Berita 22 Mei 2024
Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan dukung program diversifikasi pertanian. Realisasi tersebut dipastikan akan mendukung program lumbung pangan nasional.
"Tentu tujuan kami ialah ingin mempertahankan predikat lumbung pangan nasional. Lumbung pangan tidak hanya tentang padi, jadi kita harus terus melakukan diversifikasi pertanian," tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menghadiri kegiatan pembinaan staf DKPP Kabupaten Lamongan dan panen melon, Rabu (22/5) di Kantor DKPP Kabupaten Lamongan Lamongan pagi ini.
Menurut orang nomor satu di Kota Soto, DKPP Kabupaten Lamongan harus menjadi pusat referensi bagi petani. Karena diversifikasi pertanian dengan menerapkan metode pertanian modern tentu akan membuka minat para petani milenial di Lamongan.
"Mempertahankan lumbung pangan tidak hanya dari sisi kualitas tanam saja, regenerasi petani juga sangat penting," kata Pak Yes sapaan akrabnya.
Hingga April 2024, luas panen musim tanam pertama mencapai 43% atau 67.256 ha. Jumlah tersebut diyakini akan 100% pada musim tanam selanjutnya. Meskipun pada musim tanam dua ini dihadapkan dengan musim kemarau.
Diterangkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan Mohammad Wahyudi, program percepatan tanam dengan pompanisasi diupayakan akan menjawab tantangan kekeringan bagi petani.
"Mayoritas yang mengalami kekeringan di musim tanam dua padi ialah wilayah tengah hingga selatan. Namun akan tetap kita upayakan memenuhi kebutuhan air, salah satunya melalui program percepatan tanam dengan pompanisasi. Hingga saat ini di Kabupaten Lamongan sudah terpasang 67 unit pompa, dengan rincian 57 unit pompa air 4 ich dan 10 unit pompa air 6 ich. Selain itu kami juga terus berkoordinasi bersama Dinas Pengerjaan Umum Sumber Daya Air Kabupaten Lamongan," terang Wahyudi.
Selanjutnya, Wahyudi memaparkan keberhasilan pertanian holtikultura di Kabupaten Lamongan. Diwujudkan dengan empat desa di wilayah Kecamatan Brondong sudah aktif menanam holtikultura seperti melon, pisang cavendish, bawang, terong hitam jepang, dan lainnya.
"Di empat desa tersebut saat ini aktif menanam holtikultura, hingga ada yang sudah bermitra dengan perusahaan," papar Wahyudi dihadapan 230 staf Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) hingga staf DKPP Kabupaten Lamongan.
Tercatat ada delapan puluh green house di Lamongan yang sangat produktif di wilayah Brondong hingga Ngimbang. Dalam sekali panen bisa menghasilkan 480 kuintal tanaman holtikultura.
Pada kesempatan yang sama Pak Yes juga melakukan panen melon jenis red aroma. Melon yang dibudidaya oleh DKPP Kabupaten Lamongan ini merupakan kolaborasi metode tanam hidroponik dengan pupuk kimia. Di lahan greenhouse seluas 10×10 meter ini terdapat 204 pohon melon.
"Proses tanam hingga panen membutuhkan waktu 70 hingga 75 hari. Melon jenis ini memiliki keunggulan di warnanya yang cantik dan aroma yang harum, begitupun dengan kualitas dagingnya juga tebal. Saat ini penjualannya masih lingkup kantor saja, semoga kedepan bisa lebih luas lagi. Per 100 gramnya kita jual dengan harga 2.500 ribu rupiah," jelas Pengelola greenhouse melon DKPP Kabupaten Lamongan Slamet Mulyono.