Dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Sedunia 204 (World Tourism Day) pada Sabtu (28/9) di Watungkal Edupark, Desa Sendangagung, Pemerintah Kabupaten Lamongan merilis paket wisata terintegrasi. Paket ini menghubungkan berbagai desa wisata di wilayah pesisir utara (pantura) dengan konsep “Lamongan Pantura Etno Trip.”
Program ini merupakan hasil inovasi dari gerakan prioritas pengembangan pariwisata ramah dan terintegrasi (Ramasinta), yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi wisata di Kota Soto. Selain memberikan pengalaman wisata yang lebih lengkap bagi pengunjung, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pengembangan pariwisata ke depan harus terintegrasi dengan potensi unggulan daerah, sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di semua sektor,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lamongan Abdul Rouf, yang turut hadir dalam peluncuran paket wisata pantura ini.
Konsep pembangunan pariwisata ini didorong karena sektor pariwisata dianggap mampu menjadi motor penggerak berbagai sektor lainnya, seperti ekonomi, pertanian, perindustrian, perhotelan, akomodasi, dan sektor jasa.
“Kabupaten Lamongan memiliki kekayaan alam yang sangat beragam dengan potensi nilai jual yang tinggi. Jika terus dikembangkan, potensi ini bisa menjadi daya tarik wisata yang luar biasa, mulai dari wisata alam, cagar budaya, seni, kuliner, hingga produk ekonomi kreatif,” ungkap Abdul Rouf.
Lamongan Pantura Etno Trip mencakup berbagai destinasi, seperti Wisata Edukasi Sendangagung (WES), Desa Wisata Sendangduwur, pemandian air hangat Desa Kranji, Makam Sunan Drajat, Gunung Dono Desa Kemantren, dan Pantai Putri Klayar Desa Sidokelar.