DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

Arsip Artikel

PENTINGNYA LITERASI BAGI SEORANG IBU

Dewasa ini, literasi menjadi hal yang penting, terutama dalam proses membuka pintu menuju pengetahuan, pemahaman, dan kemandirian. Dikutip dari National Center for Families Learning (NCFL), literasi keluarga sebagai "kemampuan keluarga untuk berfungsi dalam lingkungan yang membutuhkan kemampuan membaca, menulis, dan matematika untuk fungsi sehari-hari yang sukses”. Oleh karena itu, pentingnya anggota keluarga dalam mengimplementasikan pemahaman literasi dalam kehidupan sehari-hari.Seorang ibu memiliki peran penting dalam pemahaman literasi untuk menjadi pedomannya dalam membesarkan dan merawat keluarga. Salah satu hal penting dalam literasi bagi seorang ibu adalah akses terhadap informasi kesehatan. Dengan memiliki literasi yang cukup, seorang ibu dapat memahami informasi tentang gizi, perawatan kesehatan ibu dan anak, serta praktik-praktik sehat lainnya. Hal ini akan membantu dalam mengurangi risiko penyakit dan komplikasi pada ibu dan anak, sehingga kesejahteraan keluarga dapat lebih terjaga.Masa-masa kritis 1000 hari kehidupan pertama bayi memerlukan ibu yang memahami literasi dengan baik. 1000 hari pertama kehidupan bayi, yang dimulai dari masa hamil hingga usia 2 tahun, adalah periode krusial dalam pembentukan fondasi kesehatan fisik, perkembangan kognitif, dan kesejahteraan emosional anak. Masa ini memiliki dampak yang mendalam pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.Pemahaman literasi yang baik akan membantu ibu dalam mencerna berbagai informasi yang masuk terkait proses hamil, melahirkan, sampai membesarkan bayi dalam 1000 hari pertamanya. Teknologi yang semakin berkembang, tentu membuat banyak informasi-informasi baik yang benar dan salah berseliweran di media, baik media sosial maupun media konvensional. Seorang ibu dengan pemahaman literasi yang baik akan mudah memfilter mana sumber yang benar, dan mana sumber yang salah.Informasi-informasi yang beredar di media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan seorang ibu. Sebagai contohnya, apabila seorang ibu sudah dibekali pengetahuan literasi yang mendasar selama hamil mengenai pentingnya ASI (air susu ibu) bagi bayinya, seorang ibu tidak akan mudah termakan oleh iklan-iklan produk susu kemasan yang hanya bisa diresepkan oleh dokter anak. Seorang ibu akan mengupayakan untuk memberikan ASI di 6 bulan pertama kehidupan bayinya sampai usia 2 tahun.Iklan-iklan bombastis dengan target ibu baru dewasa ini memang sedang marak diberbagai lini media. Dengan bekal pengetahuan literasi yang baik, diharapkan seorang ibu tidak mudah termakan iklan dan mampu memfilter yang terbaik untuk bayi dan keluarganya.Selain mengenai peran ibu dalam 1000 hari pertama kehidupan bayi, literasi juga berperan dalam mendukung pendidikan anak. Seorang ibu yang literat dapat berperan aktif dalam pendidikan anak-anaknya, membantu mereka dalam belajar, membaca, dan mengeksplorasi dunia pengetahuan. Dengan demikian, literasi membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan intelektual dan sosial anak-anak, membantu mereka meraih prestasi akademik yang lebih baik.Aspek ekonomi juga tidak kalah pentingnya. Literasi memberikan seorang ibu kemampuan untuk memahami konsep keuangan, mengelola anggaran keluarga, serta berinvestasi dengan bijak. Ibu yang literat akan memiliki peluang yang lebih baik dalam menciptakan stabilitas ekonomi bagi keluarga, merencanakan masa depan finansial, dan mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin timbul.Lebih dari itu, literasi juga memungkinkan seorang ibu untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan memahami isu-isu sosial, politik, dan budaya, seorang ibu dapat berkontribusi dalam mengambil keputusan yang memengaruhi keluarga dan masyarakatnya. Literasi juga membuka peluang untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, sehingga seorang ibu dapat menjalin hubungan yang positif dan membangun jejaring sosial yang kuat.Dalam rangka memastikan pentingnya literasi bagi seorang ibu, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan individu-individu di lingkungan sekitarnya perlu bekerja bersama untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, pelatihan literasi, dan informasi yang relevan. Program-program literasi khusus untuk ibu, baik melalui pelatihan formal maupun informal, dapat menjadi sarana yang efektif dalam mewujudkan visi ini.Pentingnya literasi bagi seorang ibu tidak dapat diabaikan. Dengan memiliki kemampuan literasi yang baik, seorang ibu dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik bagi dirinya, keluarga, dan masyarakatnya. Melalui literasi, seorang ibu dapat menginspirasi generasi mendatang untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang penuh pengetahuan, keterampilan, dan peluang.(Penulis : Flora De Viernes Sakti)

Selengkapnya
Kini, Kamu Bisa Menerbitkan Buku

Mempunyai buku yang ditulis sendiri memang menjadi idaman semua orang yang suka menulis. Namun tidak semua penerbit tentunya mau menerbitkan buku yang kamu tulis. Ada beberapa alasan, yang membuat mereka tak mau menerbitkan bukumu, salah satunya adalah namamu yang belum tenar.Bagi penerbit besar (Major label) tentunya hanya akan menerbitkan buku yang mempunyai risiko mendatangkan keuntungan bagi perusahaannya. Nama besar, jadi patokan mereka untuk menerbitkan tulisan seseorang menjadi buku, meski itu tidak selalu. Bagi kamu para pemula tentunya mempunyai risiko kalah bersaing dengan para penulis yang sudah punya nama, jika kualitas buku yang kita tulis biasa-biasa saja. Untuk bisa diterbitkan oleh penerbit besar tentunya kualitas tulisan yang kita hasilkan haruslah mampu membuat penerbit tertarik dengan cara menggarap tema yang unik atau tulisan kita telah memenangkan sayembara menulis.Ada cara yang lebih mudah untuk mempunyai buku sendiri. Salah satunya dengan cara indie label (alias membiayai sendiri proses penerbitan buku) bekerja sama dengan penerbit yang sudah mapan atau penerbit kecil.Meski cara ini lebih mudah, namun tidak semua penerbit dengan serta merta mau untuk menerbitkannya jika kualitas naskah yang kita punya di bawah standar yang mereka tetapkan. Mereka juga ingin menjaga kredibilitas perusahaan agar nama penerbitnya tetap terjaga baik hasil produksinya maupun kualitas penulis yang diangkatnya.Untuk cara ini tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi;Pertama, tentunya kita harus menyiapkan naskah secara matang baik kualitas tulisan maupun kredibilitas isi tulisan. Tulisan yang layak baca selain secara penyajian bagus juga ditulis oleh orang yang mumpuni di bidangnya. Ini membuat buku yang kita tulis tidak kacangan di mata pembeli/pembaca. Tulislah tema yang berhubungan dengan bidang yang kamu kuasai dan kamu telah berkecimpung di dalamnya lebih dari 5 tahun. Dengan menulis tema yang kamu kuasai bisa dijamin bukumu sangat kredibel dan layak konsumsi. Jangan mencoba menulis sesuatu yang kamu tidak paham dan hanya comot sana-sini dijamin tulisanmu tidak karuan dan berisiko menjiplak karya orang lain. Kedua, jika kamu suka menulis sastra dan ingin menerbitkannya menjadi buku pilihlah karyamu yang pernah dimuat di media lain. Hal ini sebagai patokan jika karyamu pernah dimuat di media lain berarti karyamu layak baca. Entah apa pun jenis karyamu, puisi, cerpen atau novel minimal karyamu pernah dikurasi oleh orang lain.Ketiga, karena bukumu mau kau terbitkan secara indie maka kamu harus menyiapkan dana untuk membiayai proses penerbitan bukumu. Jika hanya ingin dicetak beberapa puluh eksemplar minimal bisa disiapkan modal 1 juta rupiah. Ini untuk buku yang mempunyai ketebalan kurang lebih 100 halaman. Tentunya syarat yang saya ajukan ini adalah standar minimal dengan bujet minimal yang bisa kamu lakukan. Dengan sistem Print on Demand (POD) kemudahan mencetak buku dengan biaya murah memudahkan kita untuk memiliki buku pribadi yang kita tulis sendiri. Buku bisa dicetak sesuai pesanan berbeda dengan penerbit major label yang sekali cetak di atas 1.000 eksemplar.Jika kita mencetak dengan cara indie, keuntungan penjualan menjadi milik penulis 100%. Karena penulis adalah bos sekaligus pemodalnya. Berbeda dengan apabila buku kita diterbitkan oleh penerbit major label, penulis hanya memperoleh royalti kurang dari 25% dari hasil penjualan oleh penerbit yang bersangkutan.Dalam sistem penerbitan indie penulis bertindak sebagai pengrajin sekaligus penjual, keuntungan yang didapatkan jika buku yang ditulis laku di pasaran malah lebih menjanjikan. Nah kamu mau pilih yang mana? (Penulis: Agus Buchori)#LiterasiLamongan #ArpusdaLamongan #Guslitera

Selengkapnya
BINAPUSTAKA, UPAYA DINAS ARPUSDA LAMONGAN PEMERATAAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN

LAMONGAN - Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Selanjutnya Pasal 4 menjelaskan bahwa perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan, dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses informasi dan pengetahuan, perpustakaan merupakan institusi layanan publik yang wajib memberikan layanan perpustakaan pada masyarakat. Sebagaimana dalam Pasal 5 Undang-Undang tentang Perpustakaan, menjelaskan:1.      Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan, memanfaatkan, dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan;2.      Masyarakat di daerah terpencil, terisolir, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus; dan3.      Masyarakat yang cacat atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.Kewajiban pemerintah atas ketersediaan perpustakaan di masyarakat diperjelas dalam Pasal 7 ayat (1) butir c, menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air. Selaras dengan amanat tersebut, Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 12 ayat (2) butir q menyatakan bahwa perpustakaan masuk pada urusan wajib pemerintahan baik pada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Perpustakaan Nasional RI yang berkedudukan di ibukota negara merupakan lembaga pemerintah non Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan, dan berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan (UU Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 5).Sebagai wakil pemerintah dalam membina semua jenis perpustakaan di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI mengemban tugas: a) menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan, b) melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan, c) membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan, dan d) mengembangkan standar nasional perpustakaan (Pasal 21 ayat 2, UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan). Ketentuan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan mengamanatkan bahwa Perpustakaan Nasional sebagai institusi pengelola koleksi “karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam” hendaknya dilaksanakan secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.Dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat, perpustakaan diharapkan memberikan layanan minimal sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Seiring dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpustakaan Nasional mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan perpustakaan seluruh jenis perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan nasional pada abad ke-21 berperan penting dalam pengembangan Perpustakaan  yang ada di wilayahnya guna mendukung ekonomi serta sebagai tempat untuk pendidikan dan pembelajaran seumur hidup juga pengembangan masyarakat.Untuk mewujudkan hal tersebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan melalui Bidang Pembinaan dan pengembangan Perpustakaan mempunyai potensi besar untuk membina perpustakaan di wilayah Kabupaten Lamongan, melalui pengembangan perpustakaan berstandar nasional.Saat ini dari seluruh jumlah perpustakaan di wilayah Kabupaten Lamongan hanya 56 yang terakreditasi, sementara itu jumlah perpustakaan yang belum terakreditasi saat ini masih sekitar 1673 sehingga masih banyak perpustakaan yang belum sesuai standar nasional. Standar nasional perpustakaan saat ini mencakup infrastruktur bangunan, teknologi informasi serta sumber daya manusia. Penerapan Standar Nasional Perpustakaan dilakukan melalui kegiatan akreditasi perpustakaan. Produk/jasa, proses, sistem dan personel dalam lingkup perpustakaan yang telah memenuhi ketentuan/spesifikasi teknis dalam standar yang diacu dapat diberikan sertifikat melalui proses akreditasi perpustakaan.Akreditasi perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan proses pengakuan formal oleh lembaga akreditasi perpustakaan yang menyatakan bahwa lembaga  perpustakaan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Lembaga yang memiliki hak melakukan kegiatan akreditasi perpustakaan dan mengeluarkan sertifikat akreditasi Perpustakaan di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui Direktorat Standardisasi dan Akreditasi. 

Selengkapnya
Gol A Gong: Duta Baca Indonesia yang Menginspirasi

Gol A Gong, nama pena dari Heri Hendrayana Harris adalah sosok yang sangat inspiratif di dunia literasi Indonesia. Pada tahun 2021, ia resmi ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional. Sebagai Duta Baca, Gol A Gong membawa misi mulia untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja. Gol A Gong lahir pada 15 Agustus 1963 di Purwakarta, Jawa Barat. Sejak muda, ia telah menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap dunia tulis-menulis. Meskipun mengalami keterbatasan fisik akibat kecelakaan yang membuatnya kehilangan tangan kiri, semangat Gol A Gong tidak pernah surut. Ia justru semakin giat menulis dan berkarya, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencapai impian. Salah satu karya fenomenalnya adalah serial novel Balada Si Roy yang sangat populer di kalangan remaja pada era 1990-an. Melalui kisah petualangan Roy, Gol A Gong berhasil menginspirasi banyak anak muda untuk berani bermimpi dan menghadapi tantangan hidup. Kepiawaiannya dalam merangkai kata dan menciptakan cerita yang menyentuh hati membuat namanya dikenal luas di dunia sastra Indonesia. Sebagai Duta Baca Indonesia, Gol A Gong aktif mengkampanyekan pentingnya membaca dan menulis. Ia juga mendirikan Komunitas Kesenian Rumah Dunia di Serang Banten pada tahun 1998. Ia sering mengadakan kegiatan literasi, seperti bedah buku, lokakarya penulisan, dan diskusi sastra di berbagai daerah. Selain itu, ia juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan literasi, menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Gol A Gong percaya bahwa membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia. Melalui bacaannya, seseorang dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan mengembangkan empati. Oleh karena itu, ia mendorong setiap individu, terutama anak-anak dan remaja, untuk menjadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menginspirasi melalui karya tulis, Gol A Gong juga menjadi contoh nyata dari ketekunan dan semangat juang yang tinggi. Perjalanan hidupnya yang penuh dengan liku-liku memberikan teladan bahwa dengan tekad kuat, segala rintangan dapat diatasi. Sebagai Duta Baca Indonesia, Gol A Gong berkomitmen untuk terus memajukan literasi di Tanah Air. Melalui berbagai kegiatan dan karyanya, ia berharap dapat menumbuhkan budaya baca yang kuat di Indonesia, sehingga generasi mendatang dapat menjadi pribadi yang cerdas, kritis, dan berwawasan luas. Gol A Gong tidak hanya sekedar penulis, tetapi juga seorang inspirator yang membuktikan bahwa membaca dan menulis dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik.Karya-karya Gol A Gong diantaranya :Balada Si Roy buku Joe (Gramedia, 1989)Tembang Kampung Halaman (Gramedia)Perjalanan Asia, travel writing (Puspa Swara, 1993)Kutunggu di Yogya, novel wisata (Puspa Swara, 1993)Aku Anak Matahari, memoar (Salamadani, 2008)Musafir, kumcer (Salamadani, 2008)Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup, tips menulis (Salamadani, 2008)The Journey: From Jakarta to Nepal, travel writing, (Salamadani, 2008)Gilalova 2 (Gong Publishing, 2010)Tiga Ombak (Gong Publishing, 2010)Gempa Literasi (KPG, 2012)Travel Writer (KPG 2012)Gong Smash (Epigraf 2021) dllPenghargaan :Islamic Book Fair Award 2005Nugra Jasadarma Pustaloka (Perpusnas 2007)XL Indonesia Berprestasi Award 2008Literacy Award 2009 (Komunitas Literasi Indonesia)National Literacy Prize (Kemendiknas, 2010)Elshinta Award (2010)Tokoh Penggerak Literacy (IKAPI, 2011)Anugrah Peduli Pendidikan (Kemdiknas, 2012)Tokoh Sastra Indonesia (Balai Pustaka-Horison, 2013)Duta Baca Indonesia 2021 – 2025, Perpusnas RI

Selengkapnya
Bacalah! Dan Kau Akan Menulis

Banyak sekali orang yang ingin agar bisa menjadi penulis tapi tak sekalipun dalam sehari membuat tulisan. Sama halnya dengan berkeinginan bisa main sepakbola tapi tak sekalipun belajar menendang bola. Jelas tak kan pernah bisa.Menulis membutuhkan latihan karena tak ada orang yang serta-merta langsung bisa menulis ratusan kata. Pertama, ia pasti harus belajar membuat kalimat dengan cara memilih-milih kata. Satu kalimat biasanya mempengaruhi kalimat selanjutnya.Bagaimana caranya agar kita bisa memilih kata dengan baik dan kalimat yang terbentuk darinya enak dibaca? Analoginya sederhana saja. Apakah kita bisa langsung lihai memilih pakaian jika kita tak pernah melihat orang lain berpakaian? Itulah jawaban sederhananya. Kita pasti kesulitan memilih pakaian yang sesuai untuk postur tubuh kita sendiri jika kita sendiri belum pernah melihat yang sesuai itu seperti apa.Untuk bisa dan lihai dalam memilih kata untuk kita jadikan tulisan ada beberapa cara . Namun saya hanya akan mengutarakan dua cara yang umum dan sederhana. Pertama, kita harus sering membaca tulisan orang lain. Dengan sering membaca kita akan lebih akrab dengan gaya bahasa orang lain dan tentunya perbendaharaan kata kita juga makin meningkat. Kata yang masuk di benak kita akan tersimpan secara tidak sadar. Semakin lama tabungan di benak kita akan semakin banyak dan menumpuk dan akan muncul saat ada stimulus dari aktivitas yang kita lakukan misalnya, membaca.Kebiasaan membaca ini akan merekam segala kata di alam bawah sadar kita sehingga pada waktunya nanti akan muncul saat kita menuliskannya. Jika kita tidak banyak membaca kecil kemungkinan kita dapat memilah dan memilih kalimat yang baik itu seperti apa.Membaca bisa membuat kita lama-kelamaan mempunyai kepekaan rasa tentang kekacauan sebuah kalimat. Pada suatu waktu karena kebiasaan membaca yang teratur daya kritis kita akan sebuah kalimat tumbuh seiring dengan intensitas membaca kita. Kita bias merasakan apakah kalimat ini membingungkan atau jelas dimengerti.Membaca juga membuat kita bisa memahami ciri gaya tulisan dari penulis lain sehingga kita bisa membuat tulisan kita lebih berciri khas karena kita tahu gaya atau langgam tulisan dari penulis lainnya saat kita membaca karyanya.Setelah kebiasaan membaca kita meningkat, secara otomatis akan ada dorongan dari dalam diri kita untuk berbagi pemahaman tentang suatu hal. Kita jadi ingin menuliskan pendapat kita sendiri, Nah dalam kondisi ini kita harus memupuknya dengan membuat tulisan tiap hari. Inilah cara kedua yang bisa Anda lakukan agar bisa membuat kalimat dengan baik dan enak dibaca.Tulisan seperti apakah yang bisa kita tulis? Bisa menceritakan kembali buku yang sudah kita baca atau ide yang lain yang biasanya akan kita temui setelah menghabiskan satu buku. Atau jika mengalami kesulitan, menulislah tentang sesuatu yang Anda bisa dan kuasai. Atau bisa juga menuliskan perjalan peristiwa dalam sehari.Kebiasaan menulis buku diari kadang juga bisa menjadi alternatif lain agar keterampilan menulis kita makin berkembang. Dan jangan takut salah karena menulis dengan perasaan takut salah biasanya membuat penulis terbebani yang ujung-ujungnya idenya menjadi buntu tak mengalir. Menulislah terus meski Anda merasa tulisan yang sedang dikerjakan tidak enak dibaca. Jangan khawatir, nanti anda bisa membaca ulang untuk memperbaikinya.Kenapa dalam tahap ini kita dianjurkan untuk tidak berhenti? Karena saat menulis itu simpul syaraf dalam otak kita sedang berjalan dan jika kita terpaksa menghentikannya akan mengakibatkan arus ide itu mampat. Menulislah terus dan jangan takut salah.Ada beberapa macam tulisan yang bisa kita buat meliputi: sastra, tulisan popular, dan makalah akademis. Semua genre tersebut memerlukan bahan yang tidak sedikit yaitu bahan bacaan yang beragam. Semakin banyak bacaan yang kita gunakan sudut pandang kita dalam menulis akan semakin kaya.Membaca lintas ilmu akan memperkaya pengetahuan secara beragam dan itulah bahan-bahan tulisan kita nanti. Saat kita menulis sastra misalnya, jika kita tahu beberapa istilah sains tentu karya kita akan kaya warna dan tidak keliru saat temanya berkutat dengan sains tertentu.Nah, perlu juga disadari bahwa menulis itu sebuah keterampilan. Dan sebagaimana pemaparan penulis di awal pembahasan, bahwa segala keterampilan perlu latihan agar nanti efeknya terasa. Tunggu apalagi, Selamat membaca dan menulis. (Penulis: Agus Buchori)#LiterasiLamongan #ArpusdaLamongan #Guslitera

Selengkapnya
KOLEKSI NASKAH KUNO DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KAB. LAMONGAN

Naskah Kuno memberikan wawasan penting tentang kekayaan warisan budaya dan sejarah perkembangan wilayah tersebut. Naskah-naskah ini berfungsi sebagai sumber utama yang berharga untuk memahami keyakinan agama, struktur sosial, dan tradisi seni masa lalu.Menurut undang  – undang Nomor 43 Tahun 2007 Naskah kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan.Sebagai bentuk penerapaan dan pelaksanaan Undang – undang Nomor 43 Tahun 2007 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan memiliki tanggung jawab dalam pencarian naskah kuno yang mungkin tersebar di wilayah mereka atau di tempat-tempat lain. Ini dapat melibatkan kerjasama dengan institusi lain, seperti perpustakaan nasional, institusi pendidikan, museum, atau kolektor swasta.Selain melakukan pencarian sebuah Naskah Kuno Perpustakaan Daerah Juga bertanggung jawab untuk melestarikan naskah kuno yang mereka miliki atau temukan. Pelestarian melibatkan tindakan seperti penyimpanan yang tepat, restorasi jika diperlukan, pengamanan terhadap kerusakan fisik dan lingkungan, serta digitalisasi untuk menjaga naskah dalam format yang aman.Di sisi lain, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan  juga memiliki peran dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya naskah kuno dan warisan budaya mereka. seperti menyelenggarakan pameran, lokakarya, atau acara publik lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang naskah kuno. Dengan melakukan tugas-tugas ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan membantu melestarikan dan mempromosikan warisan budaya yang berharga bagi masyarakat dan generasi mendatang.Sampai saat ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan telah berhasil mengoleksi 4 judul naskah kuno, yaitu :Sejarah NabiLayang AmbyaBabad Tanah JawaSerat YusufBagi masyarakat yang ingin mengakses koleksi naskah kuno yang dimiliki oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan dapat di akses pada laman https://lamongankab.go.id/dinarpustaka

Selengkapnya