PUSKESMAS TIKUNG

Artikel Puskesmas Tikung

PELUK REMATRI CERIA

Inovasi ini merupakan inovasi  Kesehatan untuk mengatasi Anemia  Remaja Putri,Hasil skrening Pebruari 2020 di SMK Islam, 70%  mengalami anemia, yang berdampak  terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja serta  berisiko tinggi mengalami masalah saat hamil dan melahirkan. REMATRI adalah calon ibu yang akan hamil.melahirkan, sehingga memperbesar resiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir premature, BBLR ,STUNTING.    Mengingat dampak yang sangat serius tersebut kami membuat inovasi “PELUK REMATRI CERIA”(Pendamping Untuk Remaja Putri Cegah Anemia) pada  bulan Maret  2020 dengan Berbagai Kegiatan diantaranya:Advokasi Kepala Sekolah.Komitmen Bersama Lintas Sektor, Linpro, Guru, Siswi SMK.   Pembentukan Duta  Rematri Ceria.Pelatihan Khusus DutaPembuatan,Pembagian E-Buku Saku/ Buku Saku Rematri Ceria.Cheklis Kepatuan minum Tablet Tambah Darah.Google Docs Pemantau Kepatuhan Minum TTD onlineGESERMI TAPERA Gerakan Serentak Minum Tabet Tambah Darah.Group WA Duta dan Group Rematri.Cek Hemoglobin Berkala.   Posyandu Rematri Ceria.Kegiatan Inovasi ini sangat signifikan terhadap penurunan angka  Anemia hingga 60% sehingga berdampak Penurunan angka kematian Ibu, Kematian bayi dapat dicegah sesuai dengan( SDGs 03 ). Selain itu inovasi ini juga medukung dan selaras dengan visi misi  Kabupaten Lamongan, yaitu “Terwujudnya Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan”  dan misi kedua “Mewujudkan SDM Unggul, Berdaya Saing, Berakhak dan Responsif Terhadap Perubahan Zaman ”     Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi remaja putri Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien dimana kementrian kesehatan RI merilis data sekitar 12% remaja laki – laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia.Ditambah bila sebagian besar dari permasalahan itu diakibatkan kekurangan Zat Besi (Anemia Defisiensi Besi)adapun  penyebab kejadian anemia karena Kurangnya pengetahuan tentang anemia, Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi bagi kesehatan, kurangnya kepedulian terhadap lingkungan serta kurangnya personal hygiene.          Anemia di kalangan Remaja Putri berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.Dampak yang lebih serius mengingat REMATRI adalah Para Calon Ibu yang akan Hamil dan Melahirkan, Bayi Lahir PREMATUR,Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) YANG BISA Berdampak kejadian Stunting.   Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tiggi zat besi, asam folat, vitamin A, Vitamin C, Zink, dan Tablet Tambah Darah(TTD) untuk itu inovasi “ PELUK REMATRI CERIA “(Pendamping Remaja Putri Cegah Anemia) ini kami bentuk.Inovasi PELUK REMATRI CERIA ini adalah merupakan inovasi Kesehatan yang Berdampak untuk mengatasi Anemia Pada REMATRI..Sebagai pilot projek di SMK Islam Bakalan pule karena SMK Islam ini salah satu penyumbang Anemia tertinggi di Remaja Putri pada Bulan Pebruari 2020 bejumlah 60% Siswi mengalami Anemia.Adapun Tujuan Inovasi PELUK REMATRI CERIA ini adalah:Mengatasi Anemia Pada Remaja PutriMeningkatkan Pengetahuan tentang bahaya AnemiaMeningkatkan Pengetahuan Tentang Kebutuhan Gizi bagi kesehatanMeningkatkan kepedulian akan kesehatan terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnyaMenanamkan akan pentingnya personal hygiene untuk kesehatan. Inovasi PELUK REMATRI CERIA merupakan inovasi yang pertama kali yang ada di SMK Islam diwilayah Puskesmas Tikung dengan kegaiatan – kegitan yang Inovatif  belum ada di wilayah lain diantaranya 1.Pembentukan Duta Rematri Ceria: Duta REMATRI ini dipilih siswi yang cakap dari 285 siswi  10 Duta yang Terpilih yang akan kami berikan pelatihan secara khusus bagaimana cara Mendeteksi anemia, Cara Pemeriksaan Kesehatan Sederhana dll.Duta juga  sebagai Pendamping dan Pemantau Kepatuhan minum TTD siswi yang lain.2.Pembuatan E-Buku Saku/Buku Saku yang didalamnya berisi tentang Anemia(penyebab,gejala,cara mengatasinya), Pengetahuan tentang Gizi yang baik untuk meningkatkan hemoglobin serta kesehatannya.Buku ini akan diberikan kepada seluruh REMATRI yang ada di SMK Islam.3.Cheklis Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah. ceklist ini bertujuan agar Rematri dapat  terkontrol Kepatuhan mengkonsumsi TTD4.Membuat Google Docs Pemantauan minum TTD secara online ini bertujuan agar petugas kesehatan lebih muda memantau kepatuhan REMATRI secara online.5.GESERMI TAPERA(Gerakan Serentak Minum Tablet Tambah Darah)dilakukan setiap pagi sebelum kegiatan belajar di mulai kegiatan ini sangat efektif untuk ketepatan waktu Rematri menkonsumsi Tablet Tambah Darah sehingga bisa mengatasi  defisiensi zat besi.6.Group WA Duta dan REMATRI,Guru,Tenaga Kesehatan group WA ini sebagai media edukasi,konseling serta media diskusi secara online apabila ada keluhan atau masalah yang dihadapi oleh REMATRI7.Cek Laboratorium Hemoglobin Berkala kegiatan ini bertujuan untukl memantau kenaikan kadar hemoglobin serta sebagai Salah satu Indikator keberhasilan Inovasi Peluk Rematri Ceria.8.Posyandu Rematri Ceria ini merupakan kegiatan Rutin untuk memantau kesehatan seluruh Siswi.Seluruh kegiatan tersebut diatas merupakan kegiatan yang unik dan inovatif untuk mengatasi Anemia pada REMATRI (Remaja Putri) sehingga angka kejadian anemia dapat diturunkan .           Dari Implementasi seluruh kegiatan Inovasi “ Peluk Rematri Ceria”(Pendampingan Untuk Remaja Putri Cegah Anemia) ini Sangat Efektif untuk mengatasi Kejadian Anemia pada remaja putri di SMK Islam Bakalanpule       Inovasi ini di lakukan monitoring berkala oleh Puskesmas Tikung  salah satunya melalui Cek Laboratorium Hemoglobin Berkalaserta Posyandu Rematri CeriaDan dimonitoring oleh Dinas Kesehatan Setiap 6 bulan sekali melalui PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas)     Salah satu Indikator Keberhasilan Inovasi ini  adalah Kenaikan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri , Meningkatnya Kesadaran Rematri Untuk meninggalkan jungfood/makanan siap saji dan beralih Mengkonsumsi makanan – makanan yang sehat.Peningkatan kesadaran dan Kepatuhan  Rematri Bahwa  minum tablet tambah darah merupakan Kebutuhan.Pengetahuan Kesehatan lain yg berhubungan dengan Kesehatan Remaja Putri  sehingga membentuk Generasi Tinggi, Cedas dan Berprestasi.  Tingginya Kejadian Anemia pada Remaja putri sebelum  ada Inovasi Tahun 2020 bulan Pebruari  kejadian Anemia 60% Dari jumlah SiswiKemudian kita mencetuskan inovasi pada Bulan Maret Tahun 2020 dengan berbagai kegiatan yang Inovatif sehingga Berdampak Signifikan Terhadap Penurunan Kejadian Anemia pada Remaja Putri.   Dari Monitoring Berkala yang kita lakukan kejadian anemia menurun dengan Signifikan Tahun 2020 bulan Pebruari  kejadian Anemia 70% Dari jumlah Siswi (sebelum ada inovasi)Tahun 2021 Bulan Maret Kejadian Anemia 55% dari Jumlah Siswi (Inovasi sudah berproses)Tahun 2022 bulan Maret Kejadian Anemia 10% dari Jumlah Siswi.( ada inovasi)    Melihat  tingkat kenaikan kadar hemoglobin Rematri Inovasi PELUK REMATRI CERIA ini dinyatakan sangat berhasil untuk mengatasi kejadianAnemia di wilayah Puskesmas Tikung Khususnya di SMK Islam Bakalanpule.  17 Tujuan  Pembangunan Berkelanjutan (TPB),  yang salah satunya SDGs 03 yaitu Rasio KEMATIAN IBU menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran(TPB) Inovasi  ini untuk mengatasi kejadian Anemia pada Remaja Putri .seperti yang kita tahu anemia berdampak serius, terhadap keberhasilan TPB mengingat REMATRI  adalah para calon ibu hamil melahirkan  sehingga memperbesar resiko kematian  ibu melahirkan. Dengan Inovasi ini  angka kejadian Anemia dapat diturunkan  60% sehingga  kematian Ibu dapat diturunkan. Kematian dapat dicegah pada bayi dan balita (TPB)Anemia  menyebabkan Bayi Lahir PREMATUR dan  BBLR yang  kondisi ini bisa berdampak  AKB angka Kematian Bayi, Stunting.Keberhasilan Inovasi ini menurunkan Anemia sehingga Angka Kematian Bayi dapat dicegah. Mengakhiri epidemic AIDS, tuberculosis malaria,dan penyakit tropis lainnya, melawan hepatitis, penyakit yang ditularkan lewat air dan Penyakit menular lainya (TPB)Inovasi ini merupakan Inovasi Kesehatan yang terintegrasi  Lintas program  KIA,KB,GIZI, P2M AIDS,KESLING yang kegiatan inovasi  ada pemantauan kesehatan rutin melalui Posyandu Rematri Ceria  ada Penyuluhan, Edukasi  Seputar Kesehatan .Dengan meningkatnya pengetahuan REMATRI tentang masalah  Kesehatan sejak dini akan berdampak baik untuk mengatasi masalah kesehatan lainya. Layanan Perawatan Kesehatan Sexual,Reproduksi (TPB)Inovasi ini adalah sasaranya REMATRI yang merupakan calon seorang Ibu sehingga menanamkan pengetahuan sejak dini tentang kesehatan Reproduksi yang sangat menunjang keberhasilan strategi program Nasional   KIA,KB Inovasi PELUK REMATRI CERIA di lakasanakan di SMK Islam Bakalanpule dan telah di SK kan  oleh Kepala Sekolah SMK Islam  yang tediri dari SK Pembentukan Inovasi dan SK Pembentukan Duta Pendamping Inovasi ,Inovasi ini dilaksanakan  sejak Maret 2020 yang pilot projeck di SMK Islam Bakalanpule Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan dan sudah berjalan 2 Tahun untuk mengatasi Anemia pada Remaja Putri.Melihat keberhasilan Kegiatan Inovasi ini kami Mengembangkan  ke Sekolah – Sekolah lain yang ada di wilayah Puskesmas Tikung Sejak  Januari 2022 Mengingat Permasalahan Anemia ini merupakan permasalahan yang serius dan yang dialami oleh Remaja –Remaja lain  yang ada di Sekolah –sekolah lain. 1.Sumber Daya Keuangan   Tahun 2020: Rp.131.099.150              Tahun 2021: Rp.157.198.555   Tahun 2022: Rp. 192.203.0612.Sumber Daya Manusia pada Inovasi ini  antara lainTenaga kesehatan, Bapak Ibu Guru, Siswi.Linsek3.Metode yang digunakan adalah Pendampingan, Konseling, Edukasi,Penyuluhan.4.Peralatan /Material yan digunakan Cek alat Laboratorium, Android, E-Buku Saku dan Buku Saku, Tensi, Termogan, Alat Ukur BB,TB,Leaflet.Poster.5.Menyusun strategi – strategi khusus agar Inovasi ini tetap berlanjut diantaranya :a.Strategi institusional Inovasi ini merupakan  cara menangani Anemia yang ada di SMK Islam  jadi inovasi memberikan dampak baik untuk siswi agar dia bisa menjadi motivator untuk linkungan sekitarnya dengan kita membuktikan   bahwa inovasi ini benar – benar bisa menangani masalah  Anemia sehingga siswi akan menyadari bahwa inovasi ini sangat penting untuk dirinya dan lingkunganya b.Strategi Sosial Inovasi ini harus kita Publikasikan dan terus disosialisasikan baik secara langsung maupun lewat media online.c.Strategi Manajerial  inovasi ini adalah Publikasi,Advokasi,Penyuluhan dll6.Faktor Internal:Inovasi ini merupakan inovasi yang di bentuk di Wilayah Kecamatan Tikung jadi Dukungan pihak terkait seperti Kepala sekolah, Guru,Kepala Puskesmas,Lintas Sektor  sangat diperlukan untuk keberhasilan dan keberlangsungan Inovasi ini.7.Faktor Ekternal: dukungan Dinas Kesehatan selaku pembibing sangat bermanfaat untuk keberhasilan inovasi ini selanjutnya.            Pemerintah Daerah dengan  meng alokasikan dana untuk program2 pencegahan Anemia sangat mendukung keberlanjutan inovasi ini.      Inovasi ini di dukung oleh1. Kepala Sekolah SMK Islam Bakalanpule yang di buktikan dengan adanya penetapan SK Inovasi dan Duta PELUK REMATRI CERIA.2.Kepala Puskesmas Tikung dibuktikan dengan SK Inovasi dan Mengalokasikan dana BOK dan JKN untuk  program – program yang berhubungan dengan kesehatan Rematri dan Anak Sekolah.3.Lintas Sektor Keikut sertaan dalam komitmen bersama untuk mendukung keberhasilan inovasi ini.4.Dinas Kesehatan  sebagai Pembibing Inovasi Ini. 5.Pemerintah Daerah Terkait Alokasi Dana BOK untuk Program 

Selengkapnya
INOVASI PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS TIKUNG "HAILING JEBOL VAKSIN COVID-19"

Hailing jebol Vaksin covid-19 (hari keliling jemput bola vaksinasi covid-19) merupakan inovasi untuk meningkatkan capaian imunisasi covid-19. Yang mana pada tahun 2021 capaian imunisasi covid-19 sangat kurang dari target yang ada. Kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Pelayanan vaksin door to door untuk memberikan pelayan pada lansia yang tidak bisa datang ke pos vaksinasi.2. Mobil keliling yang memberikan pelayanan pada masyarakat dengan cara mendatangi ke tempat kerja masing-masing.3. Boneka bercerita dokter Najib dan sivirus covid-19 pada sasaran anak sekolah.     Dengan inovasi tersebut angka capaian imunisasi covid-19 mengalami peningkatan  baik pada sasaran masyarakat umum, lansia maupun anak sekolah. Pada tahun  bulan Mei 2021 masyarakat umum dengan sasaran 39.715 jiwa yang tervaksin 2217 (5%)  dan setelah inovasi tahun 2022 bulan Februari tervaksin 83 %.  Untuk sasaran Lansia  6123 jiwa di bulan November 2021 tervaksin 1809 jiwa  (29,5%)  setelah inovasi capaian vaksin lansia 67,7 %  sedangkan untuk vaksinasi anak dengan sasaran 3024 di bulan Desember 2021 tervaksin 69 anak (2%). Setelah inovasi capaian vaksin anak menjadi 100%    Pandemi covid-19 selain  menimbulkan banyak korban pada masyarakat juga berdampak kepada perekonomian, Karena menurunnya daya beli masyarakat, sementara itu tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes mulai menurun seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal 1 – 2 meter. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi guna mengatasi pandemi covid-19.     Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah.     Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya pengobatan.  untuk pelaksanaan program vaksinasi covid-19, Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah sebagai pelaksana vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. Namun dalam pelaksanaan vaksinasi covid-19, puskesmas mengalami kendala untuk mencapai target sasaran tersebut, hal ini dikarenakan keterbatasan mobilitas dan penyakit penyerta lansia, kurangnya pengetahuan dan ketakutan masyarakat maupun anak sekolah akan vaksin covid karena berita yang kurang bisa dipertanggungjawabkan sumbernya. Kurang pedulinya masyarakat terhadap kesehatan dirinya sehingga mereka enggan untuk datang ke pos pelayanan vaksinasi covid-19. Dengan melihat masalah tersebut maka kami membuat inovasi ”Hailing Jebol Vaksin covid-19” (Hari Keliling Jemput Bola Vaksinasi Covid-19) dengan kegiatan  pelayanan vaksin door to door untuk memberikan pelayan pada lansia yang tidak bisa datang ke pos vaksinasi karena keterbatasannya, vaksin mobile keliling yang memberikan pelayanan pada masyarakat dengan cara mendatangi ke tempat kerja masing-masing, boneka bercerita dokter Najib dan sivirus covid-19 pada sasaran anak sekolah untuk memberi pendidikan pada anak pentingnya vaksinasi covid-19 dan menghapus ketakutan yang disebabkan berita tidak benar mengenai vaksinasi covid-19 . Inovasi ini sangat membantu untuk pencapaian vaksinasi covid-19, pada kelompok masyarakat umum yang tadinya tercapai 5% , lansia 29.5 % dan anak 2%. Dengan inovasi ini capaian vaksinasi kelompok masyarakat umum menjadi 83%, lansia 67,7%dan anak 100%. Pada pelaksanaan inovasi ini kami didukung sepenuhnya oleh ( 3 Pilar) Bapak Camat Tikung Kepolisian Tikung dan Koramil Tikung    Kegiatan inovasi ini mendatangi door to door lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas tikung untuk dilakukan sekrening, Pemeriksaan dan vaksinasi di rumah masing masing. Hal ini menjadikan capain lansia naik menjadi 67,7%  dari 29,5 % sebelum ada inovasi ini.      Untuk melayani masyarakat umum yang enggan datang ke pos pelayanan, kami setiap hari menggunakan mobile keliling mendatangi masyarakat yang belum tervaksin, baik ke rumah, pabrik, sawah dan tempat tempat lainnya. Cara ini sangat berdampak pada peningkatan capaian vaksin covid-19 pada pebruari 2022 menjadi 83% dari 2% di bulan Mei Tahun 2021.      Kami gunakan metode boneka bercerita “dokter Najib dan sivirus covid-19 “pada sasaran anak sekolah untuk memberi pendidikan pada anak pentingnya vaksinasi covid-19 dan menghapus ketakutan yang disebabkan berita tidak benar mengenai vaksinasi covid-19 . Metode ini berhasil memberi pemahaman  pada anak dan menghilangkan rasa takut akibat vaksinasi covid-19 yang berimbas pada peningkatan capaian vaksinasi menjadi 100% di bulan Februari 2022 dari 2 % capaian di bulan Desember  Tahun 2021.    Pandemi Covid 19 selama ini banyak mempengaruhi  pencapaian target SDGs tahun 2030 akan terhambat. Seluruh sumberdaya yang ada dikerahkan untuk mengatasi pandemi Covid-19 sehingga untuk mencapai target SDGs akan sangat sulit, semakin panjang masa pandemi semakin banyak biaya yang dikeluarkan begitu juga kerugian semakin besar. Pencepatan vaksinasi Covid-19 adalah jalan untuk mengatasi pandemi sejalan dengan target pemerintah pusat 70% jumlah penduduk Indonesia tervaksin covid-19. Inovasi ini mendukung pemerintah untuk mencapai target 70% tersebut.     Inovasi ini mempercepat pencapaian target vaksinasi covid-19 sehingga bangsa Indonesia cepat lepas dari pandemic dan akhirnya target SDGs dapat terkejar. Selain itu inovasi ini merupakan dukungan terhadap visi Kabupaten Lamongan yaitu: “Terwujudnya Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan” karena inovasi ini merupakan upaya sinergitas Antara masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholders dalam memantapkan pembangunan Kabupaten Lamongan yang berkelanjutan dengan masyarakat yang sehat maka kejayaan Lamongan akan bisa tercapai.    Hailing Jebol vaksin 19 bisa diterapkan di daerah lain untuk meningkatkan target vaksinasi covid-19. Dan apabila pandemic covid-19 ini sudah berakhir inovasi ini juga bisa dimodivikasi untuk digunakan pada kasus yang lain.Sumberdaya keuangan- Pemerintah daerah dan pusat berkaiatan dengan vaksin covid-19- pemerintah desa- BOK PuskesmasSumber daya manusia- seluruh pegawai puskesmas- polsek dan koramil- Pemerintah Desa- kader kesehatan, dan guru mulai TK sampai SMA atau sederajatPeralatan yang digunakan- Sekrening kit- Vaksinasi kit- Laptop - Boneka- Mobil dan motorSetrategi yang digunakan vaksinasi door to door dan mobil keliling    Pemerintah desa memberikan data siapa saja warganya yang belum divaksin , tim yang terdiri dari petugas kesehatan,Camat Polsek dan koramil mendatangi satu persatu ruamah warga yg belum divaksin dan menggunakan mobil polisi untuk keliling ke tempat kerja warga.    Pada sasaran anak sekolah setrateginya dengan menggunakan boneka yang dimainkan oleh petugas puskesmas bercerita mengenai vaksinasi melawan sicovid-19, setelah pengetahuan dan pemahaman anak terbentuk rasa takut untuk divaksin akan hilang dan anak dengan rela hati untuk menerima vaksinasi covid-19.Kekuatan Internal, karena inovasi ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tikung  kerjasama yang solid antara  Petugas kesehatan dan Lintas Sektor  sangat Penting untuk  melayani masyarakat disemua kelompok, tingkat social dan golongan apapun tanpa membeda – bedakan demi mensukseskan program pemerintah Vaksinasi Covid-19Kekuatan ekternal, Dukungan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah terkait Pengadaan  vaksinasi covid-19    Inovasi “Hailing Jebol Vaksin covid-19” melibatkan lintas sector, mulai dari camat , polsek, koramil,Diknas.PPIA,PPKB, Pemerintahan Desa secara bersama sama ikut merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi vaksinasi covid-19.  Camat sebagai pemangku wilayah menggerak kan seluruh Kepala Desa untuk berperan aktif mensukseskan program ini.Polsek selalu terlibat langsung dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,polsek juga Memperbantukan mobilya  digunakan  vaksinasi keliling. Disetiap kegiatan baik door to door maupun mobil keliling polsek dan koramil selalu mendampingi dan bekerja bersama.    

Selengkapnya
INOVASI PELUK LUSI PAS SEHATI

Merupakan inovasi Puskesmas Tikung Kabupaten Lamongan. Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna, dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaanya.      Berawal dari tingginya PTM pada lansia seperti hipertensi, artritis, stroke, PPOK, DM Puskesmas Tikung berupaya mengatasi membentuk Inovasi PELUK LUSI PAS SEHATI. PELUK LUSI PAS SEHATI Menitik beratkan pada partisipasi masyarakat yaitu lansia dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya dan bisa menjalani sisa usianya dengan lebih produktif. Inovasi PELUK LUSI PAS SEHATI sangat mudah direplikasikan ditempat lain karena simple,sederhana,dan sangat mudah karena basic utama adalah partisipasi masyarakat.      Berdasarkan aspek kesehatan, lansia akan mengalami proses penuaan ditandai penurunan daya tahan fisik, sehingga rentan terhadap penyakit. Penurunan fungsi fisik lansia yaitu penurunan sistem tubuh seperti saraf, perut, limpa, hati, Penurunan panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa. Penurunan kemampuan motorik seperti kekuatan dan kecepatan. Berbagai penurunan ini berpengaruh terhadap kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan status kesehatan.      Data Riskesda 2013 menyebutkan bahwa penyakit tidak menular terjadi pada lansia : hipertensi, artritis, stroke, PPOK, DM. Stiqma masyarakat bahwa lansia dianggap tidak banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat, sehingga membuat lansia mengalami penolakan terhadap kondisinya dan tidak bisa beradaptasi dimasa tuanya. Inovasi PELUK LUSI PAS SEHATI dibuat untuk memberikan pelayanan pada lansia. Dengan kegiatan:One Stop Service jamur sinar lansia,kelas nenek asuh, tante lisa, posyandu lansia posbindu terpadu, home care, senam sehat ceria, refresing lansia. dengan berbagai kegiatan inovasi diharapkan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaanya.      Hasil dari kegiatan inovasi ini ONE STOP SERVICE ber integrasi dgn JAMUR SINAR LANSIA PTM (penyakit tidak menular)lansia dapat terkontrol, Kematian dini akibat PTM akan dapat ditekan. KELAS NENEK ASUH adalah perkumpulan lansia yang mengasuh cucu mereka karena ditinggal orang tuanya bekerja, di sini kami memberikan pengetahuan cara pengasuan yang baik dan tepat pada balita. Dari kegiatan ini berdampak baik pada pertumbuhan dan perkembangan balita juga dapat memberikan support psikologi pada lansia bahwa nasib generasi bangsa kedepan terletak pada pola asuh yg tepat.      TANTE LISA adalah kegiatan yang memberikan penghasilan pada lansia melalui pengumpulan barang bekas yang kemudian di timbang untuk diberikan reward sesuai hasil pengumpulan barang bekas yang diperoleh POSYANDU LANSIA POSBINDU terpadu merupakan kegiatan puskesmas agar dapat menyentuh seluruh lansia di wilayah Puskesmas Tikung guna deteksi dini penyakit tidak menular pada lansia. HOME CARE oleh bidan desa setempat apabila lansia PTM tdk bisa berkunjung ke Pos Pelayanan kesehatan. SENAM CERIA merupakan kegiatan untuk melatih syaraf dan organ tertentu agar dapat berfungsi normal. Refresing lansia merupakan kegiatan untuk memberikan efekbahagia kepada lansia Dimasa Pandemi ini ada Gerakan Sayang Lansia Yaitu mendahulukan sasaran vaksinasi pada lansia agar tidak terpapar covid 19 - Tujuan Inovasi Daerah : Inovasi ini muncul karena banyaknya kasus ptm pada lansia di wilayah puskesmas tikung sebesar 90 % ditahun 2018, yang berdampak pada beban keluarga dan juga kematian sebesar 50%. Adanya stiqma negative di masyarakat bahwa lansia dianggap tidak banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat. Maka dibentuklah inovasi PELUK LUSI PAS SEHATI yang memiliki tujuan umum meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaanya.tujuan khusus : menurunkan angka kejadian PTM lansia, menurunkan kejadian kematian dini akibat PTM.Meningkatkan support psikologi lansia.meningkatkan harapan hidup lansia.mematahkan stiqma negative lansia dianggap tdk banyak memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat.membuat lansia lebih produktif. - Manfaat yang diperoleh : Inovasi “PELUK LUSI PAS SEHATI” ini merupakan inovasi kesehatan yang berdampak pada Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaanya, sesuai dengan tujuan Nasional untuk kesehatan lansia.inovasi “PELUK LUSI PAS SEHATI “ ini juga berperan penting untuk mengurangi kejadia penyakit tidak menular serta dapat mencegah kematian dini akibat penyakit tidak menular sesuai dengan SDGs. Inovasi “PELUK LUSI PAS SEHATI “ ini berkontribusi penting untuk mengurangi secara Siqnifikan kejadia n penyakit tidak menular serta dapat mencegah kematian dini akibat penyakit tidak menular sesuai dengan SDGs. Inovasi bertujuan Meningkatkan kesehatan lansia dan juga produktifitas lansia. Menumbuhkan semangat hidup dan kebahagiaan pada lansia.Melalui kegiatan nenek asuh memberikan pengetahuan kepada lansia bahwa prkembangan calon penerus bangsa berada pada cara asuh mereka. Meningkatkan social ekonomi Inovasi peluk lusi pas sehati, sangat berdampak positif pada lansia dengan inovasi ini membantu lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal sehingga menurunkan kejadian PTM dan kematian dini akibat PTM, karena ada kegiatan posyandu lansia disetiap desa. Inovasi ini juga menjadikan lansia produktif karena ada kegiatan pemanfaatan sampah “tante lisa” sehingga ada tambahan ekonomis bagi lansia. Berbagai macam kegiatan seperti senam setrok, litingkung, kegel dan refresing menjadikan lansia semakin sehat baik fisik maupun mental. Melalui inovasi ini yang dulunya para lansia di wilayah puskesmas tikung tidak bisa tersentuh semua tapi dgn inovasi ini semua lansia baik pra dan lansia dapat terpantau kesehatanya secara terpadu dari berbagai program kesehatan. Dari semua pelayana lansia yang ada selama ini hanya sebatas pemeriksaan kesehatan dan pelayanan pengobatan, namun inovasi ini memiliki tambahan kegiatan senam pencegahan srtrok, hipertensi, DM, senam kegel yang bertujuan untuk mengurangi resiko akibat PTM. Juga ada kegiatan mengumpulkan sampah untuk menambah nilai ekonomis keluarga. kelas nenek asuh berdampak meningkatkan pengetahuan yang benar pada lansia cara asuh yang tepat untuk balita.- Hasil Inovasi Daerah : Dampak inovasi: - Pada kelompok sasaran : Penderita PTM dapat menurun 80 %, Kejadian Kematian dini      akibat PTM menurun 70 %. - Kelompok masyarakat diluar sasaran : meningkatnya peran serta masyarakat untuk peduli lansia baik kesehatan maupun support psikologi - Dengan inovasi ini membantu pemerintah dalam mengatasi kesehatan masyarakat, terutama Pencegahan PTM dan kematian dini akibat PTM.- Indikator yang digunakan untuk menilai inovasi ini adalah : angka kejadian penyakit PTM dan angka kematian akibat PTM pada lansia. - Kejadian PTM 2018 90% dan diawal 2019 85% setelah ada inovasi desember 2020 angka kejadian PTM mengalami penurunan 80 %, dan Kematian akibat PTM sebesar 70%  - Anggaran (jika diperlukan)  1. Keuangan  • Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)  • Swadaya Masyarakat/Pihak ke 3   • Dana Desa  2. Sumber daya manusia :- 35 Lansia, -  3 Bidan Desa, , -  1 Programer lansia,-  3 Pelaksana unit pelayanan lansia, -  1 programer hatra,-  1 programer gizi, -  1 programer promkes,-  1 programer kesling,-  2 Bendara Keuangan.-  2 Dokter,-  6 Kader kesehatan. 3. Penunjang  - 10 Mobil Sehat

Selengkapnya
RUANG PEMERIKSAAN UMUM

Ruang Pemeriksaan Umum melayani : Pemeriksaan umum dan konsultasi dokter Surat keterangan dokter Rujukan pasien umum Rujukan BPJS  

Selengkapnya
PROGRAM INOVASI NENEK ASUH PUSKESMAS TIKUNG

PROGRAM INOVASI NENEK ASUH PUSKESMAS TIKUNGLATAR BELAKANGMelalui SK No. 284/MenKes/SK/III/2004 Tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Menteri Kesehatan RI memutuskan Buku KIA sebagai buku pedoman resmi yang berisi informasi dan catatan Kesehatan Ibu dan Anak. Sebagai buku resmi Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia lima tahun.Penggunaan Buku KIA sejalan dengan Konvensi Hak Anak yang disetujui PBB pada 20 November 1989 dan mulai berlaku 2 September 1990 khususnya tentang: 1) hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang, 2) hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak, 3) hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling tinggi, 4) hak untuk mendapatkan pelatihan keterampilan, dan 5) hak untuk bermain.Selaras dengan upaya strategis desentralisasi dengan cara meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat dalam memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan Buku KIA, maka dalam kegiatan Proyek fase II “Ensuring MCH Services with the MCH Handbook” tahun 2006-2009, dikembangkan model peningkatan penggunaan Buku KIA oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita.Berpedoman dengan adanya kelas Ibu Balita yang kadang kehadiran Ibu Balitanya tidak bisa hadir dan diwakili oleh nenek yang mengasuh Balitanya, kami mencoba mengembangkan dengan membuat Inovasi “KELAS NENEK ASUH”  yang mana dalam kelas ini nenek usia lebih dari 45th sebagai pengasuh pengganti ibu dengan rentang usia anak berusia antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator, dalam hal ini digunakan Buku KIA. Plus pelayanan khusus terhadap pelayanan kesehatan nenek itu sendiri.APA ITU KELAS NENEK ASUH Kelas nenek asuh adalah kelas dimana para nenek usia antara 45-60 tahun yang berperan sebagai pengasuh cucunya dengan rentang usia anak antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator, dalam hal ini digunakan Buku KIA. Plus pelayanan khusus terhadap pelayanan kesehatan nenek itu sendri.TUJUAN KELAS NENEK ASUH TUJUAN UMUM“ NENEK SEHAT BALITA SEHAT “TUJUAN KHUSUS a) Meningkatkan kesehatan nenek dengan upaya pemeriksaan kesehatan berkala dari petugas kesehatan. b) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku nenek dengan menggunakan Buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal. c)  Meningkatkan pengetahuan nenek akan pentingnya Imunisasi pada bayi. d)  Meningkatkan keterampilan nenek  dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang kepada Balita e) Meningkatkan kemampuan nenek dalam memantau pertumbuhan dan melaksanakan stimulasi perkembangan Balita. f)   Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi Balita dan mencuci tangan yang benar. g) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pencegahan dan perawatan Balita. Kelas nenek asuh diselenggarakan secara partisipatif : artinya para nenek tidak diposisikan hanya menerima informasi karena posisi pasif cenderung tidak efektif dalam merubah prilaku.Oleh sebab itu Kelas nenek asuh dirancang dengan metode belajar partisipatoris dimana nenek tidak dipandang sebagai murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya nenek didorong untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai pengarah kepada pengetahuan yang benar. Fasilitator bukanlah guru atau dosen yang mengajari, namun dalam lingkup terbatas ia dapat menjadi sumber belajar. Dalam kelas ini nenek juga akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan dan kebutuhan kesehatan nenek. Karena dalam kelas nenek asuh ini ada tim khusus yang bertugas atas kesehatan nenek.MANFAAT KELAS NENEK ASUH kesehatan nenek dengan upaya pemeriksaan kesehatan berkala dari petugas kesehatan. Serta meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku nenek dengan menggunakan Buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal.KEGIATAN KELAS ASUHPERSIAPAN KEGIATANKelas Nenek Asuh merupakan pengembangan dari kelas Ibu balita dan sebagai Inovasi pelayan kesehatan di wilayah UPT Puskesmas Tikung yang untuk sementara kita laksanakan di satu Desa yaitu Desa Botoputih. Mengingat ini adalah kegitan yang baru, maka kegiatan ini perlu dipersiapkan sedemikian rupa sebelum dilaksanakan.Langkah penting pertama adalah menginformasikan tentang organisasi pelaksana yang menyangkut posisi penanggungjawab, keterlibatan aparat pemerintah tingkat Kecamatan, Lintas sektor serta lintas program dan masyarakat.Tim Kelas Nenek Asuh UPT Puskesmas Tikung bersama-sama bertugas membuat rancangan program, melaksanakan supervisi, monitoring-evaluasi dan merencanakan pengembangan. Keterlibatan lintas program, lintas sektor dan masyarakat lokal terlihat dari adanya sinergi dengan program-program yang telah ada. Kelas Nenek Asuh dilaksanakan sejalan dengan kegiatan Posyandu, Puskesmas, dengan melibatkan pemerintah desa dan kecamatan.Dengan demikian Kelas Nenek Asuh diposisikan sebagai kegiatan bersama untuk kepentingan bersama.Kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam Persiapan Kegiatan adalah 1.Pertemuan PersiapanPertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan serta menyamakanpersepsi diantara para stakeholders (aparatur Dinas, Puskesmas, Posyandu, dan tokoh masyarakat) tentang Kelas Nenek Asuh, diakhiridengan membuat kesepakatan-kesepakatan, antara lain tentang kriteria sasaran/peserta, fasilitator/narasumber dan sebagainya. Hasildari pertemuan ini adalah kebijakan yang diberlakukan :a. PesertaPeserta Kelas Nenek Asuh adalah kelompok belajar nenek usia diatas 45th yang mempunyai cucu anak usia antara 0 – 5 tahun dengan paling banyak 15 orang. Proses belajar dibantu oleh seorang fasilitator yang memahami bagaimana teknis pelaksanaan Kelas Ibu balita.b. Fasilitator dan narasumberFasilitator Kelas Nenek Asuh adalah Bidan/Perawat/tenaga kesehatan lainnya. Dalam pelaksanaan Kelas Nenek Asuh fasilitator bisa minta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu, juga Dokter umum sebagi pelaksana pelayanan kesehatan. Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian bidang tertentu, misalnya dibidang gizi, gigi, penyakit menular, dsb.2.Pengkajian Kebutuhan/Data DasarSebaiknya sebelum kelompok Kelas Nenek Asuh dimulai terlebih dahulu dilaksanakan musyawarah masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan Nenek dan materi prioritas yang akan dibahas dalam pertemuan kelas Nenek Asuh, kewenangan ini diberikan kepada fasilitator dengan catatan materi tersebut merupakan bagian dari kebutuhan dasar kesehatan nenek3.Merancang PenyelenggaraanTujuannya untuk menetapkan kebijakan teknis, misalnya tentangwaktu dan lokasi penyelenggaraan, fasilitator, pelibatan tokoh-tokoh masyarakat, pembagian kerja, sumber dana dan sebagainya. a.  Pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakatAgar Kelas Nenek Asuh dapat dipahami seluruh komponen masyarakat perlu dilakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tokoh-tokoh tersebut diharapkan dapat memahami pentingnya Kelas Nenek Asuh dan memotivasi nenek untuk mengikuti secara seksama. Kegiatan pendekatan dilakukan oleh penanggungjawab teknis di lapangan. Materi yang perlu disampaikan kepada para tokoh tersebut adalah:a)  Pengertian Kelas Nenek Asuhb)  Tujuan pelaksanaan Kelas Nenek Asuhc)  Manfaat Kelas Nenek Asuh.d)  Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung Kelas Nenek Asuh.Tokoh masyarakat diharapkan tidak hanya memotivasi para ibu mengikuti Kelas Nenek Asuh, tapi juga memberikan dukungan fasilitas. Diantaranya fasilitas ruang belajar yang tetap dan memadai.PELAKSANAAN KELAS NENEK ASUH1.PersiapanPelaksanaan Kelas Nenek Asuh adalah kegiatan yang harus dipersiapkan sebaik mungkin. Persiapan ini dilaksanakan dalam lingkup Tim Kelas Nenek asuh yang terdiridari Dokter umum, Dokter Gigi, Bidan, Petugas Gizi, Petugas Lansia, Petugas Imunisasi dan Petugas Laboratorium. Tidak kalah pentingnya Ibu kader Posyandu, dan tokoh masyarakat.Poin paling penting dari pertemuan awal adalah mendapatkan dukungan penuh dari segenap pihak, terutama sekali Camat, Kepala desa dan lurah berupa tenaga, fasilitas maupun finansial.Persiapan pelaksanaan Kelas Nenek Asuh meliputi:a.Identifikasi sasaran :Penyelenggaraan Kelas Nenek Asuh perlu mempunyai data sasaran jumlah nenek yang mengasuh Balita antara 0 sampai 5 tahunData dapat diperoleh dari Sistem informasi Posyandu,atas kerjasama para ibu Kader dengan Bidan desa setempat.b.Mempersiapkan tempat dan sarana belajarTempat kegiatan adalah tempat yang disediakan oleh pemerintahansetempat (Camat/Desa). Tempat belajar sebaiknya tidak terlalujauh dari rumah warga belajar. Sarana belajar mencakup kursi, tikar,karpet, alat peraga dan alat-alat praktek/demo. Jika peralatan membutuhkan listrik perlu diperhatikan apakah tempat belajar mempunyai aliran listrik. Gangguan yang ditimbulkan bayi perlu diatasi dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk bayi bermain. Sebaiknya Di ruang bermain bayi perlu disediakan mainan sesuai usia. Hindarkan penggunaan mainan yang menimbulkan bunyi supaya tidak mengganggu kegiatan Kelas Ibu Balita.c.Mempersiapkan materi :Persiapan materi mencakup pembuatan jadwal belajar yang terdiri dari jam, topik/materi, nama fasilitator dan daftar alat bantu (flipchart/lembar balik, kertas plano, spidol, kartu metaplan, dsb.)d.Mengundang nenek yang mengasuh anak berusia antara 0 – 5 tahunUndangan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Pastikan apakah undangan sudah sampai kepada sasaran.e.MempersiapkanTim fasilitator dan narasumber Menyusun pembagian kerja diantara fasilitator dan narasumber. Pembagian ini akan terlihat dalam jadwal belajar.f.Menyusunrencana anggaran Anggaran perlu ditata dengan baik, termasuk rancangan pelaporannya. Perlu juga dipastikan apakah ada bantuan keuangan dari pihak ketiga. 2.Penyelenggaraan Kelas Nenek Asuha.Pertemuan PersiapanSebelum Kelas Nenek Asuh dilaksanakan para penyelenggara perlu melakukan pertemuan untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan teknis pengelolaan kelas. Misalnya, siapa yang akan bertugas sebagai fasilitator, fasilitator pembantu, perekam proses (pencatat proses pelaksanaan kelas), sementara nenek-nenek mengikuti kelas serta mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan Laboratorium sederhana sesuai dengan indikasi. b.Pelaksanaan Kelas Nenek Asuh·      Membuat kesan yang menyenangkanFasilitator dituntut untuk mampu membuat suasana kelas menyenangkan bagi seluruh warga belajar. Untuk itu diperlukan sikap ramah, tabah, dan kemampuan membuat permainan-permainan yang memecah kebekuan (ice breaking) dan mengasyikan.·      Memilih topik berdasarkan kebutuhanTopik-topik yang dibahas dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar. Oleh sebab itu fasilitator perlu mengidentifikasi, baik melalui data maupun diskusi dengan warga belajar, materi apa yang dianggap tepat.·      Menerapkan metode yang sudah ditentukanMetode yang ditentukan adalah metode belajar orang dewasa(andragogy) yang menekankan pada partisipasi warga belajar dan penggunaan pengalaman sebagai sumber belajar. Ceramahdibolehkan dalam batas waktu tertentu (tidak lebih 25% dari totalwaktu). Untuk sesi yang memerlukan praktek, fasilitator menyiapkan materi-materi kebutuhan praktek seperti alat-alat praktek memasak makanan, memberikan pertolongan pertama, dan sebagainya. Fasilitator harus memahami sebaik mungkin prosedur, metode dan teknik memfasilitasi orang-orang dewasa dalam belajar.·      Pelayanan Kesehatan LansiaPelayanan kesehatan diberikan pada saat bersamaan dengan saat pembelajaran menyesuaikan kebutuhan serta keluhan. Ada dokter umum, dokter Gigi, Ahli gizi, serta Petugas Laboratorium.·      Disiplin waktuWaktu penyelenggaraan Kelas Nenek Asuh harus diatur sedemikian rupa dan ditepati. Dari uji coba dilapangan waktu yang ideal untuk setiap sesi adalah antara 45 sampai 60 menit. Nenek-nenek akan kehilangan konsentrasi apabila satu sesi yang menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Jika sesi memakan waktu panjang fasilitator diharapkan dapat membuat modifikasi sesuai dengan ketersediaan waktu warga belajar.MONITORING DAN EVALUASIMonitoring adalah kegiatan pemantauan pelaksanaan Kelas Nenek asuh. Pelaksanaan Kelas Nenek Asuh diiringi oleh kegiatan monitoring dan evaluasi berkala dan berkesinambungan. Monitoring dilakukan oleh Tim Audit Internal, Dinas Kesehatan Kabupaten beserta sektor dengan menggunakan instrumen.Data-data hasil monitoring secara bersama-sama dengan data hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan Kelas Nenek Asuh pada tahap berikutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan.Agar hasil monitoring dapat terdokumentasi dengan baik diperlukan perangkat monitoring sebagaimana terlampir di halaman belakang bukuini. Dokumentasi hasil monitoring yang baik dapat dijadikan bahanevaluasi guna perbaikan materi dan metode kelas ibu pada waktu-waktu mendatang.1.Evaluasi Dampak KegiatanEvaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat evaluasi (instrumen) yang lebih spesifik berupa daftar isian yang disusun dengan indikator-indikator tertentu (lihat Lampiran). Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/Bidan kordinator/Dokter) dilakukan pada setiap pertemuan Kelas Nenek Asuh.2.Pencatatan/PelaporanØ  Menggunakan registrasi yang sudah ada seperti Kohort ibu, kohort bayi dan kohort balita dan pelaporan menjadi kegiatan stimulan tumbuh kembang balita (LB3 KIA).Ø  Menggunakan registrasi Poli Lansia, Pelayan Laboratorium dan Konsultasi Gizi.INDIKATOR KEBERHASILAN1.Indikator Input- Jumlah tenaga kesehatan (fasilitator)- Jumlah kader yang aktif pada kegiatan Kelas Nenek asuh.- Perbandingan antara tenaga kesehatan (fasilitator) dengan jumlah Nenek yang hadir (ideal 1:15)- Kelengkapan sarana penyelenggaran- Kelengkapan prasarana penyelenggaraan2.Indikator Proses· Penyelenggaraan kelas Nenek Asuh yang sesuai dengan pedoman· Balita yang hadir pada kelas Nenek Asuh· Nenek yang aktif pada saat penyelenggaraan.· Nenek  yang nilai post-test lebih tinggi dari pre-test· Nenek yang sehat dan tidak ada keluhan3.Indikator Output- bayi yang memiliki Buku KIA- bayi yang mendapat Imunisasi dasar lengkap.- % bayi ( 6-11 bulan) yang mendapat Vit A 100.000 I- bayi yang ditimbang 8 kali pertahun.- % bayi yang mendapat pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang minimal 4 kali pertahun- % Balita 6-24 bulan yang mendapat MP ASI- % Balita (12-59 bulan) yang memiliki Buku KIA- % Balita (12-59 bulan) yang mendapat Vitamin A 2 kali pertahun- % Balita(12–59bulan) yang mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang minimal 2 kali pertahun.- % Bayi dan Balita Sehat.- % Nenek Sehat. JADWAL PELAKSANAANKELAS NENEK ASUH DESA BOTOPUTIH  NO TANGGAL TEMPAT PELAKSANA KET 1 Rabo, 14 Februari 2018 BALAI DESA TIM Launching Klas Nenek Asuh 2 Kamis,  15 Maret 2018 BALAI DESA TIM Terlaksana dengan baik 3 Jum’at, 13 April 2018 BALAI DESA TIM Terlaksana dengan baik 4 Jum’at, 11 Mei 2018 BALAI DESA TIM Terlaksana dengan baik 5 Rabo, 13 Juni 2018 BALAI DESA TIM Terlaksana dengan baik 6 Jum’at, 13 Juli 2018 BALAI DESA TIM 7 Rabo, 15 Agustus 2018 BALAI DESA TIM 8 Jum’at, 14 September 2018 BALAI DESA TIM 9 Jum’at, 12 Oktober 2018 BALAI DESA TIM 10 Rabo, 14 November 2018 BALAI DESA TIM 11 Jum’at, 14 Desember 2018 BALAI DESA TIM  TIM KELAS NENEK ASUH DESA BOTOPUTIHUPT PUSKESMAS TIKUNG TAHUN 2018 NO NAMA 1 dr SULISMI WIJATI 2 dr AQITA ISLAMIAH 3 drg DONY BUDIANTO 4 KHOLIFATUL WAHANIYAH. SST 5 DIYAH SARASWATI. Amd, Keb. 6 ARLIS NURLAILI N. Amd,Keb 7 WHENY WINARSIH, Amd, Gz. 8 RITA MARIANA. 9 HAMIM TOHARI  KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan.Kelas nenek asuh adalah Inovasi dan pengembangan dari Kelas Ibu Baliata yang dirancang dengan metode belajar partisipatoris dimana nenek tidak dipandang sebagai murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya nenek didorong untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai pengarah kepada pengetahuan yang benar. Fasilitator bukanlah guru atau dosen yang mengajari, namun dalam lingkup terbatas ia dapat menjadi sumber belajar. Dalam kelas ini nenek juga akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan dan kebutuhan kesehatan nenek. Karena dalam kelas nenek asuh ini ada tim khusus yang bertugas atas kesehatan nenek.SaranMeskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan Proposal ini,  tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan serta sumber Pustaka yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depannya.PENUTUPDengan disusunya Proposal pelaksanaaan Klas Nenek Asuh ini diharapkan dapat dijadikan Acuan bagi Petugas (TIM) tenaga kesehatan Puskesmas  dalam melaksanakan penyelengaraan kegiatan “Kelas Nenek Asuh”. Dalam pelaksanaannya dapat disesuaiakan dengan kondisi dan situasi yang ada di Desa.Keberhasilan pengeloaan serta pelaksanaan  “Kelas Nenek Asuh” memerlukan dukungan yang mantap dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materiil maupun finansial, selain itu diperlukan pula adanya kerjasama dalam TIM yang Solid serta tak kalah pentingnya peran serta dengan berbagai sektor terkait, disamping ketekunan dan pengabdian para kader kesehatan yang ada di Desa, yang kesemuanya mempunyai peran strategis dalam menunjang keberhasilan pelaksaanan kegiatan “Kelas Nenek Asuh”.Apabila kegiatan “Kelas Nenek Asuh” dapat diselenggarakan dengan baik, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita serta meningkatnya Usia harapan Hidup Pada Nenek Asuh. Yang pada akhirnya dapat membantu ikut serta meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat di Indonesia. Daftar Pustaka Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan MasyarakatBuku Pedoman Umum Manajemen  kelas  Ibu balita, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018Buku Pedoman Umum Pelaksanaan klas ibu hamil, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018 Buku Pedoman Umum Pelaksanaan Posyandu tahun 2016, Departemen kesehatan RI

Selengkapnya