Selasa malam (27/9), Bakesbangpol kembali mengadakan sarasehan. Kali ini, tema yang diambil adalah Ngopi Untuk Kebangsaan, yang sendirinya merupakan singkatan dari Ngobrol Pintar Untuk Kemajuan
Pembangunan dan Kemanusiaan. Dalam kegiatan ini, hadir peserta dari perwakilan LSM/ormas di Kabupaten Lamongan.Dalam sambutannya, Kepala Bakesbangpol Lamongan, Dianto Hari Wibowo, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk berdiskusi bersama. Harapannya, setelah kegiatan ini, LSM/ormas yang ada dapat
membawa pengaruh atau mengadakan kegiatan yang positif guna menghapus stigma buruk LSM/ormas di masyarakat.
Kegiatan ini merupakan salah satu langkah guna menyelaraskan persepsi antara LSM/ormas dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan sehingga tercipta sinergi di antara keduanya. Selain itu, kegiatan
ini juga bisa menjadi momen bagi para LSM/ormas untuk menyampaikan keluhan mereka atau masyarakat untuk nantinya dibahas dan dicarikan solusi bersama.
Dalam rangka menyemarakkan World Tourism Day, Pemerintah Kabupaten Lamongan mengadakan Lamongan Street Fashion di Jalan Basuki Rahmad pada Minggu (25/9). Event ini bertujuan untuk menyukseskan
program Gramasita (Program Membangun Pariwisata) selaku program unggulan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, untuk memperkenalkan pariwisata Lamongan ke seluruh dunia.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan, Siti Rubikah, menguturkan bahwa sektor pariwisata Lamongan mengalami kenaikan yang signifikan, dengan 2.310.203 wisatawan berwisata
ke Lamongan per Agustus 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan jumlah wisatawan tahun 2021 yang hanya 1.600.160 orang‘’Kabupaten Lamongan dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, dengan potensi yang luar biasa. Sehingga, momen ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan destinasi wisata dan potensi
lain yang dimiliki Lamongan,’’ tutur Bupati Yes.Menurut Bupati Yes, suksesnya penyelenggaraan Lamongan Street Fashion bisa menjadikan penyelenggaraan kegiatan serupa. Salah satunya adalah Minggu Ceria yang bisa digunakan oleh kelompok kreatif
di Lamongan.Kegiatan Street Fashion ini diikuti oleh 182 peserta yang terdiri atas model, komunitas, pelajar, finalis Yak Yuk Lamongan, kaum disabilitas, perwakilan dari OPD di Kabupaten Lamongan, serta
ada yang dari luar Lamongan.
Tim Survei
Bakesbangpol pada Selasa (20/9) berkunjung ke Kantor Sekretariat DPC LBH
Pembela Tanah Air (PETA) Lamongan yang berlokasi di RT 001 RW 002 Desa
Drujugurit Kecamatan Ngimbang. LBH PETA memiliki visi mendampingi masyarakat Indonesia
menuju cita-cita hukum Pancasila, sementara misinya adalah untuk mengadvokasi
dan memberi bantuan hukum kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia.Dalam sambutannya,
Sudarminto selaku bendahara mengatakan bahwa LBH PETA bersifat mandiri,
terbuka, independen, bertanggung jawab, dan berorientasi pada pelayanan hukum
terhadap masyarakat sesuai dengan misi lembaga. LBH PETA juga bertujuan untuk
mencerdaskan dan membantu masyarakat Indonesia di bidang hukum, sehingga
masyarakat dapat mendapatkan keadilan dan terlindungi.Moh.
Suhadi CU selaku Kabid Ormas dan Poldagri Bakesbangpol Lamongan berharap agar LBH
PETA Lamongan dapat menjalankan tupoksi dan menjaga marwahnya dengan baik,
serta meminta agar pengurus LBH PETA Lamongan melaporkan kegiatan mereka agar
Bakesbangpol bisa melaporkan kepada Bupati. Harapannya, terdapat simbiosis
mutualisme dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan sehingga LBH PETA Lamongan dapat
mencapai visinya untuk mendampingi dan melindungi masyarakat di bidang hukum.
Yak Yuk Lamongan
merupakan acara tahunan yang diperuntukkan bagi para pemuda dan pemudi Lamongan
yang nantinya akan terpilih menjadi Duta Wisata Lamongan. Nantinya, duta
tersebut akan menjadi duta yang mempromosikan sektor pariwisata di Lamongan
sekaligus sebagai representasi generasi muda di sektor wisata.Untuk menjadi Yak
Yuk, para finalis dituntut untuk memiliki berbagai keahlian. Untuk itu, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan memberikan berbagai latihan
keterampilan selama masa pembekalan, termasuk di antaranya pembekalan mengenai
wawasan kebangsaan. Bakesbangpol pun diundang untuk memberikan materi wawasan
kebangsaan kepada para finalis. Dalam kegiatan pembekalan yang diadakan pada
Senin (19/9) di Aula Disparbud tersebut, 15 pasang finalis memperhatikan dengan
seksama materi wawasan kebangsaan dan bela negara yang disampaikan oleh Kaban
dan Sekban Kesbangpol.Antusiasme para
finalis semakin terlihat ketika sesi tanya jawab. Kebanyakan pertanyaan yang
ditanyakan berkutat pada bela negara, Pancasila, dan kaitannya dengan duta
wisata. Pada dasarnya, bela negara tidak harus selalu berkaitan dengan militer,
tetapi juga hal-hal kecil yang juga tidak disadari termasuk ke dalam bela negara,
seperti mendukung tim nasional ketika bertanding. Dalam kaitannya dengan peran
sebagai duta wisata, dengan memperkenalkan budaya dan wisata daerah, khususnya
Lamongan, sudah merupakan bentuk kebanggaan terhadap daerah, bangsa, dan
negara. Karenanya termasuk ke dalam bela negara.
Kaban Kesbangpol,
Dianto, juga menitipkan pesan kepada para finalis agar tidak melihat pemilihan
duta wisata ini sebagai persaingan, yang akan mengikis nilai-nilai Pancasila.
Namun, lebih baik agar dilihat sebagai perlombaan, agar dapat bersikap sportif dan
saling menghormati. Selain itu, menjadi duta pariwisata berarti siap menerima
tanggung jawab akan tugasnya dan siap berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Kamis (15/9), Tim
Survei Bakesbangpol melakukan kunjungan ke Sekretariat DPC Cendikiawan Anak
Pahlawan (CAPA) di Desa Jatidrojog
Kecamatan Kedungpring. CAPA merupakan organisasi eksklusif yang beranggotakan
putra putri anggota tri matra TNI. Menurut penuturan
Didik Purwanto (Ketua DPC CAPA Lamongan), organisasinya bergerak di bidang
peningkatan kesejahteraan rakyat dan mengadakan kegiatan bakti sosial. CAPA
Lamongan baru berdiri tiga bulan yang lalu dan telah mengikuti Rakernas di
Jakarta. Pihaknya juga memohon bimbingan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan
agar bisa mengarahkan organisasi CAPA menjadi lebih baik.
Moh. Suhadi CU selaku Kabid Ormas dan Poldagri Bakesbangpol
Lamongan berharap agar CAPA Lamongan dapat menjalankan tupoksi dan menjaga
marwahnya dengan baik, serta terlibat dalam kegiatan positif guna menghapus
kesan negatif ormas di masyarakat. Selain itu, Suhadi meminta agar pengurus
CAPA melaporkan kegiatan mereka agar Bakesbangpol bisa melaporkan kepada
Pemerintah Kabupaten Lamongan. Harapannya, kerja sama yang terjalin
antara pemerintah dan CAPA dapat menjadikan Kabupaten Lamongan semakin maju.
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Seiring dengan tantangan yang muncul, perlu bagi generasi muda untuk dibekali dengan pengetahuan mengenai bagaimana menghadapi tantangan tersebut.
Atas dasar ini, Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) mengundang Bakesbangpol untuk memberikan materi dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan kepada mahasiswa baru INSUD pada Senin (12/9).Sekretaris Bakesbangpol, Sudarmadi, didapuk untuk memberikan materi. Dalam penyampaiannya, Sudarmadi mengingatkan mahasiswa bahwa bangsa ini merdeka setelah melalui proses yang panjang dan
menjadi kewajiban kepada generasi penerus untuk menjaganya dari tantangan. Tantangan yang dihadapi pada masa kini bukan lagi bersifat militer, tetapi non-militer. Beberapa tantangan tersebut adalah radikalisme, narkoba, dan
korupsi.Radikalisme menjadi tantangan karena sifatnya yang mengancam persatuan dan kesatuan, transnasional, dan sangat skriptural. Narkoba di sisi lain, mengancam generasi muda melalui godaan, yang
kemudian dilanjutkan dengan coba-coba dan akhirnya kecanduan. Dalam materi ini juga dijelaskan bahwa korupsi tidak hanya berupa uang saja, tetapi juga ide, waktu, maupun kesempatan.Sebelum menutup materi, Sudarmadi berpesan kepada mahasiswa agar menjaga diri dari ketiga tantangan tersebut. Harapannya, mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa agar memiliki rasa ikut
memiliki negara, sehingga dapat berkontribusi sebaik mungkin demi kemajuan bangsa dan negara.