Lamongan - Tim Koordinasi Lintas Sektor dan Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi dan Stunting dengan Koordinator Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang beranggotakan unsur Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, melakukan kunjungan ke Puskesmas Sambeng Kabupaten Lamongan. Pertemuan ini difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan yang diwakili dr. Indra Tsani diikuti Camat Sambeng, Kepada Puskesmas Sambeng, dr. M. Sunaryadi serta jajaran, 15 dari 21 Kepala Desa - Ketua TP PKK Desa beserta kader kesehatan dan mendatangkan ibu hamil serta ibu balita penerima bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Dari rilis kegiatan Jumat (24/11/2023), Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (KGM) Dinkes Jatim, Cicik Swi Antika mengatakan kegiatan ini merupakan upaya bersama melalui program penurunan AKI, AKB dan Stunting di Jawa Timur. Pihaknya bersama tim ingin mengetahui secara langsung dan diskusi bagaimana proses penurunan stunting terutama di tingkat desa yang melibatkan seluruh stakeholder terkait mulai dari camat, kepala desa hingga kader kesehatan di desa.
"Kunjungan ini kita ingin menggali bagaimana proses penurunan stunting di level terakhir atau desa, maka kami mengharapkan ada salah satu Kepala Desa menggambarkan apa yang telah dilakukan sehingga bisa disebarluaskan ke desa lainnya supaya usahanya bisa sama, lebih dari itu supaya kami bisa mencontoh, ternyata peran Pak Lurah Kepala Desa, Pak Camat seperti ini, yang sudah dinilai baik di level kabupaten itu yang nanti kita adopsi di level provinsi," terang Cicik.
Dalam kesempatan itu Kepala Desa Candisari Kecamatan Sambeng, H. Hartono didaulat untuk memaparkan tentang Posyandu Stunting (Posting) di desanya. Dipaparkannya Desa Candisari memiliki 6 dusun, jumlah posyandu 6, jumlah balita 208, jumlah ibu hamil 22, Polindes 1, Posyandu lansia 1, Posyandu remaja 1 dan Posyandu PTM . Latar belakang berdirinya Posyandu stunting ini, adalah berdasar data bulan timbang Februari 2023 jumlah balita stunting sebanyak 8 balita (4,2% ). Dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu (D/S) 96.1% tetapi masih terdapat balita stunting.
"Posyandu Stunting ini merupakan Pilot Project upaya penanganan stunting secara terfokus dengan harapan kasus sunting bisa menurun dan di dukung oleh peran Puskesmas, Pemerintah Desa dan CV Tegal Arum Barokah yang melalui program CSR," terangnya.
Dipaparkan juga pemantauan status gizi balita stunting diluar hari buka Posyandu dengan mengedukasi pada ibu balita Stunting melalui diskusi, tanya jawab aktif secara langsung atau tidak langsung melalui WAG, praktek dan simulasi dalam Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).
Diharapkan terjadi adanya perubahan perilaku positif pada orang tua balita dalam hal pemberian pola makan dan pola asuh. Pemberian bantuan bahan makanan lokal telur, susu dan buah untuk dapat diolah menjadi makanan bergizi untuk balita stunting."Pemberian Suplementasi Gizi Mikro berupa Sirup zink ini sebagai upaya pemberian vitamin untuk mendukung tumbuh kembang balita stunting," tuturnya. (pno/hjr).
Sumber : Diskominfo Jatim