segala aspek sarana dan prasana disiapkan sebagai tuan rumah puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang akan dilaksanakan di Kabupaten Lamongan, Koordinasi dan Monitoring terus dilaksanakan agar nantinya kegiatan berjalan dengan lancar. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tanggal 15-16 Mei 2023 bertempat di Desa Blawi Kecamatan karangbinangun dan Beberapa Desa yang berada di sepanjang Sungai bengawan solo dengan tema "Tingkatkan Ketangguhan Desa Kurangi Resiko Bencana". Kegiatan tersebut rencananya akan dihadiri Pejabat Kementrian/Lembaga ,Anggota DPR RI, Kepala BNPB, Forkompimda Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lamongan, dan Tamu undangan lainnya.
dikutip dari Website Resmi BNPB "Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto, S.Sos., M.M. menekankan kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas. Menurutnya, ini merupakan komponen utama dalam upaya pengurangan risiko bencana di masa depan.
Suharyanto mengajak semua pihak, baik masyarakat, perangkat desa, segenap komponen pentaheliks di berbagai wilayah administrasi untuk melakukan simulasi kesiapsiagaan.
“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk melibatkan sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat, perangkat desa, segenap komponen pentaheliks mulai dari komunitas, kabupaten, kota, provinsi hingga di tingkat nasional, supaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana bisa menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Suharyanto menyampaikan, khusus untuk edukasi dan simulasi kesiapsiagaan, semua pihak harus paham bahwa edukasi, sosialisasi, pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan bukanlah pelajaran sekali dalam hidup, tetapi pembelajaran dan upaya seumur hidup.
"Untuk itu kita harus memastikan bahwa kegiatan-kegiatan ini harus dilakukan setiap tahun! Karena dengan berlatih, kita akan lebih siap, dengan lebih siap kita akan mampu mengurangi risiko bencana," pesannya.
'Apapun jenisnya, bencana adalah kejadian yang berulang, sekali dia pernah terjadi di masa lalu, pasti dia akan terjadi lagi di masa depan," tegas Suharyanto.
Selain itu, Kepala BNPB juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan peringatan HKB yang masih dalam suasana lebaran ini untuk memperkuat lagi silaturahmi lintas pihak, memperkuat kembali jejaring komunikasi, meningkatkan lagi semangat gotong royong.
“Kita jalin lebih rapat kebersamaan dalam menyusun gerak langkah menuju resiliensi bangsa menghadapi bencana,” tambahnya.
Semangat peringatan HKB perlu keterlibatan dan partisipasi semua pihak. Di sisi lain, upaya penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan secara sentralistik. BNPB mencatat kejadian bencana dari 10 hingga 20 kejadian setiap hari dalam lima tahun terakhir, mengharuskan kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas.
BNPB mengangkat tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana” pada peringatan HKB tahun ini.
Sementara itu, HKB adalah momentum penting setiap tanggal 26 April, yang diambil dari tanggal ditetapkannya Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, sebagai salah satu tonggak sejarah penting dalam penanggulangan bencana di Indonesia yang lebih baik".
Hari Ini | 0 |
Kemarin | 0 |
Minggu Ini | 0 |
Minggu Lalu | 0 |
Bulan Ini | 0 |
Bulan Lalu | 0 |
Tahun Ini | 0 |
Semua | 0 |