PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

Berita

Berita 05 Oktober 2023

Ini Pengobatan Malaria yang Bisa Dilakukan

“Malaria bisa diobati dengan pemberian obat-obatan anti parasit. Namun, jenis obat dan durasi pengobatannya tergantung beberapa faktor tertentu.”

Malaria sudah terkenal sebagai penyakit berbahaya yang disebarkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tidak boleh kamu sepelekan karena bila pengobatan malaria terlambat, ini bisa berakibat fatal.

Malaria bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti kerusakan organ, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. Untungnya, ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyakit infeksi ini. 

Pengobatan Malaria yang Bisa Dilakukan

Penyebab malaria adalah parasit dari genus Plasmodium. Parasit tersebut bisa menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Untuk mengobati penyakit ini, dokter bisa meresepkan obat-obatan untuk membunuh parasit malaria.

Jenis obat dan lama pengobatannya akan berbeda-beda, tergantung pada beberapa hal, seperti:

  • Jenis parasit malaria apa yang kamu miliki.
  • Tingkat keparahan gejala.
  • Usia.
  • Apakah kamu sedang hamil.

Beberapa obat antimalaria yang paling umum dokter berikan, antara lain:

1. Klorokuin fosfat

Klorokuin adalah pilihan obat untuk parasit apa pun yang sensitif terhadap obat tersebut.

Namun di banyak belahan dunia, parasit sudah resisten terhadap klorokuin, dan obat ini tidak lagi efektif sebagai pengobatan.

2. Terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT)

Ini adalah kombinasi dua atau lebih obat yang paling baik untuk melawan parasit malaria Plasmodium falciparum.

Ini biasanya merupakan pengobatan pilihan untuk malaria yang resistan terhadap klorokuin. Contohnya termasuk artemeter-lumefantrine (Coartem) dan artesunat-mefloquine.

Obat antimalaria umum lainnya meliputi:

  • Atovaquone-proguanil (Malaron).
  • Kina sulfat (Qualaquin) dengan doksisiklin (Oracea, Vibramycin, lainnya).
  • Primakuin fosfat.

Untuk mengobati malaria yang sudah parah, jenis obat yang dipilih biasanya adalah artemeter-lumefantrine (Coartem), karena onset kerjanya cepat.

Pilihan obat oral lainnya, termasuk atovaquone-proguanil (Malarone), kina, dan mefloquine. 

Sedangkan klindamisin dan tetrasiklin IV atau oral, seperti doksisiklin, tidak cukup untuk pengobatan sementara.

Obat-obatan ini merupakan obat antimalaria yang bekerja lambat dan tidak akan memberikan efek sampai setelah 24 jam, dan obat ini bukan obat yang efektif untuk mengobati malaria berat bila digunakan sendiri.

Penting untuk mengobati malaria sedini mungkin untuk mencegah komplikasi dan kematian.

Selain itu, dengan mengobatinya segera, kamu pun juga bisa mencegah penyebaran penyakit tersebut lebih lanjut.

Itulah pengobatan malaria yang bisa kamu lakukan. Namun, sebelum mengonsumsi obat apapun, bicarakan lah terlebih dahulu dengan dokter.