Di tengah gemerlap kota Surabaya, sebuah pameran seni rupa tunggal berdua yang bertajuk Playang hadir untuk mengingatkan kita akan keindahan dan kearifan lokal Pantura Lamongan yang terancam hilang.
Sugeng Lanang dan Hendy Prayudi, dua seniman yang lahir dan besar di wilayah tersebut, menyuguhkan karya-karya yang memikat sekaligus menggugah hati.
Pameran yang digelar di Galeri Merah Putih, Kompleks Balai Pemuda Surabaya, sejak minggu (8/12) ini, menampilkan 14 lukisan yang menggambarkan kehidupan masyarakat Pantura Lamongan yang kian tergerus oleh perkembangan industri.
Hendy Prayudi, salah satu perupa, mengungkapkan keprihatinannya terhadap perubahan lingkungan di wilayahnya. "Kami ingin mengangkat cerita tentang pohon Siwalan yang kian menipis di Paciran, pantai Brondong yang tercemar limbah industri, dan rumah nelayan yang tak layak huni," ujar Hendy, Senin (9/12).
Melalui lukisannya, dia ingin menyampaikan pesan moral untuk kembali menghargai dan melestarikan alam. Hendy juga menggambarkan estetika wilayah makam Sunan Sendang Duwur yang kian tergerus oleh pembangunan, hingga kehidupan nelayan yang penuh perjuangan untuk mendapatkan ikan.
Lukisan-lukisan tersebut, yang dibuat dengan teknik akrilik, menampilkan keindahan dan keunikan budaya Pantura Lamongan dengan sentuhan estetika yang memikat.
Menurutnya Playang sendiri merupakan simbol kemakmuran yang diperoleh nelayan ketika berhasil menangkap ikan. Kemakmuran tersebut menular ke masyarakat sekitar, seperti penjual legen dan mainan anak-anak. Pameran ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan sosial dan budaya.
"Kami ingin mengenalkan Lamongan kepada masyarakat Surabaya," tambah Hendy. Dia juga berharap pameran ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni rupa dan kearifan lokal Lamongan.
Sudibyo, pemerhati seni rupa sekaligus perupa nasional, memberikan apresiasi terhadap karya Hendy Prayudi dan Sugeng Lanang. "Saya sangat respect dengan karya mereka yang begitu menyentuh," ungkap Sudibyo. Dia juga mendorong kedua seniman untuk berani menampilkan karya mereka di Jakarta, sebuah pusat seni rupa di Indonesia.
"Ya kalau bisa mas Hendy dan mas Sugeng untuk bisa memamerkan karyanya di Jakarta. Karena di sana tempat atau panggung apresiasi,' harapnya.
Pameran Playang bukan hanya sekadar pameran seni rupa, tetapi juga sebuah seruan untuk menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal Pantura Lamongan. Sudibyo juga berharap pameran ini dapat menginspirasi dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan budaya di sekitarnya.