BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN

Kategori berita

Pakaian Adat, Simbol Kebinekaan di Hari lahir Pancasila

Bertempat di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Selasa (1/6) Bupati  Yuhronur Efendi bersama Wabup Abdul Rouf hadir mengikuti Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar secara virtual dan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo di Halaman Gedung Pancasila Kementrian Luar Negeri. Tampak Bupati Yes dan Wabup Bro kompak mengenakan pakaian adat yang berasal dari Provinsi Aceh. Pada kesempatan tersebut, Yes tampak mengenakan Ulee Balang pakaian adat Khas Aceh. Dilansir dari situs Kemendikbud RI, nama pakaian adat Aceh dikenal dengan Ulee Balang. dimana baju adat Nanggroe Aceh Darussalam untuk laki-laki sering dikenal dengan sebutan baju Linto Baro. pada saat memakai Linto Baro mengenakan baje meukasah (baju jas leher tertutup), cekak musang (jas yang dilengkapi celana panjang), kain sarung (ija lamgugup). Kemudian sebilah rencong atau siwah, meukeu top (bagian kepala ditutupi kopiah yang popular) dan tengkulok atau tompok. Hal serupa juga turut dikenakan Wabup Bro, hanya saja keduanya memakai motif dan corak yang berbeda. Konon, pakaian adat tersebut sudah ada sejak masa Kerajaan Samudera Pasai. Tak hanya Bupati dan Wabup saja, tampak hadir seluruh jajaran Forkopimda serta kepala OPD juga turut bangga mengenakan pakaian adat berbagai daerah di Indonesia. Melalui pengenaan pakaian adat pada Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, rupanya Jokowi ingin menyampaian pesan mendalam soal keberagaman dan kebinekaan di Indonesia. Jokowi dalam pidatonya juga mengajak seluruh rakyat Indonesia tak terkecuali untuk barsatu padu dan bergerak aktif dalam memperkokoh nilai-nilai pancasila dalam mewujudkan Indonesia Maju. “Menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai pancasila tidak bisa dilakukan seperti cara-cara biasa. diperlukan cara baru yang luar biasa. Manfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan revolusi industri yang berkeindonesiaan,” terangnya. Hal senada juga diungkapkan Bupati Yes, sesuai arahan presiden, Yes mengungkapkan bahwa nilai-nilai pancasila memiliki tantangan baru kedepannya. dengan demikian tentu mempengaruhi cara-cara untuk mensosialisasikan nilai-nilai pancasila. dengan adanya teknologi informasi itu diharapkan akan lebih mempermudah pendistribusian informasi suapaya nilai-nilai pancasila tetap eksis.”(PROKOPIM)

Selengkapnya
Wisata Edukasi Sejarah Sarana Mengenal Lamongan Lebih Dini

Sebanyak 85 anak dari 2 lembaga TK dan 3 lembaga SD/MI bertemu di Tribun alun-alun Lamongan, Selasa (1/6), mengenakan seragam bertuliskan Wisata Edukasi Sejarah Lamongan, mereka  tampak antusias menyimak penjelasan pemandu wisata yang akan menuntun mereka ke gedung Pemerintah Kabupaten Lamongan lantai 7 untuk melihat Lamongan dari atas. Melalaui kegiatan yang  masih dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Lamongan ke 452 ini, Pemerintah Kabupaten Lamongan ingin mengenalkan sejarahnya lebih dini dan mengenalkan kantor pemerintahan kepada publik melalui kegiatan Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan. Selepas dari Gedung Pemkab, mereka digiring ke toren sebagai spot cagar budaya, kemudian melihat gentong dan tikar panji Laras-Liris yang terletak di pelataran Masjid Agung Lamongan dan berhenti sejenak di halaman Pendopo Lokatantra bertemu dengan Bupati dan Forkopimda Lamongan. “Siapa yang tau nama Pak Bupati Lamongan?” sapa Yes kepada anak-anak yang duduk berjarak di depannya, yang dijawab secara serempak oleh anak-anak dengan menyebutkan nama Bupati Lamongan secara tepat dan benar. Yes berharap, dengan belajar sejarah Lamongan nanti jika sudah dewasa akan lebih kenal Lamongan sehingga dapat mengenalkan Lamongan dengan baik. Lebih lanjut Yes mengenalkan satu persatu Kepala Lembaga Pimpinan Daerah di Kabupaten Lamongan, Yes berharap salah satu dari mereka akan menjadi Bupati di masa depan. Bertepatan dengan Hari Lahir Pacasila, Yes melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait Pancasila dan cinta tanah air Indonesia. Mereka pun menyambut antusias dan percaya diri untuk maju menjawabnya. Mengapresiasi semangat peserta Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan kali ini, Yes dan Forkopimda membagikan hadiah berupa tas sekolah dan botol minum baik yang berhasil menjawab pertanyaan maupun yang tidak. Bertolak dari Pendopo Lokatantra, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Museum Khusus Sunan Drajat yang terletak di Kecamatan Paciran untuk belajar sejarah bersama dengan mengendarai bus yang telah disediakan. Kegiatan ini akan berlanjut dengan target peserta sebanyak 600 anak dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Lamongan yang akan dilaksanakan dalam Tahun Anggaran 2021.”(PROKOPIM)

Selengkapnya
Wisata Edukasi Sejarah Sarana Mengenal Lamongan Lebih Dini

Sebanyak 85 anak dari 2 lembaga TK dan 3 lembaga SD/MI bertemu di Tribun alun-alun Lamongan, Selasa (1/6), mengenakan seragam bertuliskan Wisata Edukasi Sejarah Lamongan, mereka  tampak antusias menyimak penjelasan pemandu wisata yang akan menuntun mereka ke gedung Pemerintah Kabupaten Lamongan lantai 7 untuk melihat Lamongan dari atas. Melalaui kegiatan yang  masih dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Lamongan ke 452 ini, Pemerintah Kabupaten Lamongan ingin mengenalkan sejarahnya lebih dini dan mengenalkan kantor pemerintahan kepada publik melalui kegiatan Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan. Selepas dari Gedung Pemkab, mereka digiring ke toren sebagai spot cagar budaya, kemudian melihat gentong dan tikar panji Laras-Liris yang terletak di pelataran Masjid Agung Lamongan dan berhenti sejenak di halaman Pendopo Lokatantra bertemu dengan Bupati dan Forkopimda Lamongan. “Siapa yang tau nama Pak Bupati Lamongan?” sapa Yes kepada anak-anak yang duduk berjarak di depannya, yang dijawab secara serempak oleh anak-anak dengan menyebutkan nama Bupati Lamongan secara tepat dan benar. Yes berharap, dengan belajar sejarah Lamongan nanti jika sudah dewasa akan lebih kenal Lamongan sehingga dapat mengenalkan Lamongan dengan baik. Lebih lanjut Yes mengenalkan satu persatu Kepala Lembaga Pimpinan Daerah di Kabupaten Lamongan, Yes berharap salah satu dari mereka akan menjadi Bupati di masa depan. Bertepatan dengan Hari Lahir Pacasila, Yes melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait Pancasila dan cinta tanah air Indonesia. Mereka pun menyambut antusias dan percaya diri untuk maju menjawabnya. Mengapresiasi semangat peserta Tour Wisata Edukasi Sejarah Lamongan kali ini, Yes dan Forkopimda membagikan hadiah berupa tas sekolah dan botol minum baik yang berhasil menjawab pertanyaan maupun yang tidak. Bertolak dari Pendopo Lokatantra, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Museum Khusus Sunan Drajat yang terletak di Kecamatan Paciran untuk belajar sejarah bersama dengan mengendarai bus yang telah disediakan. Kegiatan ini akan berlanjut dengan target peserta sebanyak 600 anak dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Lamongan yang akan dilaksanakan dalam Tahun Anggaran 2021.”(PROKOPIM)

Selengkapnya
Belgian Blue Mulai Dikembangkan di Lamongan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi didampingi Wakil Bupati Abdul Rouf melakukan launching kegiatan pengembangan Sapi Belgian Blue di Desa Puter Kecamatan Kembangbahu, Rabu (2/6).  Dengan dilauncingnya kegiatan pengembangan sapi jenis rumpun baru ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi daging sapi di Lamongan. Kegiatan diawali dengan Bupati YES meninjau stand UMKM produk olahan pangan, non pangan, alat, dan teknologi peternakan. Selain itu, YES juga memperagakan inseminasi buatan semen beku (sperma) Sapi Belgian Blue yang diberikan pada sapi peranakan jenis Limosin, dan menyerahkan bantuan protein hewani serta memberikan santunan kepada anak yatim. Diungkapkan Kepala UPT Inseminasi Buatan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Iswahyudi, Lamongan dipilih menjadi salah satu tempat pengembangbiakan sapi jenis Belgian Blue ini karena Lamongan dianggap sebagai salah satu kabupaten yang berkomitmen dalam pengembangan peternakan. Iswahyudi juga mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan peranakan Belgian Blue murni dibutuhkan proses sekitar 4 hingga 5 tahun. “Kalau 9 bulan lagi yang lahir ini jantan akan sama seperti Limosin Semintal, jika betina nanti dipelihara dan dikawinkan lagi dengan Belgian Blue lagi 3 sampai 4 kali proses, baru akan lahir Belgian Blue murni. Jadi sekitar 4 sampai 5 tahun perjuangan,” terang Iswahyudi. Iswahyudi menambahkan sekitar 51 ribu akseptor (sapi siap kawin) di Lamongan, oleh Pemprov Jatim akan difasilitasi inseminasi buatan gratis. “Mudah-mudahan dengan adanya kawin suntik gratis ini, 2026 Indonesia akan mandiri pangan sektor daging sapi,” tambahnya. Menyambut program inseminasi gratis dari provinsi dalam pengembangan Sapi Belgian Blue, Bupati Yuhronur Efendi siap membantu memenuhi beberapa sarana yang diperlukan, seperti bank sperma guna penyimpanan semen beku agar tidak terjadi kerusakan. Selain itu, bupati yang biasa dipanggil Pak YES ini  juga mengusahakan kedepannya Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) akan seimbang dengan Puskesmas yang ada di Lamongan. “Industri peternakan Lamongan siap menjadi tulang punggung peternakan di Jatim. Pemerintah Daerah akan terus mempermantab support untuk terus memperbaiki peternakan di Lamongan.  Belgian Blue ini sapi bermasa depan baik, tinggi besar, struktur tulang kuat, daging bertumpuk-tumpuk. Ini akan sangat menjanjikan bagi kita semua,” ujar Pak YES. Disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sukriyah, untuk saat ini kebutuhan daging sapi di Indonesia masih sekitar 65 persen yang tercukupi, kekurangannya masih impor. Sedangkan Provinsi Jatim sendiri masih bisa memberikan pasokan daging nasional sebanyak 35 persen. “Lamongan merupakan salah satu tulang punggung bantu pemasokan daging provinsi dan nasional. Harapannya dengan dikembangkannya Belgian Blue ini dapat meningkatkan populasi, sehingga  produksi daging sapi juga dapat meningkat,” ucap Sukriyah. Sapi Belgian Blue dikembangkan di Indonesia  sejak awal tahun 2016. Belgian Blue sendiri merupakan jenis rumpun sapi baru di Indonesia yang berasal dari Belgia Tengah. Sapi ini memiliki karakteristik unggul yakni memiliki otot ganda (double muscle), tempramen jinak dan mudah dalam penanganannya. Selain itu, juga memiliki postur tubuh besar dan tinggi, dengan kadar lemak rendah dan kenaikan berat badan tinggi kurang lebih 1,2 kg sampai 1,5 kg. Berbeda dengan sapi umumnya yang kenaikan berat badannya berkisar antara 0,8 kg sampai 1,2 kg.”(PROKOPIM)

Selengkapnya
HJL Ke 452, Momentum Untuk Melihat Jati Diri Kabupaten Lamongan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi didampingi Wakil Bupati Abdul Rouf, Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana, Dandim 0812 Letkol Inf. Sidik Wiyono dan jajaran Forkopimda Lamongan melaksanakan tahlil dan tabur bunga di makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamong yang dilaksanakan Selasa (25/5), di Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, ziarah makam leluhur Lamongan merupakan salah satu dari rangkaian tradisi Peringatan Hari Jadi Lamongan. Ziarah dan tabur bunga ini sebagai wujud bakti pada leluhur agar semangat juangnya terus menjadi teladan bagi generasi saat ini.“Bukan Bangsa yang besar, Bangsa yang tidak menghargai para pahlawannya. Bukan generasi yang tangguh ketika generasi itu tidak mengetahui akar budaya dan pendahulu-pendahulunya. Momen Hari Jadi ke 452 ini kita jadikan sebuah momentum untuk melihat jati diri Kabupaten Lamongan, jati diri kita, darimana kita, ke arah mana yang akan kita bawa, apa yang telah dilakukan pendahulu-pendahulu kita untuk menjadi keteladanan, contoh, motivasi, tekad kita semua untuk membawa Kabupaten Lamongan ini menuju kea rah yang lebih baik, menjemput kejayaan,” ucap YES.Ziarah leluhur ini oleh YES diharapkan mampu menjadikan refleksi untuk meneladani dan mengingat riwayat serta semangat juang pendahulu dan pendiri Lamongan. “Mari kita jadikan setiap peringatan Hari Jadi Lamongan ini untuk mendapatkan kembali skill, motivasi, dan tekad bagi kita semuanya untuk membangun Lamongan menuju kejayaan. Saya yakin dengan kebersamaan yang selalu saya sampaikan, semuanya ini akan bisa kita raih,” imbuh YES.Hari Jadi Lamongan yang ditandai dengan awal diwisudahnya Mbah Lamong (Ranggahadi) yang merupakan murid kesayangan Sunan Giri II pada 10 Dzulhijjah 976 H/ 26 Mei 1569  karena jasa dan keteladanannya dalam melaksanakan dakwah, yang kemudian berjuluk Tumenggung Surajaya. Sebutan Mbah Lamong yang diberikan karena kebaikan dan keuletannya dalam momong (mengasuh) segala bidang, kemudian menjadi cikal bakal nama Kabupaten Lamongan. Lamong yang berasal dari Bahasa Jawa kuno “La/Ra” yang artinya baik dan “Mong” yang artinya among, momong, sehingga Lamong memiliki arti pamong yang baik, sebagaimana keteladanan yang diberikan oleh Ki Ranggahadi. (PROKOPIM)

Selengkapnya
Optimalkan Potensi UMKM Pondok Pesantren

Kebangkitan Ekonomi Lamongan akibat pandemi Covid-19 menjadi prioritas program kerja yang terus digerakkan Bupati Yuhronur Efendi. Bertepatan dengan moment Hari Jadi Lamongan (HJL) Ke 452 bersama dengan Presiden Direktur Maspion Group, Alim Makrus dan Pengasuh PP.Matholi’ul Anwar KH. Ahmad Taufik, Yes meresmikan Maspion Bazar UMKM Mawar Pondok Pesantren Matholi’ul Anwar Simo, Kecamatan Karanggeneng, Selasa (25/5) siang. Melalui pengoptimalan potensi UMKM yang dimiliki pesantren, Yes mengharapkan perputaran ekonomi Lamongan dapat kembali bangkit.“Hari ini di dalam momet HJL ke 452, mari bersama-sama memotivasi untuk bangkit dari keterpurukan. Bersama-sama kembali membangkitkan perekonomian dengan cara membeli produk-produk yang dijual tetangga kita, membeli produk-produk buatan UMKM kita, sehingga terjadi perputaran ekonomi. Dengan perputaran ekonomi inilah nanti akan terjadi kebangkitan ekonomi Lamongan,” tutur Yes saat memberikan sambutan. Diterangkan lebih lanjut oleh Yes, Kehadiran Presdir Maspion Group selain menginspirasi akan rasa nasionalisme juga memotivasi dirinya untuk bangga terhadap produk sendiri. “Itulah yang menginspirasi saya pada awal-awal menjabat sebagai bupati. Saya melauncing sebuah gerakan ‘ayo beli produk Lamongan’ tentunya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap produk buatan Lamongan,” imbuhnya. UMKM menjadi daya ungkit ditengah terpuruknya ekonomi. Inilah peluang yang turut dirasakan Yes untuk membangkitkan UMKM lokal agar terus bangkit dan produktif. Sementara itu, Presdir Maspion Group, Alim Makrus mengungkapkan, selain kontribusi dan melalui sumbangsih yang diberikan kepada pondok pesantren selain memberikan kemanfaatan kepada pesantren juga dirasakan masyarakat sekitarnya.“Kami dari Maspion ingin berkontribusi, mudah-mudahan bermanfaat untuk pesantren dan masyarakat. Dengan diresmikannya bazaar pasar UMKM mawar saya harapkan bisa dikelola dengan sangat baik.” Ungkap Alim. Sebagai pengusaha Indonesia yang telah sukses, keinginan Alim dalam menciptakan 1 juta UMKM tersebut nampak dari pendistribusian produk-produk asli Indonesia yang turut dipasarkan dalam bazaar mawar yang turut ditinjau oleh Bupati Yes.”(PROKOPIM)

Selengkapnya