Berita 17 Januari 2024
Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir meresmikan Masjid Asy-Syifa' Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan (RSML), Rabu (17/01/2023).
Menurut Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, hadirnya Masjid Asy-Syifa' merupakan wujud transformasi RSML dalam pengembangan khasanah keilmuan, sekaligus mencetak generasi unggul, dan berahlakul karimah.
"Ke depan perjalanan dakwah, amal usaha Muhammadiah tidak bisa menghindar dari dinamika ekonomi masyarakat yang semakin pesat. Kami berharap kehadiran Masjid Asy-Syifa' dapat dikelola dengan prefesional dan dipergunakan untuk kepentingan yang lebih luas sehingga dapat memberikan dampak perkembangan sosial ekonomi umat," tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes.
Hadirnya ikon baru di Lamongan, Pak Yes berharap Masjid Asy-Syifa mampu memberikan kenyamanan masyarakat dalam beribadah. "Semoga masyarakat Lamongan benar-benar dapat merasakan manfaat kehadiran Masjid Asy-Syifa' ini dan semoga kita mendapatkan keberkahan serta nilai pengabdian kita kepada persyarikatan dicatat sebagai amal ibadah," ucap Pak Yes.
Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiah (PDM) Lamongan Sodikin, me-launching pencanangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan Reborn sebagai rumah sakit pusat bersyariat berstandar internasional.
Diresmikannya Masjid Asy-Syifa' dan pencanangan IGD, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, mengaku bangga melihat perkembangan Muhammadiah dengan dukungan pemerintah daerah untuk pusat kemajuan.
"Saya merasa ikut bangga, akan kemajuan Muhammadiah Lamongan yang kalau disimpulkan itu gak ada lawan atau tandingannya. Amal usaha di pendidikan, kesehatan, moderat ekonomi, bahkan diaspora kadernya tiada banding. Mampu menghadirkan Lamongan megilan," ungkap Buya Haedar.
Lebih lanjut, guru besar Universitas Muhammadiah Yogyakarta (UMY) tersebut menuturkan, capaian-capaian tersebut akan menjadi stagnan jika tidak diimbangi dengan inovasi-inovasi yang mampu menjawab tantangan ke depan.
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid itu mereka yang beriman kepada Allah. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi pusat kemajuan peradaban. Peradaban itu kebudayaan yg tertinggi, hidup dalam kebudayaan dan karena kita muslim kebudayaan itu dasar atau orientasinya pada syiar, yang nantinya melahirkan berbagai aktivitas yg menjadi panduan hidup bersama," imbunya.
Sementara, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sukadiono, mengatakan, Masjid Asy-Syifa' menjadi salah satu impelementasi kombinasi pengombatan fisik dengan mental yang dilakukan RSML.
"Jadi nanti kalau mentalnya kurang baik diobati di masjid ini karena nama masjid ini as syifa wanunazzilu minal quran ma huwa syifaa. Mudah-mudahan masjid ini bisa menjdi rahmat persyarikatan Muhammadiah dan pasien yg dirawat di RSML," kata Rektor UM Surabaya.
Sodikin, Ketua PDM Lamongan, mengungkapkan, Masjid Asy-Syifa' dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi, dengan luas bangunan seluas 3.900 m2 yang dapat menampung kapasitas jamaah sebanyak 1.500 orang.
Pembangunan masjid yang memakan waktu dua tahun dan menelan biaya sebesar 43 milyar tersebut, kata Sodikin dilengkapi dengan berbagai fasilitas, mulai dari ruang rapat, aula, kamar mandi, kamar tidur musafir, ruang baca, lazizmu pengawas daerah hingga lainnya.
Diresmikannya Masjid Asy-Syifa' dan pencanangan IDG reborn bertaraf internasional, Umi Aliyah, Direktur Rumah Sakit Muhammadiah Lamongan, terus berkomitmen memberi pelayanan terbaik dan terpercaya.