Berita 26 Januari 2024
Peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nahdatul Ulama (NU) di Kabupaten Lamongan dijadikan sebagai momentum untuk membangun ketahanan keluarga. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menghadiri Harlah pagi ini, Jumat (26/1/2024) di Lamongan Sport Center.
Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menjelaskan bahwa salah satu yang menjadi bagian dalam membangun ketahanan keluarga ialah turut serta menurunkan angka stunting di Indonesia terutama di Lamongan.
"Sesuai dengan tema yang diangkat pada Harlah tahun ialah "Membangun Ketahanan Keluarga untuk Menguatkan Ketahanan Nasional". Menurunkan angka stunting masuk di dalam tugas membangun ketahanan negara. Ibu-ibu mari deklarasikan diri panjenengan semua untuk menurunkan angka stunting sebagai wujud kontribusi pada penguatan ketahanan nasional," tutur Pak Yes saat menyampaikan sambutan.
Selanjutnya orang nomor satu di Kota Soto menyampaikan angka stunting yang ada di Kota Soto tahun 2022 memang masih berada pada angka 27,5% atau 2.900 kasus stunting. Sedangkan untuk tahun 2023 masih menunggu paparan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Namun diyakini akan menurun atau mampu mancapai target yang telah ditetapkan pemerintah pusat tahun 2024, yakni 14%, karena Kabupaten Lamongan sudah memaksimalkan kolaborasi untuk menurunkan stunting melalui ragam program inovasi.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa sebagai muslimat harus berkontribusi penuh dalam mencetak generasi bangsa, terlebih menghadapi Indonesia Emas 2045. Untuk bisa menjadi pembimbing generasi yang unggul, muslimat NU diminta terus membangun ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah, dan lainnya.
"Saya ucapkan selamat Harlah kepada Muslimat NU yang 78. Jadilah perempuan yang kuat dan makmum yang selalu patuh. Seperti yang tersirat dalam Surat Annisa ayat 9 bahwa hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. Mari jadi muslimat yang mampu menjadi pagar penguat keluarga dan negara," kata Khofifah.
Hadir untuk mengisi pengajian, ulama kondang asal Jogjakarta Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman menuturkan Indonesia memiliki muslimat NU yang patut dipertahankan. Seperti misi yang dibawa Nahdatul Ulama ada 2, yakni misi keagamaan dan kedua adalah misi kebangsaan. Yang mana dalam situasi serba kompleks era ini diharapkan muslimat NU mampu untuk tetap menyebarkan aswaja dan meneguhkan komitmen kebangsaan.