LITERASI KULINER: MENGENAL TAHU CAMPUR KHAS LAMONGAN
Berbicara mengenai tahu campur, tahu campur merupakan salah satu kuliner khas Jawa Timur, tepatnya berasal dari kota Lamongan. Tahu campur adalah makanan tradisional yang isinya terdiri dari daging sapi, tahu goreng, perkedel singkong, taoge, selada, mie kuning dan kerupuk udang. Tidak ketinggalan kuah sop daging sapi, bumbu petis serta bawang goreng. Lebih mantap lagi diberi sambal.
Tahu campur itu berasal dari desa Padenganploso, kecamatan Pucuk kabupaten Lamongan sejak tahun 1700an. Kurang lebih tahun 1750an ada orang Padengan Ploso yang menjadi koki di Surabaya ikut Belanda. Orang tersebut membuat masakan dengan mencampur-campur berbagai bahan makanan. Setelah sudah tidak menjadi koki Belanda, dia mulai membuat resep masakan tersebut untuk dijual ke orang lain dengan cara dijajakan. Seiring berjalannya waktu, melalui proses penyempurnaan resep tersebut sekarang kita kenal masakan Tahu Campur. Dulu tahu campur ditambakan tauco tapi karena rasanya kurang pas, tauco kini tidak dipakai lagi dalam resep tahu campur. Nama dari orang Padenganploso tersebut tidak diketahui dikarenakan sudah turun temurun dari tahun 1700an dan belum pernah didokumentasikan. Saat ini penerus tahu campur sudah generasi ke-6 atau ke-7. Resep penyempurnaan tahu campur yaitu setelah kemerdekaan Republik Indonesia, dulu tahu cumpur dijual dengan menggunakan pikulan. Menurut kepala desa Padenganploso bahwa sebenarnya tahu campur ini makanan khas pemberontakan karena pada waktu itu saat berjualan, pikulan atau rombong tempat jualan diberikan simbol kain warna merah sebelah kanan dan warna putih di sebelah kiri.
Tahu campur juga pernah menjadi icon kabupaten, yaitu Lamonga kota tahu campur. Para pemimpin Padenganploso sejak dulu ingin membuat event atau festival tahu campur. Hal ini sebagai perkenalan bahwa tahu campur asli dari Padengan Ploso, penemuan tersebut tidak dimiliki orang lain. Kemudian pada tahun 2023 untuk pertama kali di Lamongan di gelar Festival Tahu Campur di desa Padengan Ploso dengan menyajikan 3000 porsi tahu campur. Selama persiapan membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan. Seluruh masyarakat Padenganploso baik yang tinggal maupun merantau bersama-sama menyiapkan tahu campur. Festival ini dihadiri langsung oleh bapak bupati Lamongan, Dr. Yuhronur Effendi, MBA. Desa Padenganploso juga mendapatkan penghargaan sebagai desa Bumi Tahu Campur.
Bagaimana Cita Rasa Tahu Campur?
Yang pasti rasanya maknyus. Tahu campur ini mempunyai keistimewaan rasa tersendiri karena kuahnya dibuat dari kaldu daging dipadu dengan petis udang. Perpaduan yang pas ini menghasilkan cita rasa yang lezat. Daging sapinya juga terasa empuk dan nikmat. Tahu campur juga mempunyai keunikan salah satunya perkedel singkong. Perkedel ini terbuat dari singkong yang dihaluskan dan dicampur bumbu khusus kemudian digoreng. Yang membedakan tahu campur Padenganploso dengan tahu campur dari daerah lain yaitu resep gulanya. Masyarakat Padenganploso menggunakan gula kelapa untuk resep tahu campurnya, hal ini menambah cita rasa sedap dan gurih.
Dalam penyajiannya, yaitu petis dicampur dengan sedikit kuah supaya rasanya menyatu. Kemudian bahan-bahan seperti mie, taoge, perkedel, daging dan selada atau sawi dimasukan. Lalu disiram lagi dengan kuah dan ditambahkan kerupuk di atasnya. Dan tidak ketinggalan ditambahkan sambal supaya rasanya lebih mantap. Bisa juga ditambahkan lontong sebagai pelengkapnya. Tahu campur lebih nikmat disantap dalam kondisi panas-hangat.
Nah, sahabat literasi jangan lupa mampir mencicipi Tahu Campur khas Lamongan. Tahu campur ini bisa dijadikan pilihan kuliner saat berkunjung ke kota Lamongan. Di Lamongan cukup banyak penjual tahu campur, baik dijual di warung maupun dijajakan pedagang keliling. Kalau di desa Padenganploso yang paling enak itu di warung Tahu Campur Ning Waras. Awalnya penjualnya berjualan di Surabaya, karena Covid-19 memutuskan pulang ke desa dan saat ini mendirikan warung Ning Waras. Selain itu, hampir setiap masyarakat Padenganploso mulai dari RT 1 hingga RT 17 rata-rata sumber penghasilannya sebagian dari penjualan tahu campur.
Kalau di Lamongan kota salah satunya yang cukup terkenal yaitu warung Tahu Campur Andalan Cak Sholikin. Warung Cak Sholikin ini sudah berdiri sekitar kurang lebih 20 tahun dan saat ini diteruskan oleh generasi kedua yaitu Mbak Sinta. Warug ini bisa ditemui di belakang Masjid Agung tepatnya di deretan PKL Pasar Tingkat Lamongan di sebelah selatan yaitu jalan Laras-Liris Tumenggungan Lamongan. Jam bukanya dari jam 08.00-16.00 WIB. Jadi kalau mau ke sana jangan sampai kesorean ya..
(Fitri Areta)