Informasi
04 Januari
2025
Rayakan Hari Braille Sedunia Sabtu, 4 Januari
Kondisi mata sangat umum terjadi. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa secara global, setidaknya 1 miliar orang memiliki gangguan penglihatan dekat atau jauh yang sebenarnya dapat dicegah atau belum ditangani.
Orang dengan gangguan penglihatan lebih mungkin mengalami tingkat kemiskinan dan kerugian yang lebih tinggi. Tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, atau tidak terpenuhinya hak-hak mereka, memiliki konsekuensi yang luas: kehilangan penglihatan sering kali merupakan cerminan dari ketidaksetaraan seumur hidup, kesehatan yang lebih buruk, dan hambatan terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, yang diadopsi pada tahun 2006, telah memajukan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas. Konvensi tersebut menganggap huruf Braille penting untuk pendidikan, kebebasan berekspresi dan berpendapat, akses terhadap informasi, dan inklusi sosial. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang diadopsi pada tahun 2015, lebih lanjut berjanji bahwa tidak seorang pun akan tertinggal dalam upaya untuk memastikan bahwa semua manusia dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan memuaskan.
Pada bulan November 2018 (Resolusi A/RES/73/161), Majelis Umum memutuskan untuk menetapkan tanggal 4 Januari sebagai Hari Braille Sedunia, mengakui bahwa realisasi penuh hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bergantung pada promosi tertulis yang inklusif.
Bahkan dalam keadaan normal, penyandang disabilitas—yang jumlahnya mencapai satu miliar orang di seluruh dunia—cenderung kurang mampu mengakses layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Mereka cenderung hidup dalam kemiskinan, mengalami tingkat kekerasan, pengabaian, dan pelecehan yang lebih tinggi, dan termasuk kelompok yang paling terpinggirkan di masyarakat yang terdampak krisis.
Bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan, kehidupan di bawah karantina telah menimbulkan beberapa masalah dalam hal kemandirian dan isolasi, terutama bagi mereka yang mengandalkan sentuhan untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka dan mengakses informasi. Pandemi telah menunjukkan betapa pentingnya menyediakan informasi penting dalam format yang mudah diakses, termasuk dalam format Braille dan audio. Jika tidak, banyak penyandang disabilitas dapat menghadapi risiko kontaminasi yang lebih tinggi karena kurangnya akses terhadap pedoman dan tindakan pencegahan untuk melindungi dan mengurangi penyebaran pandemi. COVID-19 juga telah menekankan perlunya mengintensifkan semua kegiatan yang terkait dengan aksesibilitas digital untuk memastikan inklusi digital bagi semua orang.
Hari Braille Sedunia yang diperingati sejak tahun 2019 diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya Braille sebagai alat komunikasi dalam mewujudkan sepenuhnya hak asasi manusia bagi penyandang tuna netra dan tuna netra.
Apa itu Braille?
Braille adalah representasi taktil dari simbol alfabet dan angka yang menggunakan enam titik untuk mewakili setiap huruf dan angka, dan bahkan simbol musik, matematika, dan ilmiah. Braille (dinamai menurut penemunya di Prancis abad ke-19, Louis Braille) digunakan oleh orang-orang yang buta dan memiliki penglihatan terbatas untuk membaca buku dan terbitan berkala yang sama dengan yang dicetak dengan font visual.
Braille sangat penting dalam konteks pendidikan, kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta inklusi sosial, sebagaimana tercermin dalam pasal 2 Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Hari Braille Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Januari untuk menghormati Louis Braille, penemu Prancis yang menciptakan sistem Braille. Lahir pada tahun 1809 dan kehilangan penglihatannya di usia muda, Tn. Braille mengembangkan sistem penulisan yang menciptakan cara komunikasi baru bagi para tuna netra dan tuna netra. Sistem Braille adalah sistem penulisan taktil yang menggunakan serangkaian titik timbul yang disusun dalam pola tertentu. Setiap kombinasi titik mewakili huruf, angka, tanda baca, atau bahkan notasi musik. Hari Braille Sedunia mengingatkan kita untuk merayakan seberapa jauh kita telah melangkah karena hari ini telah membantu jutaan orang yang hidup dengan disabilitas visual mengakses bacaan, tulisan, dan pendidikan, memberi mereka lebih banyak kemandirian dan kesetaraan.
Selama bertahun-tahun, teknologi telah meningkatkan aksesibilitas Braille dengan berbagai inovasi seperti layar dan perangkat Braille elektronik. Braille lebih dari sekadar cara membaca karena dapat memberdayakan individu dengan disabilitas visual untuk membantu mengejar pendidikan, berpartisipasi dalam komunitas mereka, dan mencapai tujuan mereka. Bisnis dapat membuat perbedaan besar dengan menambahkan Braille ke ruang mereka. Hal-hal seperti rambu Braille, menu, dan label produk membantu pelanggan dengan disabilitas visual merasa diterima. Pada Hari Braille Sedunia 2025, rayakan pencapaian individu dengan disabilitas visual dan dukung upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih mudah diakses untuk semua.