Berita 20 Juli 2023
Warga Dusun Ranjung, Desa Kedungwaras Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan dihebohkan dengan temuan tumpukan batu bata merah. Batu bata itu diduga kuna dan merupakan bagian dari struktur bangunan bersejarah.
Tumpukan batu bata dengan corak bergaris itu ditemukan di areal pesawahan milik salah satu warga desa setempat bernama Muhammad Hasan, warga Dusun Ranjung, RT 003 RW 001, desa setempat, saat mencangkul lahan sawahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tumpukan batu bata itu sebenarnya sudah ditemukan sejak Kamis malam (13/7/2023) lalu.
“Ditemukan batu-bata yang diduga tumpukan bangunan kuna di Desa Kedungwaras, saat warga menggali tanah untuk meratakan sawahnya, pada Kamis malam Jumat (13/7/2023), sekira pukul 19.00 WIB,” ujar Kepala Desa Kedungwaras, Moh. Nawir Gozali, Kamis (20/7/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Pemerhati Sejarah dan Budaya Lamongan, Supriyo menyampaikan bahwa batu bata kuna yang ditemukan itu berukuran lebar 19-20 cm, panjang 29-30 cm dan tebal 6 cm.
Menurut Supriyo, saat ditemukan warga mengaku jika tumpukan batu bata itu seperti membentuk bangunan. Dia menyebut, dari batu bata yang telah tercangkul itu tampak ada beberapa lapis batu bata lain di bawahnya yang masih tersusun dan membentuk sebuah sudut bangunan.
“Warga kemudian memutuskan untuk berhenti menggali. Keadaan temuan bata kuna tersebut terlihat masih membentuk struktur meski kelihatan terguling dan sebagian batanya pecah-pecah,” terang Supriyo.
Lokasi batu bata kuno yang ditemukan warga di Desa Kedungwaras, Kecamatan Modo, Lamongan.
Atas adanya temuan tersebut, sambung Supriyo, akhirnya warga melalui Pemerintah Desa (Pemdes) Sugihwaras melaporkan temuan itu ke Camat Modo dan diteruskan ke Bupati Lamongan. Saat ini, lokasi temuan itu juga dipasangi penanda agar kondisinya tetap terjaga.
“Temuan ini kemarin sudah dilaporkan ke Bupati Lamongan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, serta BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan) Wilayah XI. Semoga struktur dari bangunan ini bisa segera diketahui melalui survei penyelamatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Supriyo memperkirakan bahwa struktur utama dari bangunan yang diduga memiliki nilai bersejarah tersebut masih tertanam di dasar tanah. Dugaan sementaranya, batu ini berasal dari era kerajaan Majapahit.
“Kalau perkiraan saya, dilihat dari ukuran batunya serta bentuknya yang lebih tipis, batu bata ini berasal dari era Majapahitan,” tandasnya.
Bahkan Supriyo juga mengungkapkan bahwa sebelumnya telah ditemukan batu lingga yoni yang lokasinya tak jauh dari temuan batu bata kuna ini. Meski begitu, Supriyo tak mau berspekulasi untuk mengatakan secara dini jika batu bata ini adalah bagian dari struktur candi.
“Sebelumnya juga ditemukan batu lingga, lokasinya sekitar 200 meteran dari lokasi, masih satu dusun. Jadi yang ditemukan ini diperkirakan baru bagian atas sisi bangunan, sedangkan struktur utamanya diduga masih terpendam di dalam tanah,” pungkasnya.
Sumber : beritajatim.com