LITERASI KULINER : MENGENAL RUJAK PACIRAN LEGENDARIS
Sahabat Literasi tahu tidak bahwa rujak merupakan salah satu hidangan tertua secara historis di Jawa Kuno. Kata rujak itu berasal dari bahasa Jawa yang diserap dari bahasa Jawa kuno rurujak. Hal ini tercantum dalam prasati Taji Jawa Kuno tahun 901 masehi dari zaman kerajaan Mataran di Jawa tengah. Ada beberapa macam jenis rujak seperti rujak buah, rujak cingur, rujak petis, rujak tahu, rujak bebeg dan sebagainya.
Rujak dalam masyarakat Jawa Indonesia dimasukan dalam upacara pranatal yang disebut Naloni Mitoni atau tujuh bulanan untuk wanita hamil. Orang juga menyebut namanya tingkepan dengan tujuan mendoakan calon ibu dalam persalinannya lancar. Di Indonesia rujak sangat terkenal di masyarakat terutama di Jawa. Di Lamongan nih, rujak menjadi makanan atau kudapan favorit. Ada banyak sekali penjual rujak buah di Lamongan tapi uniknya di Lamongan ada namanya Rujak Paciran.
Menurut kalian sama tidak rujak paciran dengan rujak buah dari daerah lainnya? Sekilas memang sama rujak ulek, kalau dari buah juga sama-sama dari buah tidak ada bedanya seperti nanas, mangga, bengkuang, dan juga kedondong tapi pembeda dari rujak Paciran khas Lamongan ini adalah bumbu sambalnya. Rujak Paciran memiliki racikan yang khas dengan rasa pedas manis dan asin. Terasa asin karena bumbu yang digunakan menggunakan petis ikan.
Rujak Paciran yang sangat terkenal di daerah Lamongan khususnya Kecamatan Paciran yaitu Rujak Paciran Mak Tas. Warung rujak Mak Tas ini memang sangat legendaris yang telah berdiri sejak tahun 1986. Mak Nah panggilannya, beliau adalah penerus rujak Mak Tas. Mak Nah adalah adik kandug dari Mak Tas. Melalui penuturannya awal mulanya rujak paciran Mak Tas ini diracik sendiri oleh pendirinya yaitu Mak Tas meskipun saat ini Mak Tas sudah meninggal, tapi cita rasa dan resep bumbunya tidak ada yang berubah tetap sama. Bumbu khas inilah yang menjadi daya tarik para pecinta kuliner.
Lalu apa sih rahasia bumbu Rujak Paciran Mak Tas?
Jadi rasa bumbu rujak yang khas itu dihasilkan dari perpaduan petis ikan dan gula siwalan. Bumbu racikannya yaitu garam, terasi, cabai, asam jawa, petis dan gula merah yang diulek, petis yang dipakai terbuat dari saripati ikan dan gula merahnya berasal dari pohon siwalan atau tal. Selain itu, untuk mengambil bumbunya pun menggunakan kulit buah siwalan yang sudah diambil buahnya.
Petis ikan yang digunakan diproduksi oleh penduduk lokal yang mayoritas sebagai nelayan. Petis khas Paciran ini cara pembuatannya mudah sekali yaitu saripati dari rebusan ikan laut direbus kembali dan terus diaduk hingga mengental hingga menjadi petis khas Paciran.
Apabila singgah di Lamongan, jangan lupa untuk datang mencicipi pedas dan segarnya rujak Paciran Mak Tas. Harga rujak Paciran Mak Tas ini seharga Rp 5.000 per porsi. Level tingkat kepedasan rujak Paciran ini tergantung permintaan pembeli dan lokasinya pun sangat mudah dijumpai, karena tempatnya di sebelah jalan raya paciran. Lebih tepatnya di Jalan Raya Paciran di sebelah barat jembatan Paciran. Warung Rujak Mak Tas bersebelahan dengan Kali Gayaran yang langsung berbatasan dengan laut. Rujak Mak Tas Paciran ini buka mulai pukul 09.00 - 17.00 WIB.
Tidak hanya rujak Paciran Mak Tas saja, tapi di Lamongan kota juga ada loh yang jualan rujak Khas Paciran tepatnya di jalan Andanwangi No. 83 Kauman Lamongan yaitu Rujak Paciran Bu Lilik. Bumbunya pun sudah bisa dibeli dengan beberapa model kemasan. Jadi pembeli bisa membeli bumbu rujaknya saja tanpa buahnya. Kalau yang kemasan harganya dibrandol mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tergantung wadah ukuran. Warung Rujak Bu Lilik ini buka pukul 09.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB
(Fitri Areta)