Berita 27 Juni 2023
Program sekolah lapang pengelolaan hama dan penyakit terpadu (SLPHT) dengan menerapkan manajemen tanaman sehat (MTS) berhasil cetak petani mandiri di Lamongan, khususnya petani padi Desa Prijekngablak Kecamatan Karanggeneng. Dapat dikatakan sebagai petani mandiri bilamana mampu memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam, tenaga, modal, dan teknologi yang ada pada lingkungan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Terbukti dari hasil panen padi kali ini produktivitasnya mencapai 9,46 ton dari lahan 104 hektar yang menetapkan program SLPHT. Pasalnya Desa Prijekngablak sempat mengalami gagal panen selama 3 tahun berturut-turut.
Hadirnya SLPHT merupakan solusi bagi petani agar dapat meminimalisir biaya produksi pertanian namun tetap memiliki produksi maksimal karena petani saat ini sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi di pedesaan. Selain itu juga sebagai jalan keluar dari fenomena kelangkaan pupuk dan pengurangan subsidi pupuk.
Upaya yang dilakukan merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam menjaga ketahanan pangan di Lamongan, sekaligus antisipasi krisis pangan.
"Ketahanan pangan merupakan hal penting untuk dijaga, terlebih Kabupaten Lamongan sebagai lumbung pangan Nasional. Di tengah permasalahan pada bidang pertanian mulai kelangkaan pupuk, harga pupuk yang mahal dan lain sebagainya petani Lamongan harus bisa berjuang dan berinovasi untuk mencapai kesejahteraannya, salah satunya dengan adanya sekolah lapang ini. Saat ini juga diwajibkan alokasi dana desan sebesar 20% untuk ketahanan pangan, hal tersebut merupakan komitmen kami untuk mensejahterakan petani. Yangmana berpotensi menghadirkan ketahanan pangan di Lamongan," tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat melakukan panen raya padi, Selasa (27/6) di Desa Prijekngablak Kecamatan Paciran.
Selanjutnya orang nomor 1 di Lamongan meminta agar petani di seluruh Kabupaten Lamongan dapat mengimplementasikan program SLPHT dan MTS agar menjadi petani yang mandiri dan sejahtera.
Program yang dicetuskan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupeten Lamongan ini sudah melakukan pertemuan sebanyak 25 kali dengan mengajarkan materi mendasar tentang agro ekosistem pertanian hingga pembuatan pupuk organik.
Diterangkan oleh penyuluh SLPHT Khamim bahwa hal utama yang harus ditekankan ialah sumber daya manusia (sdm) agat memiliki keterbukaan pemikiran tentang manajemen tanaman sehat. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian terkait cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani.
"Jadi pertama yang kita lakukan ialah manajemen sdm agar memahami tentang manajemen tanaman sehat, setelah itu baru kita lanjutkan pada materi cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani," terang Khamim saat ditemui.
Pada Desa tersebut juga dilakukan petak studi yang membandingkan hasil penanaman menggunakan metode organik dan non organik. Diungkapkan oleh salah satu petani Desa Prijekngablak Muslik bahwa hasil produktivitas padi sungguh signifikan mulai dari terhindar hama saat penanaman dan hasil yang lebih besar jumlahnya.
Penanaman padi yang dimulai pada bulan Maret lalu menggunakan varietas 32 dan MR dan menggunakan pupuk organik jenis PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria), POC (pupuk organik cair), dan lainnya.