Artikel Puskesmas Turi

Apa Saja Penyebab Stroke? Ini Jawabannya
Dari dulu hingga kini, Stroke termasuksalah satu penyakit yang paling ditakuti. Penyakit ini terjadi ketika jaringan otak tidak berfungsi dengan baik dan aliran darah serta oksigen ke dalamnya kurang. Hingga saat ini, diketahui setidaknya ada 9 hal yang dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko stroke. Di antaranya:1. Tingginya Tekanan DarahPenyebab paling umum terjadinya stroke adalah tingginya tekanan darah, atau dalam dunia medis disebut hipertensi. Sebaiknya kamu waspada akan ancaman stroke jika memiliki tekanan darah lebih dari 140/90.2. Kebiasaan MerokokMemiliki kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Pasalnya, nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah (penyebab paling umum dari stroke). Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan lemak di arteri leher utama menumpuk, darah menjadi lebih kental, dan lebih rentan membeku. Bahaya rokok ini juga perlu diwaspadai oleh mereka yang sering terpapar asap rokok, lho.3. Mengidap Penyakit JantungPenyakit jantung dan stroke memang bisa dibilang memiliki hubungan yang erat. Pasalnya, orang yang mengidap penyakit ini lebih rentan terserang stroke, dibanding yang tidak. Hal ini tak terlepas dari fungsi jantung yang sangat vital, yaitu memompa darah ke seluruh tubuh. Berbagai gangguan pada jantung yang dimaksud dalam hal ini termasuk fibrilasi atrium, kerusakan katup jantung, detak jantung yang tidak teratur, dan arteri yang tersumbat karena timbunan lemak.4. GenetikFaktor ini cukup berpengaruh pada risiko stroke seseorang. Artinya, jika kamu memiliki anggota keluarga dengan riwayat stroke, risiko kamu untuk bisa mengalami kondisi serupa akan meningkat. Oleh karena itu, penting untuk membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.5. ObesitasJika obesitas disebut-sebut bisa sebabkan stroke, jawabannya tentu iya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang tertuang dalam Obesity and Stroke Fact Sheet dari Obesity Action Coalition, yang menjelaskan bahwa peluang untuk terkena stroke dapat meningkat pada orang yang kelebihan berat badan, tak peduli pria ataupun wanita. Selain itu, obesitas juga menjadi faktor risiko untuk hipertensi, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan stroke.6. Kolesterol Tinggi yang Tak TerkontrolKolesterol yang kadarnya terlalu tinggi akan membentuk lapisan pada dinding-dinding pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menjadi sempit, sehingga sel-sel darah pun menjadi sulit mengalir ke seluruh tubuh. Jika aliran darah terhambat, risiko penyakit berbahaya seperti stroke pun meningkat.7. Mengidap DiabetesDiabetes bisa dibilang penyebab tidak langsung terjadinya stroke. Hal ini karena orang yang mengidap penyakit ini biasanya lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi dan cenderung obesitas. Kedua kondisi itu dapat meningkatkan risiko stroke. Terlebih, diabetes dapat membuat pembuluh darah menjadi rusak, sehingga stroke jadi lebih mungkin terjadi.8. UsiaMeski bukan faktor penentu utama (karena siapapun bisa mengalami stroke), usia nyatanya dapat meningkatkan risiko. Secara umum, peluang seseorang untuk terserang stroke akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah berusia lebih dari 55 tahun.9. GenderPada usia yang sama, jika dibandingkan, wanita memiliki risiko yang lebih kecil ketimbang pria, untuk mengalami stroke. Namun, bukan berarti wanita terbebas dari risiko stroke, lho. Mengingat penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu. Hanya saja, kemungkinan stroke pada wanita baru meningkat ketika telah menginjak usia lanjut.
Selengkapnya
5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kelenjar Tiroid
“Setiap organ tubuh memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mendukung tubuh bekerja dengan optimal, termasuk kelenjar tiroid. Namun, kelenjar satu ini juga rentan mengalami berbagai masalah kesehatan jika kesehatannya tidak terjaga dengan baik.”Dari banyaknya organ tubuh yang menopang kehidupan, kelenjar tiroid merupakan salah satu yang kerap mengalami gangguan. Penyakit tiroid seperti pembengkakan kelenjar tiroid menjadi salah satu gangguan kesehatan pada kelenjar ini yang terbilang meresahkan.Kelenjar tiroid adalah organ kecil dengan bentuk yang unik seperti kupu-kupu dan terletak dekat leher dan trakea. Kelenjar yang sebutan lain kelenjar gondok ini berfungsi menghasilkan hormon yang sangat penting dalam metabolisme tubuh, yaitu triiodothyronine (T3) dan thyroxine (T4).Penyakit tiroid umumnya terjadi karena ketidakseimbangan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini bisa muncul saat kelenjar kurang aktif (hipotiroid) atau terlalu aktif (hipertiroid).Penyakit pada Kelenjar TiroidSeperti organ tubuh lainnya, kinerja kelenjar ini dikendalikan oleh otak. Tepatnya pada area kelenjar hipofisis (pituitary) dan hipotalamus. Ketika kadarnya bermasalah alias tidak seimbang, otak akan merangsang kelenjar tiroid untuk menyesuaikan kinerjanya.Tujuannya agar kadar hormonnya kembali seimbang. Kelenjar tiroid yang mengalami masalah tentu dapat memicu banyak gangguan kesehatan. Beberapa yang sering terjadi antara lain:Nodul tiroidKondisi ini muncul dengan benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam kelenjar tiroid. Benjolan ini bisa berupa tumor jinak atau kista yang lebih dari satu. Sayangnya, gangguan kesehatan ini jarang menimbulkan gejala, dan baru terdeteksi ketika pengidap melakukan pemeriksaan kesehatan umum.Penyakit gondokPenyakit gondok muncul dengan gejala berupa pembengkakan kelenjar tiroid yang bisa terlihat sebagai benjolan pada leher. Bila benjolan sudah menekan tenggorokan dapat menyebabkan perubahan suara, batuk, dan kesulitan menelan dan bernapas. Gangguan kesehatan ini juga bisa terjadi karena kekurangan iodine.HipotiroidismeKondisi ini terjadi ketika hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid terlalu sedikit. Umumnya kondisi ini lebih sering menyerang wanita lansia yang berusia lebih dari 60 tahun. Gejalanya berupa konstipasi, kelelahan, kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas, kulit kering, dan lebih sensitif terhadap hawa dingin.Selain itu, hipotiroidisme juga bisa terjadi pada bayi. Inilah sebabnya, dokter akan merekomendasikan skrining tiroid pada bayi baru lahir.Penyebab Penyakit TiroidSebenarnya, produksi hormon tiroid yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat menyebabkan ketidakseimbangan reaksi kimia dalam tubuh. Ada berbagai penyebab yang bisa menimbulkan penyakit tyroid, seperti penyakit autoimun, terapi radiasi, operasi tiroid, atau pengobatan untuk hipertiroid. Selain itu, gangguan pada kelenjar tiroid juga bisa terjadi karena infeksi pada kelenjar tiroid oleh bakteri atau virus. Tidak hanya itu, tinggi atau rendahnya kadar hormon ini juga sering menimbulkan penyakit tiroid. Berikut beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kadar hormon tiroid:Operasi pengangkatan kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid yang rusak, misalnya karena radiasi.Adanya masalah pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus pada otak.Tingginya kadar iodine dalam tubuh.Gangguan pada sistem autoimun.Siapa yang Lebih Berisiko?Sebenarnya setiap orang punya risiko yang sama untuk mengalami gangguan dan penyakit pada kelenjar tiroid. Namun, risiko penyakit tiroid akan meningkat pada orang dengan kondisi di bawah ini:Punya riwayat keluarga dengan penyakit tiroid.Berusia lebih dari 60 tahunMemiliki penyakit autoimun.Menjalani operasi tiroid.Melakukan perawatan dengan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid.Terbiasa menerima radiasi pada leher atau dada bagian atas.Jika kamu punya masalah terhadap fungsi kelenjar tiroid, jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit. Jadi, dokter dapat langsung memberikan penanganan yang tepat. Sebab, tanpa penanganan, penyakit pada kelenjar tyroid yang tidak segera mendapat penanganan bisa berujung pada komplikasi yang serius dan membahayakan nyawa.
Selengkapnya
Ini Pengobatan Penyakit Tiroid yang Bisa Dilakukan
"Penyakit tiroid bisa menimbulkan serangkaian gejala pada kelenjar tiroid sehingga perlu segera ditangani. Penanganannya bisa berupa perubahan pola makan, terapi hormon hingga terapi radioaktif."Penyakit tiroid adalah kondisi yang memengaruhi fungsi kerja kelenjar tiroid. Meski kondisi ini cukup umum terjadi dan dapat memengaruhi orang dari segala usia, kamu tetap perlu tahu cara pengobatan penyakit tiroid yang tepat.Kelenjar tiroid mengendalikan metabolisme tubuh dan memproduksi hormon yang mengatur berbagai fungsi penting di dalam tubuh. Misalnya seperti suhu tubuh, denyut jantung, kekuatan otot, serta produksi energi. Ada banyak jenis penyakit tiroid, dan pengobatan yang diberikan bisa bervariasi sesuai dengan jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Pilihan Pengobatan Penyakit TiroidBerikut adalah beberapa pengobatan yang bisa dilakukan 1. Hormon tiroid sintetisPemberian hormon tiroid sintetis merupakan terapi paling umum dan efektif untuk mengatasi hipotiroidisme.Hormon sintetis akan menambahkan hormon yang tidak diproduksi oleh kelenjar tiroid.Alhasil, cara ini bisa membantu memperbaiki level hormon dalam tubuh dan mengurangi gejala seperti kelelahan, kulit kering dan penambahan berat badan.2. Pemberian obat-obatanPada kasus hipertiroidisme, di mana kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon, dokter bisa memberikan obat-obatan seperti beta-blocker.Fungsinya untuk mengatasi gejala seperti palpitasi, kecemasan, dan gemetar. Ada juga obat-obatan yang dapat memperlambat produksi hormon tiroid seperti thionamides, yaitu grup obat yang menghambat produksi hormon tiroid dalam kelenjar tiroid.3. Terapi radioaktifTerapi radioaktif seringkali efektif untuk hipertiroidisme. Untuk menjalaninya, pengidap perlu mengonsumsi kapsul atau minum cairan radioaktif. Kemudian sel tiroid akan menyerap bahan radioaktif ini sehingga ukuran serta produksi hormon tiroid yang terlalu banyak bisa berkurang.Namun, tidak semua penyakit tiroid pasti dokter tangani dengan cara ini.Pengobatannya pasti akan dokter sesuaikan dengan jenis penyakit tiroid dan tingkat keparahannya. 4. PembedahanPilihan pengobatan ini bisa dokter lakukan untuk kondisi yang sudah sangat parah atau ketika perlu untuk mengangkat tumor yang membesar. Operasi juga dapat dokter lakukan ketika pengobatan lain tidak berhasil.Namun, perawatan ini biasanya dokter kombinasikan dengan pemberian hormon tiroid sintetik usai kelenjar tiroid diangkat.5. Perubahan pola makanPola makan sehat dapat membantu mengontrol gejala atau bahkan mencegah kondisi penyakit tiroid.Caranya dengan meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung yodium, mengurangi asupan gula, dan mengonsumsi makanan yang mengandung selenium dan seng.6. Terapi Complementary atau AlternatifAda beberapa terapi komplementer atau alternatif untuk mengatasi penyakit tiroid. Misalnya, seperti akupunktur, pijat refleksi, yoga, meditasi, dan lain-lain. Terapi komplementer tersebut membantu mengurangi gejala seperti kecemasan, stres, dan kelelahan yang disebabkan oleh penyakit tiroid.Pengidapnya juga harus mematuhi pengobatan atau terapi yang telah dokter tentukan untuk mencapai hasil yang efektif.Hal penting lainnya adalah kamu juga perlu mengikuti kontrol yang teratur dengan dokter.
Selengkapnya
Anemia
Pengertian AnemiaAnemia merupakan kondisi medis yang terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dari jumlah normal. Sel darah merah adalah sel darah yang bertanggung jawab untuk mengirimkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika sel darah merah dalam tubuh sedikit dan mengalami gangguan, maka tubuh tidak dapat menerima oksigen dengan cukup.Jenis AnemiaPenentuan jenis anemia digolongkan berdasarkan jenis penyebabnya diantaranya:Berdasarkan permasalahan asupan nutrisiAnemia pernisiosa: Salah satu penyebabnya karena kekurangan vitamin B12. Terjadi karena kondisi autoimun yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12.Anemia defisiensi besi: Terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah zat dalam sel darah merah yang memungkinkan membawa oksigen ke seluruh tubuh.Anemia megaloblastik: Terjadi karena defisiensi vitamin yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dan/atau vitamin B9 (folat).Berdasarkan adanya kerusakan genetikAnemia sel sabit: Bentuk sel darah merah seperti sel sabit yang kaku dan lengket sehingga dapat menghalangi aliran darah.Anemia Fanconi: Adanya kelainan darah yang langka.Anemia Diamond-Blackfan: Kelainan bawaan ini membuat sumsum tulang tidak memproduksi sel darah merah dengan baik.Berdasarkan adanya kelainan sel darah merahAnemia hemolitik: Keadaan sel darah merah rusak atau mati lebih cepat dari biasanya.Anemia aplastik: Terjadi ketika sel induk di sumsum tulang tidak menghasilkan sel darah merah dengan cukup.Anemia hemolitik autoimun: Kondisi ketika sistem kekebalan menyerang sel darah merah.Anemia sideroblastik: Terjadi karena tidak memiliki sel darah merah yang cukup dan terlalu banyak zat besi dalam tubuh.Anemia makrositik: Sumsum tulang membuat sel darah merah yang besar.Anemia mikrositik: Terjadi ketika sel darah merah tidak memiliki hemoglobin yang cukup sehingga ukuran sel darah merah lebih kecil dari biasanya.Anemia normositik: Sel darah merah lebih sedikit dari biasanya dan tidak memiliki jumlah hemoglobin yang normal.Penyebab AnemiaAdapun kemungkinan penyebab anemia meliputi:Konsumsi obat-obatan tertentu.Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya pada sel darah merah akibat masalah kekebalan tubuh.Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal, rheumatoid arthritis, atau kolitis ulserativa.Terjadi bentuk abnormal sel darah merah, seperti thalasemia atau bentuk sel sabit yang bersifat turunan.Sedang hamil.Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti limfoma, leukemia, myelodysplasia, dan multiple myeloma.Gejala AnemiaGejala yang paling umum adalah tubuh cepat merasa lelah dan terlihat pucat serta sering mengeluh kedinginan. Beberapa gejala lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:Selalu merasa mudah marah.Sakit kepala.Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.Sembelit.Jika terjadi dengan tingkat parah, maka akan muncul kondisi seperti berikut ini apabila penyakit berkembang semakin parah:Warna biru hingga putih pada mata.Kuku menjadi rapuh.Muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan makanan (kondisi ini terkenal dengan istilah “pica”).Pusing ketika berdiri.Warna kulit pucat.Sesak napas.Lidah terasa sakit.Diagnosis AnemiaBerikut adalah beberapa tes dan pemeriksaan yang umum dilakukan diantaranya:1. Tes darahTes darah bertujuan untuk mengukur jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah. Dokter juga dapat memeriksa kadar hemoglobin dalam darah, yaitu protein yang terdapat dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika kadar hemoglobin rendah, ini dapat menunjukkan adanya anemia.2. Pemeriksaan fisikDokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda fisik dari anemia, seperti kulit pucat, lidah merah dan mengembang, detak jantung cepat, dan suara napas yang berbeda.3. Tes sumsum tulangTes sumsum tulang terjadi apabila penegakan diagnosis oleh dokter bersifat dominan. Prosedur pemeriksaannya melibatkan pengambilan sampel sumsum tulang dari tulang belakang atau pinggul untuk dianalisis.Pengobatan AnemiaBerikut adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan, diantaranya:1. Meningkatkan asupan zat besiZat besi merupakan nutrisi yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, dapat membantu meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. Jika asupan makanan tidak mencukupi, dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi.2. Mengonsumsi vitamin B12Vitamin B12 adalah nutrisi penting lainnya yang berperan untuk pembentukan sel darah merah. Makanan yang mengandung vitamin B12 termasuk daging, ikan, dan produk susu. Jika kadar vitamin B12 dalam tubuh terlalu rendah, dokter mungkin merekomendasikan suntikan vitamin B12 atau suplemen.3. Mengonsumsi asam folatAsam folat adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan sel dan pembentukan DNA. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Sumber asam folat terdapat pada sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian. Jika asupan makanan tidak mencukupi, dokter mungkin merekomendasikan suplemen asam folat.4. Transfusi darahTransfusi darah mungkin terjadi jika kondisi sudah sangat parah dan gejalanya dapat mengancam nyawa. Dalam transfusi darah, pendonor yang memiliki darah sehat akan mentransfusikan sebagian darahnya ke pasien.5. Terapi obatBeberapa obat dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah. Contohnya, hormon eritropoietin dapat merangsang produksi sel darah merah, sedangkan obat-obatan seperti antibiotik atau kortikosteroid dapat membantu mengatasi infeksi atau inflamasi.Kapan Harus ke Dokter?Jika mengalami tanda atau gejala anemia seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya, kamu dapat segera memeriksakan diri ke dokter. Kamu juga dapat melakukan pemeriksaan untuk memastikannya.
Selengkapnya