DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

Informasi

Informasi 12 Mei 2024

To Build The World Anew : Arsip Pidato Presiden Soekarno untuk Dunia di PBB 1961 sebagai Memory of the World UNESCO Register *Memori Koleksi Bangsa Indonesia untuk Dunia*

Sukarno dikenal sebagai pemimpin yang berwibawa dan tegas, dan seringkali gagasan beliau mempengaruhi banyak perubahan masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia sejak masa penjajahan hingga kemerdekaan. Gagasan ideologi Pancasila yang merupakan gagasan besar beliau dalam pidato “To Build The World Anew” diciptakan untuk Indonesia dan dunia dimana gagasan ini masih sangat relevan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia modern saat ini. Keketuaan Indonesia di ASEAN saat ini didasarkan pada asas yang termaktub dalam Pancasila yaitu sikap toleran, keberanian dan menghargai perbedaan telah membuat ASEAN semakin kokoh, bersatu, dan terus menjadi jangkar perdamaian dan kemakmuran kawasan Asia Tenggara. Saat ini, hanya ASEAN yang menjadi jembatan penghubung untuk mengatasi konflik di Myanmar yang saat ini dikuasai Junta Militer. ASEAN berhasil masuk menjadi penghubung antara Myanmar dengan dunia barat dalam hal penyaluran bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar yang sampai saat ini masih hidup di tengah-tengah kondisi negara yang tidak stabil akibat perang saudara di internal negara tersebut. Tanpa pengaruh dari ASEAN, Junta Militer sebagai penguasa Myanmar saat ini tidak akan mengizinkan negara manapun untuk memberikan memberikan bantuan kepada rakyat Myanmar. “To Build the World Anew” sebagaimana yang disampaikan dalam naskah pidato Sukarno di depan sidang PBB benar-benar diimplementasikan secara nyata oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN saat ini.

Gagasan Pancasila yang diahirkan oleh Sukarno merupakan hasil pemikiran terhadap beberapa ide yang berbeda satu sama lain. Sukarno ketika masih muda banyak dipengaruhi oleh ide-ide  Tjokroaminoto yang revolusioner dan cenderung melawan aliran tradisi. Selain itu juga, beliau dipengaruhi kegiatan dialog dengan teman-teman kos di rumah Tjokro. Tjokroaminoto sebagai tokoh Sarekat Islam (SI) banyak menggagas gagasan-gagasan tentang sosialisme dan memadukannya dengan prinsip-prinsip ajaran agama Islam. Baginya agama Islam dan sosialisme tidak bertentangan karena tujuannya sama yaitu memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia yang pada masa itu berada di bawah garis kemiskinan dikarenakan kondisi penjajahan oleh Belanda. Atas dasar inilah Sukarno muda mulai memandang ideologi satu sama lain dapat dipersatukan.

Ideologi agama Islam dan sosialisme menyatu dalam ideologi pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Gedung Chuo Sang In (saat ini Gedung Pancasila di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat), Sukarno menyampaikan pidato panjang yang menjelaskan pandangannya tentang 5 prinsip dasar negara Indonesia. Prinsip pertama yakni kebangsaan, kedua internasionalisme (perikemanusiaan), ketiga prinsip mufakat perwakilan rakyat (demokrasi), keempat kesejahteraan, dan kelima prinsip ketuhanan. Kelima prinsip tersebut Sukarno namai dengan sebutan Pancasila yang berarti lima dasar. Pancasila kemudian menjadi dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga mengilhami Sukarno ketika diundang oleh PBB untuk pertama kali di hadapan peserta Sidang Umum PBB di New York. Dalam pidatonya beliau memperkenalkan Pancasila kepada dunia tepatnya pada tanggal 30 September 1960. Saat itu Presiden Sukarno diberi kesempatan menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB yang berjudul Membangun Dunia Kembali (To Build The World A New).

Teks pidato Sukarno di Sidang Umum PBB dibacakan sepanjang 28 halaman. Di dalam pidatonya yang sangat berapi-api penuh semangat. Presiden Sukarno menyinggung Pancasila sebanyak 23 kali. Beliau menyatakan bahwa Pancasila adalah lima sendi negara yang tidak berpangkal kepada gagasan Manifesto Komunis atau Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang menjadi dasar negaranegara besar barat yang saat itu sedang mendominasi dunia internasional.

Pidato Bung Karno yang berjudul To Build the World A New (Membangun Dunia Kembali) yang disampaikan di PBB pada 30 September 1960 merupakan memori dunia yang penting dalam Sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Dalam pidato tersebut, Sukarno mencetuskan manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional, bahwa dunia harus dibangun kembali. Pembangunan dunia kembali disebabkan oleh bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Ajakan Sukarno untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila. Di forum dunia yang dihadiri para pemimpin dunia itu, Presiden Sukarno mengenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional.

Dalam pidatonya, Presiden Sukarno menyampaikan argumentasi kenapa setiap negara perlu mengadopsi Pancasila sebagai ideologi kenegaraannya. Beliau menyatakan bahwa dirinya telah membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional keindonesiaan, tetapi universal dan internasional. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai universal, kemanusiaan universal, nasionalisme universal, demokrasi universal dan keadilan sosial universal. Pada pembahasan mengenai nasionalisme, Presiden Sukarno menjelaskan bahwa nilai nasionalisme dalam Pancasila juga bersifat universal, sebab nasionalisme dalam pancasila dapat dianut oleh semua negara modern yang ada di dunia. “Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi,” kata Sukarno yang disambut tepuk tangan riuh peserta sidang PBB saat itu. Sungguh sangat mengharukan bagaimana seorang Presiden dari sebuah negara dunia ketiga di Asia yang baru saja merdeka lepas dari penjajahan begitu berani menyampaikan gagasan baru untuk membangun dunia, membangun dunia baru.

Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World Unesco Rieke Diah Pitaloka pada laman media sosial pribadinya menyampaikan bahwa ketetapan arsip pidato Presiden Sukarno, To Build the World Anew diputuskan berdasarkan hasil sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023 bersama dengan khasanah arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, tahun 1961 dan naskah Hikayat Aceh. Nilai-nilai yang terkandung dalam arsip Pidato Presiden Sukarno ini memiliki
kontribusi terhadap peradaban dunia bahwa Indonesia sebagai sebuah negara Asia yang baru menghirup udara kemerdekaan telah berani menunjukkan sikapnya dan mengajak negara-negara di dunia untuk bersama-sama membangun dunia yang lebih baik, dunia yang baru. Keberadaan arsip pidato ini menjadi petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Mengutip kalimat Ibu Rieke, “arsip penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia dan dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan datang.” Dengan arsip, mari kita kenali kembali identitas bangsa Indonesia di masa lalu untuk membangun bangsa Indonesia menjadi yang lebih baik. Khasanah arsip Mari bersama membangun Indonesia baru, mari bersama berkontribusi untuk membangun dunia yang baru seperti yang dicita-citakan oleh founding father kita..To Build the World Anew. (Rini Rusyeni, Dikutib dari Majalah ARSIP, Edisi 83, 2023)