Festival Keleman 3, Spirit Menuju Sejahtera dalam Budaya
Masyarakat Desa Moronyamplung, Kembangbahu, menyambut dengan sukacita Festival Keleman 3, Senin (16/9), di Bumi Perkemahan Moronyamplung. Hadir membuka kegiatan, Bupati YES berharap festival tahunan ini dapat mendorong pariwisata di Desa Moronyamplung sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Tentu ini terus kita galakkan, terus kita dorong supaya bisa terus berlangsung semakin baik. Dengan harapan kegiatan ini bisa menggairahkan wisata Moronyamplung lebih dikenal masyarakat,” ucap Pak YES.
Festival ini diikuti perwakilan setiap RW di Desa Moronyamplung. Para peserta menampilkan berbagai kreativitas, seperti pawai budaya dan aneka kostum tradisional. Gunungan yang tersusun dari hasil pertanian juga diarak di sepanjang desa.
Berbagai aksi teatrikal menarik juga ditampilkan. Contohnya, terdapat salah satu RW yang mempersembahkan pawai dengan tema Kerajaan Majapahit. Para peserta menampilkan permaisuri Hayam Wuruk, Sri Sudewi, Patih Gajah Mada, lengkap dengan pasukan kerajaan yang mengenakan kostum dan properti khas Majapahit.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak dari perwakilan sekolah juga turut unjuk kebolehannya. Dengan aneka tarian tradisional, mereka tak kalah semangat memeriahkan festival. Harapannya, dengan berpartisipasi, anak-anak dapat mengenal serta melestarikan budaya khas masyarakat Moronyamplung ini.
Berasal dari kata “kelem” yang dalam bahasa Jawa artinya tergenang, Festival Keleman ini digelar sebagai bentuk syukuran, sekaligus tradisi masyarakat Moronyamplung dalam mengelola persawahan dengan menggenangi air. Kepala Desa Moronyamplung, Sri Rahayu, berharap musim hujan segera datang sehingga para petani dapat segera menggenangi lahannya.
“Mudah-mudahan dengan festival ini nantinya segera turun hujan, dan masyarakat desa segera bercocok tanam, panennya melimpah ruah, menyejahterakan masyarakat dan Desa Moronyamplung,” harap Sri Rahayu.