.png

TRANSFERABILITAS

Program inovasi HAJI SHAR’I sangat mudah direplikasi, ditranfer, dan diadaptasi karena hanya mengandalkan komunikasi yang intens dengan jama’ah dan KBIH serta low cost. Jama’ah dan KBIH sangat apresiatif dan ikut berperan aktif dalam seluruh kegiatan. Puskesmas mempunyai tenaga Pembina, sarana prasarana, jama’ah serta dukungan KBIH, sehingga inovasi ini sangat mudah untuk ditransfer dan diaplikasikan di puskesmas lainnya.  Inovasi ini telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah propinsi Jawa Timur melalui KBK (Kompetisi Budaya Kerja) dengan predikat Juara Harapan 2 tahun 2019,  sehingga layak untuk diaplikasikan di selurh puskesmas se-Kabupaten Lamongan bahkan seluruh Jawa Timur.

Description: E:\Edy S\Haji Shari Video\Tugas Video Inovasi haji Shar'i\Akupresure\IMG_20190328_105613.jpgG:\Buat video haji\5Akupresure\Amaji3.jpg

SUMBER DAYA DAN DANA

Sumber Daya Manusia

  • Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan:

  • Kapus, Tim Pembina Kesehatan Haji, Programer

  • Tim Pembina Haji Kecamatan Turi

  • Dokter, Perawat, Ahli Gizi, Promkes, Kesehatan olahraga

  • Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Puskesmas Turi

  • KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji)

  • Persaudaraan Haji Kecamatan Turi (organisasi masyarakat)

Pendanaan 

Anggaran BOK Rp.2.500.000 (2018-2019), dan pembiayaan swadaya masyarakat + Rp. 1.000.000/Tahun (KBIH) direalisasikan dalam bentuk:

  • Manasik Kesehatan Haji

  • Kegiatan Club Bugar Haji

  • Homa Care jama’ah Resti

  • Monev

KEBERLANJUTAN

Program inovasi HAJI SHAR’I merupakan program yang terus berkelanjutan dan tidak boleh berhenti untuk itu penanganannya harus berbasis jama’ah dan KBIH. karena semua telah menyadari pembinaan jama’ah haji itu harus berkesinambungan melalui kegiatan manasik kesehatan haji, pelayanan kesehatan haji, Home Care jama’ah Resti, serta peningkatan kebugaran haji diharapkan status keseluruhan jama’ah haji di Kecamatan Turi menjadi istito’ah 100%. Di Kecamatan Turi telah dilaksanakan kegiatan manasik kesehatan haji 2 kali setahun, pelayanan kesehatan di KBIH setiap bulan dan kegiatan kebugaran haji 2 kali seminggu. Komunikasi dengan jama’ah serta pemberian informasi kesehatan telah dilaksanakan melalui media Whatsapp Grup. Calon jama’ah haji 3 tahun sebelum keberangkatan sudah diikutsertakan dalam kegiatan HAJI SHAR’I, sehingga derajat kesehatannya bisa dideteksi sedini mungkin dan memudahkan untuk penanganan kesehatan selanjutnya sehingga status jama’ah resiko tingi bisa dikendalikan dan status Istito’ah sangat mudah dicapai. Dengan status istito’ah, jama’ah haji akan dengan mudah melakukan aktifitas haji di tanah suci dan terhindar dari gangguan kesehatan.


DAMPAK INOVASI

Dengan diterapkannya Program inovasi “HAJI SHAR’I” semakin mempermudah dalam penanganan Kesehatan jama’ah haji. Dengan kondisi jama’ah yang sudah memahami pentingnya Kesehatan haji, upaya memantau dan evaluasi menjadi lebih mudah diantaranya :

  • Manasik kesehatan haji telah rutin dilaksanakan 4 kali setahun

  • Pelayanan kesehatan haji di KBIH telah dilaksanakan 1 bulan sekali

  • Home Care jama’ah Resti telah dilaksanakan dengan frekwensi sesuai kondisi jama’ah

  • Club Bugar Haji telah berkegiatan 2 kali seminggu

  • Monitoring dan Evaluasi oleh tim Pembina Jama’ah Haji (TPJH) Kecamatan Turi.

  • Monitoring dan Evaluasi oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.


EVALUASI

Adapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi HAJI SHAR’I ini adalah:

  1. Frekwensi Manasik Kesehatan Haji 4 kali setahun

  2. Frekwensi kunjungan pelayanan kesehatan di KBIH 1bulan sekali

  3. Frekwensi Home Care jama’ah Resti 95%

  4. Frekwensi kegiatan Club Bugar Haji 2 minggu sekali

  5. Jumlah peserta kegiiatan 90%

  6.  Jumlah jama’ah Resti < 20%

  7.  Anggota Whatsapp Grup 100%

Sebelum inovasi angka jama'ah haji resiko tinggi mencapai 65%. tingkat kebugaran fisik hanya 33%, Angka Istito'ah 87%. setelah dilakukan inovasi angka resiko tinggi turun menjadi 8%, tingkat kebugaran fisik meningkat menjadi 93%, dan angka Istito'ah mencapai 100%. Pemantauan progres inovasi menggunakan Survey ilmiah dengan metodologi Pre and Post test menggunakan uji statistik Wilcoxon test, hasil nilai p=0,001 dengan kesimpulan inovasi haji Shar'i berpengaruh signifikan dalam menurunkan angka resiko tinggi, meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan angka istito'ah calon jamah haji.