Kabupaten Lamongan memiliki sejumlah kecamatan yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, terutama pada musim hujan. Berdasarkan analisis data cuaca dan kondisi geografis, enam kecamatan di Lamongan diperkirakan akan menghadapi ancaman bencana, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, atau yang akrab disapa Pak Yes, mengungkapkan bahwa Pemkab Lamongan telah melakukan pemetaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi di wilayahnya. Hal ini disampaikan dalam apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi 2024-2025 yang digelar di Alun-alun Lamongan. Dalam sambutannya, Pak Yes menyampaikan bahwa terdapat enam kecamatan di Kabupaten Lamongan yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Karangbinangun, Glagah, Turi, Karanggeneng, Deket, dan Laren.
Pak Yes menjelaskan, potensi bencana di kecamatan-kecamatan tersebut meliputi banjir, angin kencang, dan tanah longsor, yang sering terjadi pada musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Pemkab Lamongan, melalui BPBD dan dinas terkait, telah melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk pemetaan wilayah rawan bencana, pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana, serta memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Melalui apel kesiapsiagaan ini, Pak Yes mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana, serta selalu mengikuti informasi cuaca dari BMKG dan BPBD. Dia juga menekankan pentingnya koordinasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Pemerintah Kabupaten Lamongan berkomitmen untuk terus memperkuat ketangguhan daerah dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Dalam upaya mengurangi dampak bencana hidrometeorologi, Pemkab Lamongan telah melakukan berbagai langkah strategis. Selain pemetaan potensi bencana di enam kecamatan yang berisiko, yakni Karangbinangun, Glagah, Turi, Karanggeneng, Deket, dan Laren, Pemkab juga mengoperasikan pompa mobile untuk mengatasi banjir yang terjadi di wilayah tersebut. Langkah mitigasi nonstruktural lainnya termasuk penanganan kekeringan dengan melakukan dropping air bersih ke 15 kecamatan dan 69 desa yang terdampak, serta menyediakan 102 terpal dan 204 jeriken untuk kebutuhan masyarakat.
Pak Yes juga menambahkan, Pemkab Lamongan telah membentuk dan membina 88 desa tangguh bencana yang memiliki kemampuan untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana secara mandiri. Untuk memperkuat ketahanan masyarakat, Pemkab juga menggelar sosialisasi dan edukasi mengenai kesiapsiagaan bencana, yang mencakup seluruh lapisan masyarakat mulai dari pelajar PAUD hingga SMA. Selain itu, program Lamongan Green and Clean dan Desa Berseri turut mendukung upaya mitigasi bencana dengan menjaga lingkungan agar lebih siap menghadapi bencana.
Pemkab Lamongan juga telah mengaktifkan posko hidrometeorologi dan posko penanggulangan bencana yang tersebar di seluruh 27 kecamatan. Posko ini dilengkapi dengan personel yang siap siaga untuk merespons cepat segala kejadian bencana. Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Lamongan berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi dampak bencana bagi masyarakat.
Hari Ini | 0 |
Kemarin | 0 |
Minggu Ini | 0 |
Minggu Lalu | 0 |
Bulan Ini | 0 |
Bulan Lalu | 0 |
Tahun Ini | 0 |
Semua | 0 |