DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH

MEMBUDAYAKAN LITERASI KELUARGA DENGAN MEMBENTUK KARAKTER ANAK

LAMONGAN - Dalam rangka membudayakan literasi dalam keluarga dan membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkarakter, literasi menjadi salah satu faktor yang esensial. Literasi yang kuat mampu mendorong Masyarakat dalam berpengetahuan, berinovatif, dan kreatif yang dapat memberikan dampak positif baik dari segi sosial, ekonomi, dan kesejahteraan.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan kegiatan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dengan tema “Membangun Literasi Keluarga untuk Mewujudkan SDM Unggul dan Berkarakter” pada hari Senin, 28 Agustus 2023. Kegiatan yang digelar di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan ini dihadiri oleh Dr. H. Yuhronur Efendi, M.BA selaku Bupati Lamongan, Prof. Dr. Zainudin Maliki, M.Si selaku anggota DPR RI Komisi X, Dra. Sri Sumekar, M.Si selaku Pustakwan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI, Bunda Literasi Kabupaten Lamongan Hj. Anis Kartikawati, S.Kep. Ners, Shahnaz Haque selaku pegiat literasi keluarga dan sejumlah pejabat penting lainnya serta 180 peserta offsite yang terdiri dari bunda literasi kecamatan se-Kabupaten Lamongan, bunda PAUD, pegiat literasi, akademisi, mahasiswa hingga pelajar. Selain itu, juga diselenggarakan Pameran Literasi yang menampilkan karya-karya Alat Peraga Edukatif (APE) dari guru PAUD yang mendapatkan juara dalam perlombaan kreativitas APE pada pameran Pendidikan Peringatan Hari Jadi Lamongan ke-454 serta bazar buku dari penerbit Mizan.
“Terlaksananya kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di Kabupaten Lamongan ini diharapkan dapat meningkatkan pemasyarakatan dan promosi pentingnya perpustakaan dan kegemaran membaca kepada Masyarakat secara langsung melalui event promosi yang bersifat informatif, kominikatif, edukatif, dan entertaining a dow edutainment di Kabupaten Lamongan, serta mengajak seluruh elemen Masyarakat dan pegiat literasi untuk bergerak Bersama dalam membentuk ekosistem literasi yang dapat mendorong terwujudnya kesejahteraan Masyarakat.” Ungkap Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan.
“Dengan membangun literasi yang berasal dari keluarga diharapkan dapat membentuk habit atau kebiasaan berliterasi pada anggota keluarga khususnya anak-anak, sehingga nantinya dapat menjadi budaya di Masyarakat, karena keluarga adalah Lembaga Pendidikan yang pertama dan utama.” Ungkap Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan.
Bupati Lamongan, Dr. Yuhronur Efensi M.BA menyatakan Kabupaten Lamongan terus mendorong peningkatan pengetahuan sumber daya manusia agar punya daya saing di Tengah keterbatasan sumber daya alam. “Alhamdulillah, upaya kita untuk pembangunan SDM ini terbukti dengan setiap tahun kita terus meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM yang saat ini tercatat 74,22, itu artinya Kabupaten Lamongan di atas rata-rata Jatim dan Nasional yang 72. Pemerintah Kabupaten Lamongan Bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan terus bersama-sama membentuk ekosistem literasi yang baik sehingga mampu meningkatkan kualitas generasi kita. Peningkatan kapasitas SDM dibutuhkan dalam memasuki Indonesia Emas di tahun 2045. Untuk itu, mari terus kita siapkan dengan pengayaan literasi kepada anak-anak kita semua.” Tuturnya dalam sambutan.
“Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan sudah menjalankan beragam program dalam meningkatkan budaya membaca dan literasi Masyarakat di Lamongan seperti Perpustakaan keliling, Celengan (Cerita Online Lamongan), ebook pada aplikasi i-Lamongan, Widuri Sebumi (Wisata Edukasi Pagi Hari Selasa Rabu Kamis), dan pemilihan duta baca yang menjadi duta literasi Kabupaten Lamongan. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengantarkan skot Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) tahun 2022 sebesar 66 poin atau masuk dalam kategori tinggi.” Urainya.
Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki menyatakan pengembangan perpustakaan khususnya dalam peningkatan literasi di Indonesia masih belum maksimal sehingga Gerakan literasi perlu didorong terus karena literasi merupakan modal untuk memajukan bangsa.
Pada kesempatan yang sama, Sri sumekar, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasinal RI juga mengajak Masyarakat Lamongan agar memiliki perpustakaan keluarga karena keluarga merupakan madrasah atau Lembaga Pendidikan pertama. Keluarga juga merupakan fondasi dasar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan Keluarga dapat menjadi media literasi, edukasi, komunikasi dan belajar bersama serta dapat menumbuhkan budaya baca dalam keluarga.
“Selama ini beberapa penelitian menunjukkan perpustakaan keluarga dapat meningkatkan minat baca. Ada skripsi dan disertasi yang menunjukkan adanya korelasi positif bahwa kehadiran perpustakaan keluarga di rumah dapat meningkatkan budaya literasi,” tuturnya.
Keluarga memiliki sumbangsih yang sangat besar dalam membangun kecerdasan kebidupan bangsa karena keluarga adalah perwakilan bangsa yang terkecil. Pola asuh keluarha merupakan fondasi dalam membangun kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dari keluarga, tumbuh anak yang berpendidikan dan berkarakter.
“Mari mulai dari rumah, kita bentuk perpustakaan keluarga meski kecil, agar bisa diterapkan di sekolah, masyarakat dan anak-anak kita akan mendapatkan manfaat. Semoga perpustakaan keluarga menjadi program yang diwujudkan Kabupaten Lamongan tahun depan dan bisa dilombakan,” ujarnya.
Sementara itu, Pegiat literasi keluarga Shahnaz Haque menyebutkan ada 3 cara yang dapat membuat anak-anak suka membaca yaitu pertama anak-anak harus kuat dalam mencatat. “Anak-anak harus kuat dicatatan dulu, jadi selesai baca suruh dia mencatat kembali apa yang dia dapat dari bacaan, karena itu adalah Merdeka belajar. Merdeka belajar, anda pada saat membacakan buku, anda tidak boleh bilang begini pesan moralnya apa nak? Karena dengan begitu anda sedang menyeragamkan dia lagi sementara Merdeka belajar adalah suka-suka dia dapat apa.” tegasnya.
Kedua, menggunakan rumus 21-90 bolong dua tanpa henti untuk anak belum menyukai membaca. “Kalau kita melakukan sesuatu, belum bisa main musik, belum bisa nyanyi, gak usah takut, lakukan selama 21 hari gak boleh berhenti karena 21 hari yang gak bisa jadi bisa, kemudian setelah 21 hari lanjutkan menjadi 90 hari. 90 hari adalah yang sudah bisa menjadi ada kebiasaan, maka kalua ada yang ditinggal ada rasa kehilangan.” tegasnya.
Shahnaz Haque menilai dalam keluarga, keteladanan orang tua sangat dibutuhkan dalam membangun kebiasaan membaca pada anak. Orang tua harus dekat dengan buku agar anak dapat mencontoh. Orang tua juga perlu mendampingi anak saat anak membaca buku. Buku menjadi jembatan bagi orangtua dan anak berkomunikasi dalam keluarga.
“Dikeluarga jangan menyuruh anak membaca buku, orangtua harus memberi teladan untuk membaca buku. Mana mungkin buah hati kita suka membaca kalau bunda dan ayahnya lebih suka pegang gadget daripada pegang buku, jadi teladan lebih nampol daripada menyuruh” tuturnya.
Selain itu, Shahnaz Haque menerangkan untuk menggiatkan literasi pada anak harus mengenali karakter dan gaya belajar anak terlebih dahulu. Ada 3 gaya belajar yaitu pertama, gaya belajar visual yaitu belajar dengan melihat dan mencermati. Kedua, gaya belajar auditori, yakni belajar dengan mendengar dan menyimak secara intensif. Dan ketiga, gaya belajar kinestetik yakni belajar dengan menyentuh dan melakukan.
“Jadi kalau ingin menggiatkan literasi jangan disingkat dengan 1 resep untuk semua gaya belajar anak karena itu tidak bisa” terangnya.
Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai Upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. – Shahnaz Haque.