GAMBARAN UMUM KECAMATAN SOLOKURO
A. GAMBARAN
UMUM KECAMATAN SOLOKURO.
1.
KONDISI GEOGRAFIS
Kecamatan Solokuro merupakan
dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata + 70 meter di atas permukaan
laut, terletak pada posisi 060 21” 29” dan 06060” 02” Lintang Selatan serta 1120 18” 46” dan 1120 25” 12”
Bujur Timur. Luas wialayah Kecamatan Solokuro adalah berupa dataran seluas
87,57 KM2.
Batas wilayah Kecamatan
Solokuro dapat diuraikan sebagai Berikut :
a.
Sebelah Utara Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
b.
Sebelah Selatan Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan
c.
Sebelah Barat Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan
d. Sebelah Timur Kecamatan Panceng dan Dukun Kabupaten Gresik
1.1. Pembagian Wilayah
2.
Pembagian Wilayah Kecamatan Solokuro terdiri dari 10 Desa dan 20
Dusun dengan luas wilayah 102,99 Km atau seluas 10.298,523
Ha yang terdiri dari :
a. Tanah Sawah Tadah Hujan :
1.911,894 Ha
b. Tanah Tegalan/Lahan kering :
4.109,636 Ha
c. Tanah Pekarangan : 198,150 Ha
d. Tanah Hutan Negara :
3.983,700 Ha
e. Tanah lain-lain : 95,143 Ha
Adapun jarak Kecamatan
Solokuro dengan Ibu Kota Kabupaten Lamongan + 34 Km dan Jarak Kecamatan
Solokuro ke Propinsi Jawa Timur + 75 KmWilayah Kecamatan Solokuro meliputi
areal seluas Wilayah Kecamatan Solokuro terdiri atas 10 Desa , 20
Dusun , 50 RW
236 RT dan 14.775 KK.
Dilihat
dari katagori Geografis Kecamatan Solokuro adalah
Daerah Pertanian,meliputi 10 desa yaitu
Desa Dagan, desa banyubang, desa Bluri, desa Takerharjo, desa Solokuro, desa
Payaman, Desa Sugihan, Desa Dadapan, desa Tebluru dan Desa Tenggulun Dengan
komoditas Utama Pertanian Jagung, Padi dan palawija.
Di kawasan Solokuro tepatnya di Desa Banyubang ditetapkan sebagai kawasan Taman Teknologi Pertanian (TTP) dengan komoditas unggulan pada pertanian Jagung berintegrasi pada Peternakan. Sedangkan di desa Sugihan berhasil mengembangkan Agrowisata Kebun Durian Montong Sugihan dan Kebun Rambutan, serta kebun Blimbing.
Karakteristik
kawasan Kecamatan Solokuro merupakan kawasan permukiman pedesaan dengan kegiatan Utama adalah Pertanian. Potensi pertambangan bahan galian golongan C ada dibeberapa desa yaitu Desa Bluri dan desa
Dadapan tetapi
potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dan masih perlu penataan
baik penataan dari segi legalitas penambang maupun penataan tehnik
penambang yang berwawasan lingkungan.